Pengalaman Operasi Ganti Sendi Tempurung Lutut (Total Knee Replacement atau TKR)

Pengalaman Operasi Ganti Sendi Tempurung Lutut Total Knee Replacement TKR

Orang yang mengidap radang sendi lutut (osteoarthritis) stadium 3 atau lebih biasanya sangat dianjurkan menjalani operasi penggantian sendi atau tempurung lutut. Alasannya tentu saja karena radang yang sudah parah membuat kondisi sendi lutut terkikis habis hingga menimbulkan beragam gejala mengganggu. Bila pengidap radang sendi tidak bersedia menjalani operasi, kemampuan geraknya semakin terbatas seiring bertambahnya usia. Upaya menahan sakit selama berjalan bahkan menyebabkan postur tubuh sehingga tulang kaki melengkung seperti huruf O.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi mendampingi pasien operasi ganti tempurung lutut (Total Knee Replacement atau TKR). Selama menjadi pendamping pasien (caregiver), saya memperoleh berbagai pengalaman baru yang rasanya bermanfaat bila dibagikan dengan calon-calon pasien operasi TKR maupun calon pendampingnya.

Oh iya, pengalaman ini kemungkinan besar berbeda dengan pengalaman orang lain berdasarkan banyak faktor, seperti jaminan operasi (mandiri, asuransi, atau BPJS kesehatan), kebijakan setiap rumah sakit, kondisi fisik masing-masing pasien, teknologi dan material yang digunakan dalam operasi, serta metode pemulihan pasca operasi. Pembaca harap maklum dengan perbedaan tersebut yang tentunya tidak perlu diperdebatkan melainkan bisa dijadikan tambahan wawasan.

Gejala Radang Sendi Lutut (Osteoarthritis Lutut)

Berdasarkan data yang dilansir dari situs North Central Surgical Hospital, jumlah operasi TKR melonjak sebanyak 161% dalam rentang waktu 1991 hingga 2010. Penyebab radang sendi lutut sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Namun, Dokter Ortopedi menyatakan bahwa penyakit tersebut adalah bagian dari penuaan tubuh.

Semakin tua usia seseorang, maka semakin besar pula risiko penyakit yang dapat menjangkitinya, termasuk radang pada sendi lutut. Diagnosis radang sendi lutut hanya bisa dilakukan dengan mengamati hasil rontgen kaki.

Beberapa gejala yang kerap dialami pengidap radang sendi lutut, antara lain:

  • Lutut terasa nyeri saat bergerak.
  • Lutut juga terasa kaku bila duduk atau berdiri terlalu lama.
  • Otot lutut melemah.
  • Pembengkakan lutut.
  • Lutut mengeluarkan suara ketika digerakkan.
  • Bentuk lutut mulai berubah bahkan membuat kaki terlihat menyerupai huruf O, khususnya jika radang sendi lutut sudah memasuki kondisi parah.
  • Kebiasaan menahan rasa sakit lutut dapat menyebabkan otot area paha, pinggul, dan pinggang lama-kelamaan juga terasa sakit.
  • Gejala-gejala tersebut berlangsung terus-menerus dan hanya berhenti sejenak pasca mengonsumsi obat anti nyeri.
  • Konsumsi obat-obatan hanya menghilangkan rasa sakit sendi lutut untuk sementara waktu, bahkan tidak dapat membantu sama sekali pada radang sendi lutut stadium tinggi.

Diagnosis Dokter Ortopedi Sebelum Operasi

Dokter Ortopedi akan memeriksa hasil rontgen kaki pengidap radang sendi lutut untuk mengidentifikasi tingkat keparahannya. Biasanya dokter menyarankan operasi bagi kasus osteoarthritis parah yang membuat sendi nyaris habis hingga membuat tulang kaki menempel. Pengajuan kesepakatan operasi akan dilakukan jika pasien maupun keluarga sudah menyetujui tindakan tersebut.

Pengalaman Operasi Ganti Tempurung Lutut dengan BPJS Kelas 3 

Persiapan Operasi Penggantian Lutut TKR

Beberapa persiapan yang mesti dilakukan sebagai syarat agar pengajuan operasi disetujui rumah sakit adalah sebagai berikut:

  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa fungsi jantung.
  • Cek darah di laboratorium.
  • Rontgen paru-paru di unit kardiologi.
  • Kontrol ke dokter anastesi. Kalau dokter spesialis anastesi belum menyatakan lolos operasi, maka pasien akan dirujuk ke poli lain sesuai penyakit, salah satunya poli jantung.

