What is Your Relationship Goal?


Pernah lihat anak-anak zaman now di kolom komentar Instagram artis?
Biasanya ada di Instagram artis yang lagi anget-angetnya pacaran atau baru menikah gitu deh. Anak-anak zaman now akan mengomentari foto-foto romantis pasangan artis dengan kalimat yang gampang ditebak.

“Wah, relationship goal banget, Kakak.”
“Ini baru relationship goal. Cucok meong…”
“Kapan ya aku bisa kayak gini sama @X (kemudian nge-tag pacar atau suami).”
“Nanti kita prewed-nya gini aja, Beb @X ”
Dih, sok-sokan ngomongin relationship goal. Lah duit jajan aja masih minta sama orang tua. Emang beneran udah paham tentang relationship goal yang sebenarnya?

Ada Keputusan Tuhan dalam Setiap Relationship Goal Kita

Dua hari lalu sebelum saya membuat tulisan ini, saya baru mendapatkan kabar dukacita dari tetangga. Salah seorang tetangga saya meninggal dunia karena tumor rahim. Jangan ngebayangin yang meninggal itu ibu-ibu paruh baya atau nenek-nenek, ya. Karena yang meninggal itu anak kelas 2 SMK. Umurnya kira-kira 16 tahun.
Saya sih sebenarnya gak kenal akrab sama tetangga yang meninggal itu. Tapi dia memang sering jajan sosis goreng dan ngajak keponakannya jalan-jalan di sekitar rumah. Orangnya ramah, gak malu-malu menyapa tetangga yang lebih tua. Tadinya, perawakan anak itu terbilang berisi dan tidak terlalu tinggi. Namun, lama-kelamaan tubuhnya makin kurus dan perutnya buncit. Tetangga yang lain sih nyangkanya dia diet ketat karena mamanya bilang dia sekarang gak nafsu makan.
Setelah diperiksa dokter, barulah ketahuan kalau ada tumor besar di rahim anak itu. Segala upaya medis dilakukan. Sampai akhirnya anak itu dijadwalkan untuk operasi pengangkatan tumor. Nyatanya, Tuhan sudah menggariskan rencana tersendiri untuknya. Anak itu tidak sempat sadar pasca operasi. Satu hari setelah operasi, anak itu meninggal dunia.
Tuh, liat kan. Gimana caranya kita yakin dengan relationship goal bagus-bagus kalau ternyata tetap Tuhan yang menentukan?
Orang yang udah pacaran sepuluh tahun aja bisa tiba-tiba putus terus nikah sama orang lain yang baru kenal 3 bulan. Orang yang udah berencana menikah bisa mendadak batal karena calon pasangannya meninggal. Kesempatan menjalani hidup bahagia bersama pasangan merupakan salah satu anugerah besar yang diberikan Tuhan kepada kita.

Jadi, Bagaimana Caranya Membuat Relationship Goal yang Benar?

Sebenarnya ya gak ada caranya sih. Setiap orang punya cara masing-masing untuk hidup bahagia bersama pasangannya. Ada yang sudah cukup senang bisa berkumpul setiap hari di rumah. Ada pula yang merencanakan liburan berdua ke luar negeri setiap tahun. Pokoknya relationship goal itu terserah aja. Tergantung dari kebutuhan, kegemaran, dan komitmen yang disepakati bersama pasangan.
Saya masih ingat dengan jalan-jalan saya ke salah satu rumah duka di Tangerang pada November 2016. Bukan jalan-jalan beneran sih, waktu itu saya sedang ikut melayat tetangga yang meninggal. Rumah duka itu punya columbarium yang cukup besar dan bernuansa modern. 
Columbarium itu rumah abu, tempat khusus untuk menyimpan abu jenazah. Setiap abu jenazah yang ingin disimpan akan ditempatkan pada sebuah guci kecil. Selanjutnya, guci tersebut diletakkan pada rak yang ada di columbarium. Setiap slot pada columbarium disewakan dan harus dibayar setiap tahun. Banyak orang yang memilih menyimpan abu jenazah anggota keluarganya daripada membuangnya ke laut. Supaya nanti masih bisa ziarah ke columbarium pada momen-momen tertentu, misalnya hari raya.
Suasana columbarium yang saya kunjungi itu sangat nyaman (are you serious?). Iya, serius. Slot-slot tempat abunya bersih dan tertata rapi. Pencahayaannya sangat memadai dan ada alunan musik lembut yang terdengar sewaktu saya berada di situ. Saya bahkan menyempatkan waktu untuk berburu foto di columbarium itu. Setiap rak yang berisi abu jenazah dilengkapi dengan berbagai benda. Ada yang meletakkan buku doa dan perlengkapan ibadah, ada juga yang meletakkan bunga dan benda kesayangan si almarhum.
Ada foto seorang almarhum yang ganteng dan cukup menarik perhatian saya. Namun, fokus saya ke almarhum yang ganteng itu tidak lama. Saya lebih tertarik memperhatikan isi rak lain yang terdiri dari abu jenazah pasangan suami istri. Sepasang suami istri yang meninggal di usia senja. Suaminya meninggal 9 tahun lebih dulu dibandingkan istrinya. Tetapi mereka akhirnya dipersatukan kembali dalam satu rak rumah abu yang sama. Foto mereka diletakkan secara berdampingan di depan dua guci berisi abu jenazah mereka.

Saat melihat foto dan guci abu mereka, saya merasa inilah relationship goal yang sesungguhnya. Mereka yang sudah tiada nyatanya masih bisa menarik saya untuk mengamati lebih lama. Bisa menginspirasi dan membuat saya merenung tentang arti relationship goal sejati. Mereka tidak cuma berdampingan sewaktu masih hidup. Melainkan juga berdampingan saat sudah menjadi abu.


Raganya tentu sudah tidak ada. Tetapi semangat cintanya masih bisa dirasakan oleh orang-orang di sekelilingnya.












No comments