Berbohong atau Menyembunyikan Sesuatu, Apa Bedanya?




One lie can ruin a thousand truths.

Tak usah ditanya lagi bagaimana perasaan kita ketika tahu bahwa kita sedang dibohongi. Pasti kita kecewa luar biasa. Apalagi jika orang yang membohongi kita adalah mereka yang sangat kita sayangi. Rasanya seakan ada sebagian hati kita yang hancur bersama dengan kebohongan yang baru saja terungkap.

Ada banyak hal yang dapat mendorong seseorang untuk berbohong. Biasanya kebohongan dilakukan demi menutup-nutupi sesuatu. Seakan tidak siap dengan realita yang harus dihadapi setelah berkata jujur.


Memang ada kebohongan yang bisa dilakukan dengan sempurna. Namun, suka atau tidak, mau atau tidak, tak akan pernah ada sesuatu yang bisa lari dari suratan takdir. Sekalipun sudah berhasil berbohong, rasa bersalah mungkin masih terus ada dalam hati. Otak pun akan bekerja lebih keras demi penampilan yang sempurna. Demi menjaga kerahasiaan dusta agar tetap kelihatan baik-baik saja.

Ternyata Berbohong dan Menyembunyikan Sesuatu Itu Berbeda

Kalau diamati sekilas, berbohong dan menyembunyikan sesuatu itu sama. Tetapi ada hal-hal mendasar yang membuat kedua perilaku tersebut jadi berbeda. Orang yang berbohong pasti menyembunyikan sesuatu. Namun mereka yang menyembunyikan sesuatu belum tentu berbohong.

Ketika berbohong, ada fakta-fakta palsu yang disampaikan kepada orang lain untuk menutupi realitas. Sementara orang yang menyembunyikan sesuatu tentu hanya sedikit bicara atau bahkan tak pernah menyampaikan apa-apa. Tak mengherankan bila orang-orang yang menyembunyikan sesuatu biasanya lekat dengan stigma dingin, kaku, atau sombong. 



Kita berbohong karena tak siap menghadapi kemarahan atau kekecewaan orang lain. Sebab kita ingin mendapatkan anggapan yang baik dari orang-orang di sekitar kira. Hal ini jelas berbeda dengan orang yang menyembunyikan sesuatu. Hal yang paling sering disembunyikan adalah masa lalu atau perasaan kecewa dan marah kita terhadap sesuatu hal. Menahan kemarahan atau kekecewaan yang mendalam itu susah. Tetapi rasanya akan lebih susah lagi bila kita harus membuat orang-orang yang kita sayangi terluka.

Menyembunyikan Sesuatu Juga Dapat Menimbulkan Dampak Buruk

Sewaktu orang-orang yang ada di sekitar kita mengetahui bahwa kita menyembunyikan sesuatu, kemungkinan besar mereka akan merasa kecewa. Menyembunyikan sesuatu berarti enggan berbagi kegelisahan atau belum terlalu percaya dengan keberadaan orang-orang yang kita cintai. Kemudian mereka akan berpikir,

“Jadi selama ini lo nganggep gue apa?”
Atau
“Mungkin gue emang bukan siapa-siapa.”


Wah, kesannya baper banget, ya. Perasaan-perasaan seperti itu memang tidak dapat disangkal lagi meskipun barangkali yang terjadi hanya salah paham. Yang satu tidak ingin menyusahkan orang lain, sedangkan yang lainnya bersedia menjadi tempat berbagi. Mereka yang menyayangi kita dengan tulus tentu akan merelakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk kita. Tetapi kita malah tidak sampai hati membebani mereka. Tidak ingin membuat mereka merasa sedih atau ikut gelisah. Tidak ingin mereka repot cuma demi kebaikan kita.
 


Lantas bagaimana solusinya?

Mungkin memang tidak ada solusinya. Berbohong atau menyembunyikan sesuatu sama-sama menjadi bagian dari dinamika hidup kita. Merasa kecewa akibat kebohongan atau sesuatu yang ditutup-tutupi itu biasa. Belajar untuk berbesar hati, bijaksana, dan menghargai tindakan orang lain itu baru luar biasa.
 
Selama masih menjadi manusia yang sehat dan punya akal budi, selama itu pula kita mesti belajar mengenal karakter orang lain dan berusaha memahaminya. Menjauhlah dari pemikiran :
“Kenapa gue terus yang mesti ngertiin orang lain. Kapan orang lain peduli sama perasaan gue?”

Kalau semua orang memiliki pola pikir yang sama, pasti titik temu dan keseimbangan hidup tak akan pernah tercipta. Saat sedang “waras”, kita pasti cukup mudah melakukannya. Namun jika hati dan pikiran ini sedang panas, bersikap tenang sudah lebih dari cukup. Berikan waktu kepada diri sendiri untuk merenung dan menikmati “ruang sendiri”.
 










No comments