7 Tips Merawat Lansia yang Terjangkit Virus Corona


Wabah Covid-19 atau virus corona yang merebak sejak awal tahun 2020 memang sangat meresahkan. Kemunculannya pada awal Maret di tanah air tentu bikin kita semua jadi ketar-ketir. Maklum saja, virus corona masih terbilang asing dan belum diteliti lebih lanjut oleh para ahli sains. Sehingga vaksin untuk virus corona belum benar-benar ditemukan dan diproduksi dalam jumlah banyak.
Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi kesehatan orang tua kita di rumah. Orang tua terbilang rentan terjangkit virus corona karena antibodinya cenderung rendah dan sistem kekebalan tubuhnya menurun akibat penyakit lain. Namun, jangan langsung panik ketika orang tua kita yang sudah lansia terbukti terjangkit virus corona. Lakukan tujuh tips berikut ini saat merawatnya agar orang tua kita kembali sehat seperti sedia kala:

Aku Pamit


Aku pamit, ya.
Satu tahun belakangan ini aku berusaha meyakinkan diriku bahwa tidak terjadi perubahan apa-apa, tetapi nyatanya aku tak bisa meyakini hal itu.
Aku pamit bukan karena ingin pergi begitu saja menyisakan luka.
Hanya saja genggaman tangan kita kian merenggang sehingga aku patut menyiapkan diri untuk segala kemungkinan terburuk.
Terima kasih sudah memberi banyak cinta dan pengalaman indah.
Terima kasih untuk beberapa tahun yang sangat menyenangkan. 
Terima kasih telah menjadi sumber inspirasi.
Terima kasih karena telah banyak memaklumiku selama ini.
Masa-masa kebersamaan kita akan senantiasa mengisi tempat istimewa di hatiku.

Jangan Kecewa


Jangan kecewa.
Bukankah dari kecil kita diajarkan untuk berbuat baik, bukan mengharapkan kebaikan dari orang lain.

Jangan kecewa.
Hidup kita ditentukan oleh takdir.
Jadi, wajar saja kalau rencana atau harapan kita kerap tak sesuai dengan takdir.

Jangan kecewa.
Bukan orang lain yang menyakiti kita,
melainkan ekspektasi kita sendiri yang menyakiti kita.

Inilah Beberapa Rumah Sakit Terdekat yang Menjadi Rujukan Penanganan Covid-19 di Kota Solo



Penyakit Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang disebabkan oleh infeksi virus corona hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Hal ini terjadi lantaran Covid-19 sangat mudah menular dari satu orang ke orang yang lain. Tak hanya itu saja, penanganan penyakit ini pun tidak sama dengan penyakit akibat virus lainnya, seperti SARS dan MERS. Itulah sebabnya pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menentukan rumah sakit terdekat sebagai lokasi rujukan penanganan wabah Covid-19 di berbagai daerah di tanah air.

Virus Covid-19 yang awalnya disebut SARS-CoV-2 ini pertama kali muncul di kota Wuhan, China. Penyebab kemunculan virus tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berasal dari hewan yang kemudian ditularkan kepada manusia. Belakangan, terungkap bahwa Covid-19 dapat menular antar manusia melalui percikan atau tetesan cairan dari tubuh orang yang telah terjangkit. Paparan cairan tubuh tersebut kerap muncul ketika pengidap Covid-19 batuk, bersin, atau berbicara. Cairan itulah yang kemudian dapat terkena individu lain dan mengakibatkan penularan Covid-19 secara masif.

Lubang Air Kamar Mandi


Suatu hari saya baru saja selesai keramas dan ingin mandi. Sesaat sebelum mengambil sabun mandi, saya memperhatikan lubang air di kamar mandi saya. Laju air pada permukaannya terhambat oleh helai-helai rambut. Saya lantas berinisiatif mengambil rambut-rambut tersebut dan segera membuangnya. Setelah saya membuang rambut-rambut itu nyatanya laju air tetap lambat. Kira-kira air mengendap selama sepuluh detik sebelum menghilang dari permukaan lubang air kamar mandi.

Saya merasa penasaran dengan kejadian tersebut dan mencoba membuka penutup lubang air kamar mandi. Ternyata ada segumpal rambut yang telah bercampur dengan kotoran lainnya di bagian bawah penutup lubang. Melihat hal itu, saya lekas mengambil gumpalan rambut kotor kemudian membuangnya. Setelah saya membuang segumpal rambut dan menutup kembali lubang air kamar mandi tersebut, barulah laju air menjadi lancar dan sama sekali tidak mengendap.

7 Kerugian Bila Kita Terlalu Sering Sambat (Mengeluh)


Sambat (mengeluh) merupakan perilaku yang manusiawi. Bahkan menurut jurnal ilmiah karya Emma Byrne yang bertajuk Swearing Is Good For You: The Amazing Science of Bad Language, umpatan atau bahasa kotor sesekali harus diungkapkan karena penting untuk meningkatkan kinerja otak. Sakit fisik atau beban jiwa akan berkurang jika dikeluhkan dalam bentuk makian atau kata-kata kotor.
Tapiii… bukan berarti kita boleh terus-menerus sambat tak mengenal waktu. Sesekali memaki tentu tak apa. Namun, terus-terusan kesal dan tidak bisa move on menunjukkan kalau kita terjebak dalam ruminasi. Hal-hal menyebalkan akan selalu ada. Itulah sebabnya kita tak bisa menghadapinya dengan cara mengeluh terus-menerus.