Etika Memberi Hadiah Hari Raya

Etika Memberi Hadiah Hari Raya

Apa saja hal yang paling sering dilakukan di hari raya?

Selain menikmati momen tersebut bareng keluarga, mayoritas orang sering memberikan hadiah kepada keluarga, sahabat, atasan, atau kerabat lainnya. Hadiah hari raya seakan jadi tradisi yang melekat kuat dengan budaya masyarakat tanah air. Rasanya seperti ada yang kurang kalau belum ngasih hadiah pada momen istimewa, seperti Idulfitri, Natal, atau Imlek.

Banyak orang bilang “dikasih aja udah sukur, jadi nggak usah ngarep macem-macem”.

Memang sih dikasih hadiah itu tanda bahwa si pemberi hadiah perhatian banget sama kita. Namun, alangkah lebih baik jika hadiah tersebut sesuai dengan kebutuhan, keinginan, atau minat si penerima agar hadiahnya semakin bermanfaat. Nggak usah ngarep muluk-muluk dari orang lain. Kita mulai aja dari diri sendiri dulu dengan memperhatikan beberapa poin penting ini saat hendak memberi hadiah:

  • Idealnya, hadiah hari raya diberikan H-7 hingga H-2 sebelum hari raya berlangsung. Pada rentang waktu tersebut, biasanya nuansa hari raya mulai terasa. Sebenarnya nggak masalah bila kita mau memberikan hadiah tersebut hingga H-14 sebelum hari raya kalau sepertinya si penerima hadiah bakal mudik atau berlibur.

  • Mayoritas orang lebih suka memberikan hadiah hari raya berupa makanan. Memang makanan itu salah satu hadiah terbaik karena bisa dinikmati semua orang, tapi nggak masalah kalau kita mau ngasih jenis hadiah lain. Misalnya, dulu sih ada parcel barang pecah belah yang kesannya mewah. Hadiah hari raya juga nggak harus mahal, melainkan wajib disesuaikan dengan kebutuhan si penerima. Contohnya, kita memberikan hadiah berupa bedcover dan seprai atau peralatan memasak untuk pengantin baru. Percaya deh kalau hadiah yang sesuai kebutuhan si penerima bakal bikin mereka merasa spesial.

  • Jika ingin memberikan hadiah hari raya berupa makanan, maka kita patut menentukan jenisnya secara cermat. Usahakan untuk menghindari makanan yang mudah basi, seperti kue basah atau sayur matang. Tak cuma mudah basi, makanan tersebut rentan mubazir kalau ternyata si calon penerima sedang pergi pada hari saat kita ingin memberikan hadiah tersebut. Kue bolu, kue kering, atau biskuit bisa menjadi alternatif yang lebih tepat. Kita bisa memberikannya pada keesokan hari tanpa perlu terlalu mengkhawatirkan kualitasnya.

  • Bukan rahasia lagi kalau kue bolu, kue kering, dan biskuit selalu jadi hadiah andalan di hari raya. Pokoknya trio makanan itu udah template bangetlah, paling praktis dan jadi pilihan terbaik kalau bingung mau ngasih apa. Namun, sebenarnya kita bisa kok memilih jenis makanan lainnya secara lebih kreatif, khususnya bila si penerima hadiah adalah orang yang akrab dengan kita. Coba deh amati kebiasaan makannya. Contohnya, orang yang hidup sehat dan hobi makan buah bisa diberi hadiah berupa parcel buah atau hampers simpel berisi buah impor berkualitas. Orang yang cenderung menghindari gula sebaiknya tidak diberi makanan dengan kandungan gula berlebih. Orang yang sibuk bekerja dan sering bawa bekal cocok diberi hampers frozen food. Semua orang pasti senang jika diberi hadiah yang disukai karena manfaatnya jadi maksimal.

  • Perhatikan detail hadiah sesaat sebelum diberikan kepada si penerima, terutama jika hadiahnya berupa makanan. Kalau hadiahnya berupa barang, pastikan bahwa kondisi fisiknya utuh, tidak rusak atau kotor. Sementara itu, hadiah berupa makanan butuh perhatian lebih detail seperti tanggal kedaluwarsa dan kualitas (tidak basi). Hal-hal sepele seperti gangguan semut rentan membuat hadiah jadi terkesan kurang pantas. Jadi, periksa kembali makanan tersebut dengan teliti sebelum menghadiahkannya kepada orang lain. Memberikan sesuatu yang terbaik bukan soal harga yang fantastis, melainkan tentang niat dan kesiapan kita dalam menunjukkan itikad baik.

  • Oper-operan hadiah hari raya tuh wajar kok, serius deh wajar banget dan saya sering melakukannya juga. Ketika kita dapat banyak berkat dari orang-orang terdekat dan rasanya berkat itu nggak bakal habis dimakan sendiri, kita bisa mengalihkan sebagian ke kerabat kita yang lain. Mengalihkan berkatnya harus dilakukan dengan segera lho ya. Jangan biarkan makanan pemberian orang sampai berhari-hari kemudian baru memberikannya ke orang lain. Berikan yang terbaik kepada orang lain dalam kondisi masih segar, tidak basi, dan tidak acak-acakan.

  • Nah, kalau niat ngoper berkat dari seseorang ke orang lain, tolong jangan bertingkah alay karena bisa bikin malu diri sendiri. Saya pernah punya pengalaman sendiri soal hal ini. Suatu hari saya melihat kenalan saya mengunggah status WhatsApp yang isinya foto makanan lalu ucapan terima kasih buat Tante X. Selang dua hingga tiga hari kemudian, kenalan saya itu malah memberikan makanan dari Tante X buat saya. Barangkali dia pikir saya nggak tahu atau nggak ngeh soal status WhatsApp dia. Padahal saya inget banget kalau makanan itu adalah milik dia dari hasil pemberian orang lain. Menurut saya, kelakuan kayak gini bukan hanya nggak sopan tapi juga malu-maluin banget. Silakan ngoper makanan dari orang lain tanpa harus bikin si penerima tahu kalau itu adalah makanan operan.

 

Jangan takut kehabisan berkat hanya karena kita membaginya dengan orang lain di sekitar kita. Gimana Dia bisa tahu kalau kita layak jadi saluran berkat yang lebih besar kalau tingkah kita sudah luar biasa kopet ketika punya berkat secukupnya?

 

No comments