Review Film Suzzanna Bernapas dalam Kubur



Hal apa yang langsung terbayang ketika mendengar kata “Suzzanna”?
Yes, aktris tahun 80-an yang sangat populer karena kerap berakting di film horor. Masih banyak yang ngeri menyaksikan film-film lawas Suzzanna walaupun memang sentuhan horornya masih sangat sederhana. Saya selalu excited kalau menyaksikan film-film Suzzana di televisi. Diputar berulang-ulang pun tidak bosan. Meskipun banyak sekali adegan yang dipotong. Terutama scne yang sadis dan bergelimang darah.

Mendengar launching film Suzzanna Bernapas dalam Kubur pasti bikin penasaran banget. Apalagi pemeran utamanya Luna Maya. Penasaran ingin lihat transformasi Luna Maya memerankan sosok Suzzanna. Keseriusan penggarapan film ini ditunjukkan oleh tim makeup artist dari Rusia. Butuh 200 foto Alm. Suzzanna untuk menghasilkan cetak wajah protestik dengan tingkat kemiripan sangat tinggi. Jadi, bagaimana tentang kualitas film yang dihasilkan?

Makeup OK tapi bibir atasnya gak gerak, Cuy.

Hasil makeup prostetik yang digunakan Luna Maya memang OK, boleh dibilang 80% menyerupai wajah Suzzanna. Walaupun kadang kala ada sedikit sisi wajah yang masih memperlihatkan Luna Maya yang asli. Namun, secara keseluruhan makeup-nya berhasil menginterpretasikan keunikan wajah Suzzanna yang punya sedikit ciri khas ras Kaukasia. Karakter wajah Luna Maya yang juga blasteran turut mendukung keberhasilan makeup-nya.
Ada sedikit hal yang patut disayangkan nih dari makeup prostetik tersebut. Bibir atas Luna Maya terlihat kaku dan tidak bergerak ketika adegan tersenyum dan berbicara. Sebenarnya bibir atas yang kaku itu gak terlalu jadi masalah untuk adegan-adegan sundel bolong. Namun, wajah Luna Maya jadi kelihatan kurang ekspresif pada adegan-adegan awal sebelum dirinya terbunuh. Padahal, salah satu ekspresi Alm. Suzzanna yang paling menarik adalah senyum centilnya. Kita jadi gak bisa lihat senyum centil itu karena bentuk bibir atas Luna Maya yang agak kaku.

Di samping itu, beberapa adegan yang sudut pengambilan gambarnya dari bawah malah memperlihatkan lapisan makeup yang sangat jelas pada bagian hidung. Hasilnya, hidung Luna Maya jadi kelihatan bertumpuk saat kamera menyorotnya dari bawah. Bagian adegan ini mungkin tidak terlalu jelas kalau penonton tidak memperhatikannya secara detail.

Gestur yang sangat mirip Alm. Suzzanna.  

Luna Maya berhak menyandang predikat sukses memerankan tokoh Suzzanna. Karena gestur, mimik wajah, intonasi suara, dan gerak-geriknya sangat menyerupai Alm. Suzzana. Kadang-kadang sih memang terdengar suara asli Luna Maya yang terkesan agak datar. Namun secara keseluruhan Luna Maya berhasil mengajak kita bernostalgia dengan kengerian yang ditampilkan Alm. Suzzanna di berbagai film horornya. Oh, iya. Adegan ketawa sundel bolong yang cekikikan juga sukses diperankan dengan baik oleh Luna Maya. Pas denger ketawanya berasa ngeri deh.

Alur cerita sederhana, menarik, dan cukup logis.

Alur cerita film Suzzanna Bernapas dalam Kubur memang sederhana, seperti halnya ciri khas film-film horor tahun 80-an. Narasinya pun dibuat menyerupai film-film jadul yang terkesan kaku. Di situlah letak nostalgianya. Alur filmnya dikemas secara menarik sehingga setiap adegannya tak bisa dilewatkan begitu saja. Penjelasan tentang sundel bolong dan cara memusnahkannya dituturkan dengan cara yang logis dan tidak berlebihan.
Kalau dulu film horor selalu berakhir dengan kemunculan Pak Uztad sebagai sosok “jagoan”, tidak demikian halnya dengan film Suzzanna Bernapas dalam kubur. Kita gak akan ketemu dengan Pak Uztad yang jadi solusi untuk kemunculan Sundel Bolong. Ada hal lain yang ditawarkan pada ending cerita. Sehingga kita akan terhanyut oleh suasana romantis yang dibangun Suzzanna dan suaminya, Satria (Herjunot Ali).

Sudut pengambilan gambarnya cukup istimewa.

