Halo, Malaikatku yang Tak Bersayap!


Selamat pagi, Bu, Mbak.
Pasti lagi pada sibuk, ya. Beberapa tahun lalu, biasanya kita chat di sela-sela jam kosong. Kadang-kadang aku tertawa sendiri membaca celoteh Ibu dan Mbak di grup. Kebahagiaan kecil macam itu sekarang sedang tak bisa kurasakan dan ternyata rasanya sungguh kehilangan.

Bu, dua hari lalu Ibu bertanya kepadaku, apa bedanya menulis di blog dan media sosial. Ada satu jawaban yang belum aku katakan karena aku sulit mengungkapkannya. Jadi hari ini kujawab di sini saja meskipun mungkin Ibu tidak akan membacanya. Blog adalah salah satu tempatku mencurahkan isi hati karena aku tidak suka jadi pusat perhatian di media sosial. Aku butuh tempat sampah. Namun, tempat sampah semua orang hampir penuh dan aku harus menciptakan tempat sampahku sendiri tanpa merepotkan orang lain.

Aku tahu ini semua berat bagi Ibu berdua. Maka aku pun tak akan menuntut apa-apa, Bu. Lakukan apa yang Ibu mau supaya lebih lega dan bahagia. Dua hari lalu, aku melihat sorot mata yang masih peduli pada salah satu di antara kalian. Akhirnya aku menyadari, tidak akan mudah melupakan kenangan selama puluhan tahun. Kenangan karena selalu bersama, bersenda gurau di sela-sela pekerjaan. Kadang kala juga jalan kaki berdua, beli bubur ayam atau sekadar jajan kue favorit di pasar.

Apa pun yang terjadi sekarang, aku hanya menginginkan yang terbaik bagi Ibu berdua. Marahlah satu sama lain, tapi semoga jangan saling membenci. Bibir boleh berkata tak acuh, tetapi aku yakin isi hati kalian justru sebaliknya. Semua orang pasti punya sisi menyebalkan dalam dirinya. Jadi, marah karena sisi menyebalkan tersebut memang sangat wajar.

Saat ini, aku hanya rindu melihat kalian tertawa berdua, Bu. Tidak lebih dan tidak kurang. Namun, aku tidak akan menuntut apa-apa, tidak sedikit pun. Kalaupun Tuhan ingin aku menukarnya detik ini juga, aku rela, Bu. Aku rela tidak mengenal kalian berdua asalkan kalian tetap baik-baik saja seperti dahulu. Aku masih jadi orang yang paling marah kalau ada yang mengusik persahabatan kalian berdua. Sekarang, aku marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Semoga kebahagiaan yang dulu kita punya segera kembali kepada kalian. Tak peduli apa pun yang terjadi, kalian tetap yang terbaik bagiku. 

Kalian sering bertanya kenapa aku suka sekali mencuri-curi foto. Candid camera. Ternyata sekarang hobiku itu terasa sangat berfaedah. Aku bisa sedikit melepas rindu dengan melihat-lihat foto kalian yang kujepret secara sembunyi-sembunyi. Momen bahagia berlalu begitu cepat. Oleh sebab itu, aku tak boleh kalah cepat mengabadikannya supaya masih ada sisa-sisa kebahagiaan yang bisa kugenggam. 

Selamat beraktivitas, Bu, Mbak. Semoga hari-hari kalian menyenangkan.
Semoga malaikat-malaikat kesayanganku senantiasa sehat dan tersenyum menjalani hari-hari.



No comments