Ini Saatnya Memberi Makan Ego


Orang bilang memperhatikan diri sendiri itu egois. Sayangnya, justru banyak orang terlalu memperhatikan orang lain hingga cenderung mengabaikan diri sendiri. Mengasihi diri sendiri bukanlah bentuk keegoisan sebab memberi makan ego juga penting untuk kebahagiaan diri sendiri. Tak ada yang bisa membahagiakanmu selain dirimu sendiri.

  • Sikap ramah acap kali berakibat buruk bagi diri sendiri. Bagimu, ramah mungkin adalah suatu hal lumrah. Namun, orang lain bisa menganggapnya sebagai upaya merayu atau memanfaatkannya untuk meminta bantuan. Hingga pada akhirnya yang susah adalah dirimu sendiri. Mulut yang diam tak akan pernah menimbulkan masalah. Sedangkan mulut yang terbuka justru sering menyebabkan masalah. Perbanyaklah diam. Gunakan waktu dan pikiranmu untuk mengenali diri sendiri.
  • Jadilah orang yang tak acuh dalam hal membalas chat. Orang lain saja bisa membalas chat-mu selang berjam-jam atau berhari-hari sesuka hati. Lantas siapa yang mewajibkanmu untuk membalas chat secepat kilat? Membuat orang lain menunggu lebih lama bukanlah suatu kesalahan. Terutama bila orang tersebut hanya mencarimu ketika butuh.
  • Jangan sungkan menolak permintaan tolong dari orang lain. Kamu bukan superhero yang wajib siaga setiap saat. Kamu tentu punya kesibukan pribadi yang tak kalah penting. Jadi, tak perlu mengutamakan orang lain yang kamu kasihi dalam segala hal. Bukankah hampir semua orang hanya datang saat butuh dan pergi ketika kamu tak bisa memenuhi ekspektasinya?
  • Berusaha selalu ada bagi orang lain sering kali berujung sia-sia. Kamu mungkin merasa mereka penting bagimu, tetapi belum tentu anggapan yang sama ada di benak mereka. Kesendirian senantiasa terasa lebih baik daripada dihujam kecewa akibat ekspektasi berlebihan.
  • Luangkan banyak waktu untuk diri sendiri. Bergaul dengan banyak orang memang melelahkan. Apalagi kalau kamu selalu jadi pihak yang harus memahami keinginan orang lain. Berilah waktu bagi diri sendiri untuk menikmati kesendirian dan melakukan beragam hal menyenangkan.
  • Bekerjalah semaksimal mungkin demi diri sendiri. Jangan menjunjung tinggi solidaritas. Solidaritas itu tai kucing. Ketika tiba waktunya berhadapan dengan situasi untung dan rugi, orang lain akan meninggalkanmu demi keselamatan dirinya sendiri. Jadi, kamu bebas bekerja secara egois asalkan tidak merugikan siapa pun. Kepentingan pribadi kerap membuat orang lain kejam dan lari dari solidaritas.
  • Pertahankanlah orang-orang terdekat yang meluangkan waktu untuk menyapamu di sela-sela kesibukannya. Banyak orang hanya datang kalau ada maunya. Namun, orang-orang yang menjaga silaturahmi denganmu adalah support system terbaik yang kamu miliki. Barangkali kamu tidak tega membagi semua keluh kesahmu dengannya, tetapi keberadaannya sudah cukup membuat suasana hati terasa lebih hangat.
  • Peduli kepada orang lain di tempat umum tidak selalu berujung baik. Pelaku tindak kriminal pasti memanfaatkan kelengahanmu sebagai momen untuk memperlancar aksinya. Jadi, sayangi dirimu sendiri. Fokus dan perhatian harus tertuju pada diri sendiri dan barang bawaan. Tak usah berusaha jadi pahlawan kalau akhirnya diri sendiri malah kecopetan.
  • Rahasiakan masalah dan rencana-rencana pribadimu dari orang lain. Sebagian orang hanya ingin tahu, sebagian kecil lainnya sih kadang-kadang memang peduli. Namun, orang-orang yang kamu anggap sandaran bisa saja meninggalkanmu secepat kedipan mata. Lalu kamu merasa duniamu runtuh karena kehilangan tempat berbagi. Bukankah pada akhirnya menyimpan cerita bagi diri sendiri menjadi keputusan terbaik?

Memberi makan ego berarti membiarkan diri sendiri bertumbuh maksimal sekaligus mengurangi ekspektasi terhadap orang lain. Dunia yang penuh kekecewaan ini tak boleh menyakitimu terus-menerus hingga menimbulkan luka yang tak pernah sembuh.


No comments