Pengambilan gambar dalam film Suzzanna Bernapas dalam Kubur banyak menyorot halaman depan rumah Suzzanna dan Satria. Namun, ada beberapa sudut pengambilan gambar yang terasa istimewa. Saya masih inget banget dengan adegan Umar (Teukur Rifnu Wikana) menekan tangan Suzzanna dengan cangkul ketika akan menguburnya. Saat itu Suzzanna masih hidup dan berusaha mengulurkan tangannya ke atas. Namun, Umar dan ketiga kawannya sepakat mengubur Suzzanna hidup-hidup.
Secara harfiah, judul “Bernapas dalam Kubur” itu memang tepat banget. Karena napas Suzzanna memang masih terlihat jelas ketika Umar, Dudun (Alex Abbad), Jonal (Verdi Solaiman), dan Gino (Kiki Narendra) mulai menguburnya. Angle istimewa lainnya terlihat saat adegan Dudun terbunuh. Kamera berputar 360 derajat menampilkan sundel bolong yang bergegas meninggalkan jasad Dudun di sekitar mesin pabrik. Sungguh ngeri.

Minim jump scare tetapi tetap horor.

Kalau didefinisikan secara awam, jump scare itu artinya ngagetin. Iya, adegan ngagetin yang sering jadi senjata film-film horor. Misalnya, hantu muncul ketika salah satu pemeran baru buka mata. Nah, film Suzzanna Bernapas dalam Kubur ini minim jump scare. Gak banyak adegan ngaget-ngagetin yang bikin penonton jantungan. Salah satu adegan jump scare paling memorable buat saya adalah kemunculan sosok Sundel Bolong saat Dudun buka mata. Sundel bolongnya tiba-tiba nongol di depan muka Dudun dengan mulut berdarah-darah dan mata melotot. Ok, ini serem dan ngagetin sih.
Alih-alih mengandalkan jump scare, film Suzzanna ini malah banyak menampilkan adegan-adegan sadis. Kemunculan darah yang menetes atau mengalir diinterpretasikan dengan detail audio yang sangat jelas. Kita akan melihat darah di mana-mana selama lebih dari setengah durasi film. Buat orang-orang yang hobi dengan film bergenre gore, Suzzanna Bernapas dalam Kubur bakal jadi tontonan yang cukup menyenangkan. Puas-puasin deh nonton di bioskop beberapa kali. Karena film ini pasti kena banyak sensor saat nanti sudah ditayangkan di TV.

Trio kocak: Rojali, Mia, Tohir.

Perpaduan drama romantis dan horor dalam film Suzzanna Bernapas dalam Kubur disempurnakan oleh unsur komedi dengan porsi yang pas. Trio asisten rumah tangga Rojali (Opie Kumis), Mia (Asri Welas), dan Tohir (Ence Bagus) sukses mengocok perut penonton di tengah sensasi ngeri Suzzanna. Buat saya pribadi, ada dua adegan trio kocak yang paling berkesan, yaitu “kain kafan orang mati” dan “pamit pulang”.
Waktu itu seisi bioskop tertawa ngakak setiap melihat adegan-adegan jenaka yang disuguhkan trio kocak tersebut. Kekuatan karakter ketiga asisten rumah tangga tersebut membuat film Suzzanna semakin berwarna. Seakan mengingatkan kita pada karakter serupa yang kerap diperankan Bokir, Dorman Dorisman, dan Mpok Siti dalam film-film Alm. Suzzanna.

Secara keseluruhan, film Suzzanna Bernapas dalam Kubur sangat layak ditonton oleh para pencinta film horor dan penggemar Alm. Suzzanna. Ada beberapa adegan iconic yang pasti mengingatkan kita kepada sang ratu horor, misalnya adegan main ayunan, memainkan piano, dan melepas kepergian Satria ke luar negeri. Tata musik yang apik juga turut menyempurnakan emosi dalam setiap adegan yang ditampilkan. Salah satu quotes romantis ala jadul yang nempel terus setelah menonton film Suzzanna Bernapas dalam Kubur ialah:
“Apa jadinya aku tanpa kamu?”



8 comments

  1. waduuuh.. nice review mbak. Tapi dari awal denger ini mau reborn, aku tak berniat untuk nonton, apa dipertimbangin ya hehehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini konsepnya gak reborn kok, Mbak. Cuma mengangkat tokoh bernama Suzzanna yang emang karakternya kuat banget. Tapi ceritanya orisinal kok. Patut dipertimbangin nih sebelum turun dari bioskop :)

      Delete
  2. Keren kak reviewnya, detail bgt sampe merhatiin k ekspresi bibir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, Mbak.
      Filmnya keren, jadi bikin excited banget :D

      Delete
  3. ini reviewnya bikin saya jdi pengen nonton tp di kota saya ga ada bioskop,

    kalau nostalgia di film horror tahun 80-an or yang dibintangi Suzanna, ceritanya seolah horror-thriller. Karena ada darah disana.

    coba deh saya tebak endingnya, saat Suzanna balas dendam dan membunuh semua antagonis, maka dia pun menjadi arwah yg tenang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Kak. Suzzanna yang ini juga versi horror-thriller. Endingnya juga mirip-mirip yang Kakak tebak, tapi ada sentuhan lain. Mungkin bisa ditonton di kota terdekat dari tempat tinggal Kakak kalo senggang dan minat :)

      Delete
  4. Emmm, horor Indonesia paling ngeri ya filmnya susana. Apa ya, klo aku pikir, orangnya tanpa pake makeup aja udah serem, hehehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Kak. Aura horornya udah dapet banget ya walaupun tanpa makeup. The best deh :D

      Delete