Review Film Akhir Kisah Cinta Si Doel


Saat saya membaca kalimat “Terima kasih untuk 27 tahun yang penuh kehangatan. Kami mohon pamit.” pada trailer film Akhir Kisah Cinta Si Doel, saya merasa cukup sedih. Baru saya sadari kalau kisah si Doel menemani saya seumur hidup, sampai setua ini, dari kecil hingga bangkotan. Memang terdengar lebai sih kalau sampai sentimental karena sebuah drama. Namun, saya yakin kalau banyak penonton yang mempunyai perasaan serupa dengan saya.
Nah, makanya saya jadi tak sabar ingin segera membuat review film Akhir Kisah Cinta Si Doel, langsung sepulang dari bioskop. Tanpa ditunda-tunda lagi, supaya masih segar di ingatan. Tentu saja ulasan ini murni berdasarkan sudut pandang saya yang sudah mengikuti si Doel dari sinetron season satu sampai filmnya selesai.

Angle Kamera yang Masih Ciamik

Sama seperti dua filmnya terdahulu, Akhir Kisah Cinta Si Doel digarap dengan angle kamera yang sempurna. Momen-momen dramatis direkam dengan beberapa angle berbeda. Salah satu adegan yang paling saya suka yaitu ketika Dul kecil datang untuk menginap di rumah Doel. Kamera diposisikan pada bagian dalam oplet agar fokus mengambil gambar Dul kecil yang turun dari mobil. Meskipun film ini cukup sempurna dari segi angle, tetap saja bagian jalan cerita jadi fokus utama yang menuntut penyelesaian terbaik (terutama menurut sudut pandang penonton).

Sepucuk Surat untuk Ibuku (Juga)


Good morning, Bu.
Aku mengawali surat ini dengan ucapan selamat pagi, persis seperti yang Ibu lakukan hampir setiap hari, menyapaku melalui chat. Tak jarang pula aku terbangun dan tak jadi kesiangan karena sapaan pagi dari Ibu. Terima kasih ya, Bu. Sapaan itu terasa hangat sekali saat aku bahkan tidak tahu harus memulai hari dengan cara seperti apa, tidak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa. Ucapan sesederhana itu membuat hari-hariku lebih menyenangkan.

Ibu masih ingat waktu kita bertemu untuk pertama kalinya?
Kala itu, Ibu muncul dan berdiri di depan jendela kelasku. Ibu tersenyum manis, agak terburu-buru hendak mencocokkan lembar absensi. Senyum Ibu di bulan Juli tahun 2002 itu sama persis dengan senyum-senyum yang aku lihat beberapa tahun terakhir ini. Aku bahkan tidak pernah percaya kalau tahun demi tahun membuat usia Ibu bertambah, tanpa keriput, tanpa uban. Ibu senantiasa cantik dan sehat seperti waktu kita pertama kali bertemu.

20 Quotes tentang Uang


Uang bisa membeli kenyamanan materi,
namun uang tak bisa membeli kenyamanan dalam hati.

Memang uang bukan segalanya,
tapi segalanya butuh uang.                 
Pilih jadi orang kaya atau orang miskin?

Sekecil apa pun uangnya akan cukup bila digunakan untuk hidup.
Tapi sebanyak apa pun uangnya
tak akan pernah cukup jika hanya untuk memenuhi gaya hidup.

Kebahagiaan memang tidak bisa dibeli dengan uang
tapi kalau gak ada uang, ya mana bisa aku bahagia.

Uang itu tidak mengubah seseorang tetapi menunjukkan watak aslinya.
Kalau tak percaya, cobalah berurusan uang dengan siapa pun
untuk mengetahui watak aslinya.

Ini Saatnya Memberi Makan Ego


Orang bilang memperhatikan diri sendiri itu egois. Sayangnya, justru banyak orang terlalu memperhatikan orang lain hingga cenderung mengabaikan diri sendiri. Mengasihi diri sendiri bukanlah bentuk keegoisan sebab memberi makan ego juga penting untuk kebahagiaan diri sendiri. Tak ada yang bisa membahagiakanmu selain dirimu sendiri.

  • Sikap ramah acap kali berakibat buruk bagi diri sendiri. Bagimu, ramah mungkin adalah suatu hal lumrah. Namun, orang lain bisa menganggapnya sebagai upaya merayu atau memanfaatkannya untuk meminta bantuan. Hingga pada akhirnya yang susah adalah dirimu sendiri. Mulut yang diam tak akan pernah menimbulkan masalah. Sedangkan mulut yang terbuka justru sering menyebabkan masalah. Perbanyaklah diam. Gunakan waktu dan pikiranmu untuk mengenali diri sendiri.