7 Pertanyaan yang Sering Dilontarkan Murid Sesaat Sebelum Ulangan





Hal apa yang paling menakutkan ketika belajar di kelas?

Salah satunya pasti ulangan. Sebenarnya ulangan sih tidak menakutkan kalau kamu sudah menguasai pelajaran dengan baik. Tetapi mayoritas murid pasti masih bergidik ngeri kalau mendengar kata ulangan. Apalagi kalau gurumu selalu membuat soal-soal yang susah setiap kali ulangan.

Percaya atau tidak, dari tahun ke tahun biasanya murid-murid pasti memiliki pertanyaan yang sama sesaat sebelum ulangan. Coba ingat-ingat siapa yang sering mengucapkan 7 pertanyaan ini di kelas, temanmu atau malah kamu sendiri?

7 Hal yang Harus Diingat Kembali Saat Ingin Menyerah






“Mungkin gue memang gak ditakdirkan untuk memenangkan ini.”

Kalimat pesimis tersebut mungkin sering kita dengar. Atau malah kita sendiri yang pernah mengucapkannya. Rasa penat dan lelah ketika berjuang itu wajar. Namun jangan perasaan-perasaan tersebut membuat kita mudah menyerah. Hendaknya kita tidak membuat keputusan secara tiba-tiba sewaktu kondisi kita sedang tidak stabil. Agar keputusan sesaat tersebut tidak membuat kita menyesal di kemudian hari.

Mengucapkan kata menyerah itu sangat mudah. Tetapi sebaiknya kita mengingat-ingat kembali 7 hal ini saat kita ingin menyerah :

Tetaplah Setia Menyirami Bibit-Bibit Bunga Itu






Ada satu kisah yang tidak pernah bisa kulupakan dari acara perpisahan SMU-ku di tahun 2009. Saat itu aku dan teman-teman sekamarku sempat bersenda gurau tentang acara malam perpisahan. Kami berkelakar bahwa kami tidak akan menangis tersedu-sedu seperti murid-murid angkatan sebelumnya.

Malam perpisahan pun tiba. Aku masih jemawa menyalami bapak ibu guruku. Satu per satu kusalami, ada beberapa yang mencium pipi kiri dan kananku. Sampai pada akhirnya di ujung barisan, ada guru bahasa Indonesiaku yang bergegas menyambut jabat tanganku. Bapak guruku itu menyalamiku seraya berkata, “Mel, kamu itu harapan semua orang.”

Usai bersalaman dengan beliau dan mengucapkan terima kasih kepadanya, aku mulai menangis. Tidak menangis terisak-isak, melainkan mulai merasa terharu karena kalimat bapak guruku itu. Ketika sekarang aku merenungkan semua hal yang sudah kulalui selama ini, aku sadar bahwa Sang Maha Kasih membimbingku melalui perantaraan orang-orang yang kukasihi. Dia bahkan mengirimkan kalian untuk mendampingi hari-hariku sampai detik ini.