20 Quotes Tapi Ini Bukan Tentang

 

20 Quotes Tapi Ini Bukan Tentang

Aku pernah mencuci piring yang sangat kotor,

namun setelah piringnya bersih

malah orang lain yang memakai piring itu.

Tapi ini bukan tentang piring.

 

Ada tong besar yang menampung banyak sampah setiap hari.

Saat sudah tak dibutuhkan, sampah dibuang bersama tongnya.

Tapi ini bukan tentang tong sampah.

 

Bagian handuk yang hari ini kamu pakai buat ngelap pantat,

bisa jadi besok bakal ngelap muka kamu.

Tapi ini bukan tentang handuk.

 

Asisten rumah tangga tentu jauh lebih terhormat daripada budak.

Kerjanya lelah tapi dibayar.

Budak itu wajib meluangkan waktu, tenaga, pikiran,

Saat dibutuhkan, budak harus selalu ada.

Kalau majikan sudah tak butuh,

budak tinggal langsung dibuang saja.

Tapi ini bukan tentang budak.

 

20 Quotes tentang Kenyamanan

20 Quotes tentang Kenyamanan

Kita menemukan kenyamanan

di antara mereka yang sepakat dengan kita.

 

Kenyamanan bukan sebagai jaminan.

Sebab, terkadang rasa nyaman itu jebakan.

 

Menemukan yang baik tidak sama dengan menemukan yang nyaman.

Semua orang bisa menjadi baik,

tapi tidak semua orang bisa mendapatkan kenyamanan.

 

Hati adalah tentang kenyamanan.

Tentang keinginan untuk bersandar, menceritakan kepiluan, dan segenap perasaan.

25 Quotes tentang Merasa Paling Benar

25 Quotes tentang Merasa Paling Benar

Saking rusaknya mental seseorang?

dinasihati saja, mereka serasa dihakimi.

Diberi masukan serasa dihujat.

Kamu yakin seumur hidup akan membawa sifat buruk itu?

 

Lama-kelamaan kau akan menjadi iblis

jika terus-menerus bersikap seolah-olah kau adalah Tuhan.

Di dunia ini kita semua manusia,

bersikaplah sebagai manusia.

Bukan tugasmu menghakimi mereka.

 

Gila Hormat

Manusia yang gila hormat selalu merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain.

Haus pujian, senantiasa benar, butuh permintaan maaf

karena baginya orang lain salah.

Dia tak sadar kalau orang lain menganggapnya aneh.

 

Apa Gunanya Cerita ke Manusia? Sedangkan Mereka Juga Kesulitan

Apa Gunanya Cerita ke Manusia? Sedangkan Mereka Juga Kesulitan

Saya lagi pusing soal kerjaan beberapa hari belakangan ini. Sebenernya masalah pekerjaan sih pasti ada ya, nggak mungkin enggak. Tapi kayaknya ini jauh lebih pusing aja buat saya daripada persoalan kerjaan yang biasanya. Saya tuh sekarang makin males cerita soal ini itu ke manusia lain. Bukannya sombong ngerasa nggak butuh orang lain, saya paham kok manusia itu makhluk sosial yang nggak bisa hidup sendiri. Namun, apa gunanya cerita ke manusia, sedangkan mereka juga (biasanya) sedang dalam kesulitan?

Jangan Nolak Rezeki

Jadi gini, editor yang beberapa tahun lalu kerja bareng saya belum lama ini menghubungi lagi untuk nawarin kerjaan. Wah, rezeki tentu nggak boleh ditolaklah ya. Akhirnya saya sama dia mulai tektokan untuk satu brand besar yang merupakan tempat kerjanya. Memang dari awal dia udah bilang kalau brand ini strict banget, super ketat buat urusan penulisan. Tapi saya nggak nyangka juga sih bakal sebegininya.

Harusnya dari awal saya udah sadar ya soalnya si editor ini bolak-balik nanya portofolio ini itu. Dia tanya pernah nggak nulis untuk produk serupa, saya bilang ya pernah. Saya kasih liat juga portofolionya. Dia minta lagi portofolio ini itu yang lebih jelas katanya, saya bilang ya adanya itu doang. Terakhir, si editor bilang kita deal untuk ngerjain 3 artikel brand.