Setelah semua pemeriksaan menunjukkan hasil yang baik dan dokter anastesi atau dokter poli spesialis lain memberikan persetujuan, pasien tinggal menunggu jadwal operasi dari rumah sakit.

Persiapan Menuju Operasi Total Knee Replacement

Beberapa persiapan mandiri yang wajib dilakukan pasien dengan jaminan BPJS kesehatan, yaitu:

  • Semua berkas pasien (surat rujukan, hasil EKG, hasil tes darah, hasil rontgen, dan sebagainya).
  • Baju ganti pasien dan perlengkapan pribadi lainnya (pasta gigi dan sikat gigi, popok dewasa berbentuk celana untuk digunakan pasca operasi, pisau cukur, petroleum jelly, minyak angin, HP serta charger, dan lainnya).
  • Obat-obatan rutin pasien supaya konsumsinya dapat dilanjutkan, contohnya obat jantung atau obat tekanan darah tinggi.
  • Alat bantu jalan (walker) yang bentuknya mirip jemuran. Benda penting ini harus disediakan secara mandiri supaya pasien bisa lekas belajar berjalan pasca operasi.
  • Alas tidur untuk pendamping pasien yang ingin bermalam.

Proses Operasi Ganti Sendi Lutut

Tahapan operasi penggantian sendi lutut yang akan dilalui pasien, yaitu:

  • Tes antigen sebelum masuk ruang rawat inap. Hasil tes antigen positif akan disikapi dengan penundaan operasi.
  • Rawat inap 1 malam untuk observasi (cek darah di lab, pengontrolan tekanan darah, dan lainnya). Tidak ada pantangan makan khusus bagi pasien yang akan menjalani operasi TKR. Pantangan hanya diberlakukan bagi pasien dengan kondisi kesehatan tertentu, misalnya penyajian makanan rendah garam untuk pasien yang punya riwayat hipertensi.
  • Pasien diwajibkan mandi dan keramas beberapa jam sebelum operasi dengan sabun antiseptik khusus yang telah disiapkan pihak rumah sakit.
  • Selain itu, pasien juga wajib mencukur area kulit di sekitar lutut yang akan dioperasi.
  • Pasien dipersilakan menyantap makanan terakhir sebelum berpuasa beberapa jam menjelang operasi. Durasi puasa yang harus dijalani pasien kurang lebih 8 jam sampai waktu operasi tiba.
  • Pasien tidak boleh memakai riasan wajah, termasuk kutek kaki dan tangan. Tujuannya supaya kondisi bahaya pada pasien yang ditunjukkan melalui tanda kebiruan bisa terlihat jelas dari kulit wajah atau kuku.
  • Pasien juga tidak boleh memakai aksesori apa pun, seperti kacamata, jam tangan, perhiasan (emas dan logam lainnya), serta gigi palsu.
  • Tahap paling krusial adalah operasi yang berlangsung kurang lebih 1,5-2 jam (tergantung kondisi pasien). Pada tahapan ini, sendi lutut yang terkikis akan dibersihkan untuk mempermudah pemasangan implan pengganti sendi asli. Salah satu bahan implan sendi lutut yang paling sering digunakan terbuat dari titanium dengan bantalan polyethylene (sejenis plastik yang bobotnya ringan dan karakternya fleksibel).
  • Pasca operasi, keluarga pasien dipanggil tenaga kesehatan (nakes) untuk menjelaskan status operasi (hasil operasi aman atau tidak, perawatan pasca operasi, dll).
  • Setelah itu, pasien masih diistirahatkan di ruang pemulihan hingga efek bius habis. Durasinya tergantung kondisi tubuh masing-masing pasien, ada yang lebih cepat dan ada pula yang lebih lama.

Menu Makan Rawat Inap Operasi TKR

Pemulihan Pasien Pasca Operasi

Pasien yang sudah siuman pasca operasi akan dibawa ke unit radiologi untuk tindakan rontgen. Proses rontgen bertujuan menilai apakah posisi sendi lutut dan tulang hasil operasi sudah tepat atau belum. Kalau rontgen sudah selesai, pasien dikembalikan ke kamar rawat inap. Namun, pasien belum diperbolehkan mengangkat kepala dalam beberapa jam ke depan sebab dikhawatirkan gerakan tersebut memicu pusing pasca pembiusan.

