Obesitas dan Pemakluman yang Makin Menyesatkan

Obesitas dan Pemakluman yang Makin Menyesatkan

Masyarakat dunia terlalu banyak memberikan toleransi bagi masalah kelebihan berat badan dan obesitas, termasuk di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2020 bahkan mengklaim bahwa 1 dari 3 orang dewasa di tanah air mengalami obesitas. Tak hanya marak terjadi di kalangan orang dewasa, anak-anak usia 5 hingga 12 tahun juga rentan mengalami hal serupa dengan rasio 1:5.

Coba tengok isi internet saat ini. Banyak food vlogger yang rutin mengunggah konten 2-3 kali seminggu, menjelajahi banyak tempat demi menemukan makanan enak yang tersembunyi. Sebagian dari mereka jelas kelebihan berat badan atau obesitas. Sedangkan sebagian lagi harus olahraga mati-matian demi mempertahankan berat badan ideal usai makan gila-gilaan. Alhasil, para penikmat konten menganggap bahwa makan berlebihan sebagai tindakan wajar karena publik figur panutan mereka pun melakukannya. Anggapan itulah yang mencetuskan bandwagon effect. Waduh, gue kudet (kurang update) banget nih kalo belom nyobain tempat makan yang minggu lalu didatengin food vlogger hits idola gue.

Masih banyak lagi pemakluman menyesatkan lainnya yang membuat masalah berat badan berlebih dianggap lazim, misalnya:

1. Pembeli hanya perlu menambahkan sedikit uang untuk mendapatkan minuman manis berukuran besar. Hal ini dikenal sebagai decoy effect di dunia bisnis. Namun, decoy effect dalam bisnis kuliner bukan cuma soal mengeruk keuntungan besar dari kantong pelanggan. Di sisi lain, iming-iming tersebut juga membuat banyak orang cenderung memilih makanan atau minuman porsi besar karena merasa harganya lebih murah. Padahal, tubuh kita tidak membutuhkan asupan kalori sebanyak itu. Membeli segelas minuman manis ukuran reguler untuk dinikmati berdua bahkan sudah lebih dari cukup dan sebaiknya tidak dilakukan sering-sering.

2. Sejak tahun 2020, skuter matik berukuran besar semakin digandrungi masyarakat Indonesia. Orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas cenderung menyukai skuter matik besar dibandingkan skuter matik biasa. Alasannya tentu saja karena ukurannya lebih proporsional untuk tubuh mereka. Maka semakin banyak orang berpikir “kalo badan gue makin gembrot, tinggal beli aja motor baru yang lebih gede. Bukan badannya yang harus dikecilin (diet sehat)”.

Sebenarnya skuter matik besar bukan barang baru lho. Teknologinya juga tidak jauh berbeda dengan skuter matik ukuran normal. Satu dua dekade lalu Kymco sudah merilis produk serupa tetapi justru dicemooh kompetitornya karena dianggap kurang menarik dan tidak potensial. Eh, sekarang malah dua produsen besar asal Jepang yang mati-matian bersaing merebut pangsa pasar dengan meluncurkan skuter matik besar. Fenomena ini jelas membuktikan bahwa jumlah orang yang kelebihan berat badan dan obesitas memang makin banyak. 

3. Semakin banyak produsen pakaian meluncurkan jenama baru khusus bagi orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Ukuran pakaiannya tidak dimulai dari S (Small) atau XS (Extra Small), melainkan dari XL (Extra Large) hingga 4XL. Kehadiran berbagai jenama untuk orang-orang dengan ukuran tubuh ekstra seakan memaklumkan kondisi kelebihan berat badan atau obesitas yang kini semakin masif. Kayak pelipur lara yang ngomong gini, “jangan sedih kalau badan kamu gendut dan banyak baju ukuran normal yang nggak muat. Yuk, beli baju bikinan kita aja.”

Promosi yang dilakukan jenama tersebut biasanya tak jauh-jauh soal cara mencintai diri sendiri, self love gitulah kalo kata anak gaul zaman sekarang. Mereka bilang cantik itu ejaannya bukan k-u-r-u-s. Nah, mereka lupa atau sengaja bikin orang-orang lupa kalau cantik itu ejaannya juga bukan g-e-m-u-k.

masalah obesitas di Indonesia

Kesimpulannya, semua orang harus lebih waspada terhadap pemakluman obesitas yang kini marak digaungkan banyak pihak. Iya, semua orang berhak makan apa pun dan beli apa pun kalau punya uang. Namun, bukan berarti kita boleh terlena dengan keadaan saat berat badan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Mulailah hidup sehat dengan cara-cara sederhana supaya kita menjadi versi lebih baik dari diri kita yang sebelumnya. Dompet harus tebel, tapi badan nggak boleh tambah tebel.

 

Referensi:

antaranews.com/berita/2026173/kemenkes-obesitas-di-indonesia-kian-meningkat

behavioraleconomics.com/resources/mini-encyclopedia-of-be/decoy-effect/

psychologytoday.com/us/blog/stronger-the-broken-places/201708/the-bandwagon-effect

unicef.org/indonesia/id/press-releases/indonesia-tingkat-obesitas-di-kalangan-orang-dewasa-berlipat-ganda-selama-dua-dekade

No comments