Etika Bertamu di Hari Raya

Etika Bertamu di Hari Raya

Silaturahmi adalah budaya yang erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagian besar orang merasa senang kalau bisa bersilaturahmi dengan keluarga, sahabat, atau kerabat lainnya. Selalu ada aja rencana silaturahmi yang berusaha direalisasikan, misalnya reuni, open house di hari raya, atau sekadar makan siang bareng. Salah satu momen silaturahmi yang dianggap paling penting karena berlangsung pada momen spesial adalah bertamu di hari raya.

Orang-orang yang punya banyak kenalan dan berstatus terpandang biasanya sengaja mengadakan open house di hari raya. Namun, ada juga sih yang nggak bikin open house tapi tetap dapet kunjungan dari banyak tamu. Jika kita hendak bertamu ke rumah siapa pun pada momen hari raya, maka sebaiknya kita memperhatikan beberapa hal penting berikut ini:

  • Ketahui jam open house di tempat yang akan kita kunjungi. Usahakan agar tidak datang terlalu cepat atau terlalu lambat. Jangan sampai si tuan rumah kerepotan karena harus meladeni kita di luar jam yang sudah ditentukan. Bisa aja kan mereka juga punya kepentingan lain di luar kegiatan open house, misalnya ingin istirahat atau bersilaturahmi ke tempat lain.

  • Sebaiknya kita menyiapkan bujet untuk membawa buah tangan ke rumah orang yang mengadakan open house. Kita nggak harus bawa oleh-oleh yang super mahal kok. Alangkah lebih baik bila kita mengetahui kesukaan si tuan rumah. Misalnya, kalau si tuan rumah suka nastar dan kita tahu persis merek favoritnya, maka jangan ragu membawakan nastar tersebut sebagai oleh-oleh. Hal sepele ini penting banget supaya kita nggak terkesan cuma pengenn numpang makan.

  • Saat membawa oleh-oleh buat si tuan rumah, sebaiknya jangan berupa oleh-oleh yang mudah basi seperti kue basah atau sayur matang. Kemungkinan besar si tuan rumah akan ekstra kerepotan saat open house sehingga belum sempat ngurusin buah tangan dari kita. Selain itu, open house juga identik dengan makanan yang melimpah sehingga kemungkinan besar si tuan rumah nggak bisa langsung menikmati oleh-oleh dari kita. Jadi, pilihlah oleh-oleh yang tahan lama. Selain makanan, kita juga bisa kasih jenis oleh-oleh lain kalau bujet memang memungkinkan. Contohnya, membawa hadiah berupa satu set perlengkapan makan cantik ketika bertamu ke rumah bos pada hari raya.

  • Hari raya tertentu seperti Idulfitri atau Imlek identik dengan hadiah berupa salam tempel atau angpao. Jadi, usahakan untuk membawa beberapa lembar amplop salam tempel atau angpao ketika bertamu ke rumah orang lain. Isilah amplop atau angpao tersebut dengan uang sesuai bujet yang kita siapkan sebagai langkah antisipasi jika ada anak-anak yang hendak kita beri salam tempel atau angpao. Etika yang satu ini sebenarnya nggak wajib kok, apalagi jika bujet kita di hari raya terbilang pas-pasan. Namun, tentu nggak ada salahnya berbagi rezeki kalau kondisi finansial kita memungkinkan.

  • Tetap jaga kesopanan selama bertamu ke rumah orang lain, sekali pun kita sudah sangat akrab dengan orang tersebut. Jangan mengotori rumah orang. Jika berkesempatan mengambil sendiri makanan yang tersedia, ambillah secukupnya agar tidak ada makanan yang bersisa hingga akhirnya terbuang. Bertamulah dengan durasi secukupnya, terutama jika jumlah tamu yang hadir tergolong sangat banyak.

  • Ngajak anak-anak untuk bertamu ke rumah orang lain di hari raya memang jadi tantangan tersendiri. Namun, alangkah lebih baik kalau kita senantiasa berusaha menjaga sikap anak-anak. Jangan biarkan anak-anak berlarian di rumah orang lain, apalagi sampai mengotori dan merusak barang-barang di tempat tersebut. Anak-anak tidak boleh rebutan mainan dengan anak tuan rumah. Selain itu, jangan sampai anak-anak menikmati makanan terlalu banyak. Nggak jarang anak-anak sampai memangku toples kue saat bertamu karena tak mau berbagi dengan orang lain. Ajarkan si kecil untuk duduk dengan sopan dan menikmati makanan secukupnya sewaktu bertamu. Jangan biarkan hal ini terjadi kalau nggak mau malu, ya.

  • Ngobrol saat bertamu di hari raya juga ada aturannya. Hindari menanyakan topik-topik sensitif seperti kapan lulus, kapan nikah, kapan punya anak, dan sejenisnya. Nggak ada satu pun orang yang suka dapet pertanyaan kayak gitu. Jangan merusak suasana hati orang lain hanya karena melontarkan pertanyaan kepo yang menyebalkan.

  • Nikmati momen silaturahmi semaksimal mungkin. Jangan sibuk main HP sendiri bahkan sampai terkesan nyuekkin tuan rumah. Pilihlah topik obrolan yang menyenangkan dan bersifat netral. Jika ada sesuatu yang layak dipuji, jangan ragu untuk langsung memuji. Misalnya, memuji dekorasi taman si empunya rumah atau makanan yang sangat lezat. Kalaupun hampir nggak ada yang bisa dipuji, jangan sampai mengeluarkan celaan selama bertamu.

  • Kalau lagi nggak terburu-buru ingin berkunjung ke tempat lain, nggak ada salahnya meluangkan waktu membantu tuan rumah membereskan rumah sekadarnya. Apalagi kalau kita udah kenal akrab sama si tuan rumah. Bantu-bantu sebentar untuk membersihkan meja dan membawa piring ke dapur adalah itikad baik yang bakal bikin tuan rumah terbantu dan merasa senang, khususnya saat lagi benar-benar kerepotan. Lain soal kalau kita nggak terlalu akrab dengan si tuan rumah, misalnya bertamu ke rumah atasan yang punya banyak asisten rumah tangga. Tentu saja kita nggak perlu repot bantu-bantu si tuan rumah beberes karena sudah ada asisten yang bertanggung jawab.

  • Jangan memaksakan diri untuk berkunjung ke rumah orang yang nggak mengadakan open house atau sedang berencana pergi ke tempat lain. Kita nggak pernah tahu persis tentang rencana kegiatan yang sudah disusun orang lain di hari raya. Jadi, sebaiknya kita nggak mengacaukan rencana itu hanya karena ingin bertamu.

 

Apa yang menurut kita baik belum tentu sama baiknya di mata orang lain, termasuk soal urusan silaturahmi. Niat baik kita untuk bersilaturahmi tidak selalu bersamaan dengan kesenggangan orang lain. Hargailah waktu pribadi orang lain, lakukan silaturahmi pada momen yang tepat agar semua merasa senang.

 

No comments