Jari-jari pada kaki yang dioperasi boleh mulai digerakkan setelah pasien kembali ke kamar. Ada tiga selang yang menempel di tubuh pasien setelah operasi, yaitu selang infus, selang pembuangan air seni (kateter), dan selang penampungan darah untuk menampung sisa darah dari luka operasi. Pemasangan kateter membuat pasien tidak mengalami sensasi ingin buang air kecil selama beristirahat total di ranjang. Air seni akan langsung mengalir ke kantong pembuangan yang telah disiapkan.

Obat antibiotik dan antinyeri diberikan kepada pasien melalui suntikan selama pasien menjalani rawat inap. Pemberian obat ini menimbulkan nyeri, terutama ketika selang infus sudah dicabut dan obat mengalir sendiri dalam aliran darah tanpa dorongan cairan infus.

Pulih Lebih Cepat Pasca Operasi dengan Pien Tze Huang

Kemasan Pien Tze Huang Asli

Pien Tze Huang Obat Herbal Pasca Operasi

Bagian Dalam Obat Pien Tze Huang

Satu rahasia umum yang banyak orang ketahui sewaktu hendak menjalani operasi adalah  konsumsi Pien Tze Huang. Sebagai sederhana, Pien Tze Huang bisa didefinisikan sebagai obat herbal China yang bermanfaat mempercepat penyembuhan luka operasi. Konsumsi Pien Tze Huang diyakini mampu mengurangi risiko infeksi pada luka setelah operasi.

Ada 2 jenis Pien Tze Huang yang dikenal masyarakat, yaitu produk masih utuh yang akan dihancurkan dan dimasukkan ke kapsul oleh pemilik toko obat China dan produk berbentuk kapsul siap minum. Pien Tze Huang utuh yang belum dihancurkan biasanya lebih mahal daripada Pien Tze Huang yang siap konsumsi. Namun, khasiat kedua jenis Pien Tze Huang sebenarnya tidak berbeda jauh karena sama-sama baik untuk penyembuhan luka operasi.

Aturan minum yang tertulis pada kemasan obat herbal tersebut adalah 3 x 2 kapsul dalam sehari. Artinya, satu kaplet Pien Tze Huang yang berisi 6 kapsul mesti dihabiskan dalam waktu satu hari. Kendati demikian, ada orang yang hanya mengonsumsi 2 x 1 kapsul per hari sehingga satu kaplet obat habis dalam kurun waktu tiga hari. Jeda waktu yang harus disiapkan antara konsumsi obat dokter dan Pien Tze Huang berkisar antara 3 hingga 4 jam.

Saat ini, popularitas Pien Tze Huang dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk menjual produk palsu. Harga produk asli berkisar antara 1,4 juta hingga 2,2 juta rupiah (harga terbaru pada Maret 2024). Alangkah lebih baik jika Pien Tze Huang dibeli di toko obat herbal langganan yang reputasinya terpercaya atau di toko online yang memberikan jaminan orisinalitas produk. Cermati tanda-tanda produk asli terlebih dahulu supaya dapat menghindari Pien Tze Huang palsu yang marak beredar di pasaran.

Dokter tentu tidak menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat herbal apa pun pasca operasi, termasuk Pien Tze Huang. Keberadaan obat herbal senantiasa diyakini bertentangan dengan ilmu medis. Jadi, pasien dan pendamping tidak perlu bertanya kepada dokter tentang obat herbal tersebut bila ingin mengonsumsinya. Konsumsi Pien Tze Huang bukan suatu keharusan agar lekas sembuh setelah operasi penggantian sendi lutut. Setiap pasien berhak menentukan sendiri cara yang hendak dilakukan untuk mencapai kepulihan dalam waktu singkat.

Oh iya, ada satu lagi suplemen yang sangat direkomendasikan untuk mempercepat penyembuhan luka operasi, yaitu kapsul gabus. Suplemen ini mengandung banyak protein yang bermanfaat memperbaiki jaringan tubuh setelah operasi. Kalau memungkinkan, konsumsi olahan ikan gabus segar tentu lebih kaya khasiat karena lebih alami daripada kapsul gabus. Asupan kapsul gabus bisa dikonsumsi pasien operasi penggantian lutut sejak masih dalam masa rawat inap lalu dilanjutkan sewaktu rawat jalan.

Perkembangan Hasil Operasi TKR dari Hari ke Hari

Keesokan harinya atau 1 hari pasca operasi, pasien sudah harus belajar meluruskan kaki dan menekuk lutut pelan-pelan di ranjang. Sore di hari yang sama, pasien diwajibkan mulai menapakkan kaki ke lantai. Posisi kaki harus sejajar dan pasien mesti belajar menekuk lutut yang dioperasi supaya betis bisa menyentuh tepi ranjang.

Proses ini memang tidak mudah dan sangat menyakitkan tetapi tetap harus dilakukan secara bertahap untuk mencegah kekakuan ketika luka mulai operasi sembuh. Latihan berbagai gerakan tersebut harus diulang-ulang untuk mencegah risiko kekakuan otot. Pada hari ini pula selang infus dilepas sehingga pasien mampu makan minum secara normal.

Hari kedua pasca operasi, pasien harus mulai latihan berdiri dan berjalan dengan walker. Proses ini juga sulit dan menyakitkan, bahkan keberadaan selang kateter dan selang darah pun agak merepotkan. Namun, rasa nyeri akan berangsur-angsur hilang pasca pasien berhasil maju beberapa langkah. Bila telah berhasil melalui tahap belajar jalan pertama, maka aktivitas berjalan dengan walker pada hari-hari berikutnya terasa lebih mudah karena mulai terbiasa.

Pasien Operasi TKR belajar jalan dengan walker

Masa Pemulihan Pasca Operasi Ganti Sendi Lutut

Hari ketiga, selang kateter dicabut dan pasien dapat BAK atau BAB di popok celana. Beberapa pasien  yang tidak betah BAK atau BAB di popok bahkan sudah bisa berjalan sendiri ke toilet dengan bantuan walker. Proses ini termasuk pencapaian besar untuk melatih kemandirian pasien sehingga lebih percaya diri saat bergerak.

Pelepasan selang penampungan darah biasanya dilakukan pada hari ketiga atau keempat pasca operasi. Tahapan ini dibarengi dengan pembukaan perban lutut. Luka operasi dibersihkan dengan NaCl lalu ditutup dengan kain kasa serta plester kedap air. Jika perban sudah dilepaskan, maka pasien lebih leluasa bergerak sebab balutan perban yang tebal memang cukup mengganggu.

Proses Buka Perban Jahitan Operasi Total Knee Replacement TKR

Dokter Ortopedi akan melakukan kunjungan untuk memeriksa kondisi lutut pasien pasca operasi. Setiap pasien diharapkan sudah mencapai tahap kemajuan berikut ini ketika dokter berkunjung:

  • betis pasien sudah bisa menyentuh tepi bawah ranjang ketika duduk di sisi ranjang.
  • pasien sudah berani menapakkan kaki di lantai dan mulai lancar berjalan menggunakan walker.
  • luka operasi dalam keadaan baik (tidak ada gejala infeksi sewaktu perban dibuka).

Proses Pemulihan di Rumah setelah Rawat Inap

Pasien yang kondisi kesehatannya tergolong baik diizinkan pulang 6-7 hari pasca operasi penggantian lutut. Beberapa bekal yang disiapkan untuk menyertai kepulangan pasien, antara lain:

  • ringkasan pulang pasien.
  • hasil rontgen lutut pasca operasi.
  • obat nyeri dan antibiotik.
  • surat kontrol pertama pasca operasi.

Secara umum, beberapa gangguan kesehatan yang dirasakan pasien operasi TKR sepulang rawat inap, antara lain:

  • Lutut yang baru dioperasi terasa kaku.
  • Nyeri, rasa panas, kebas, pegal, atau kesemutan di area luka operasi.
  • Memar dan atau bengkak di sekitar paha, lutut, bahkan betis hingga punggung kaki.
  • Mual dan nyeri ulu hati (efek samping antibiotik).
  • Demam, sakit kepala, dan atau tubuh lemas.

Beberapa perlengkapan pribadi yang dibutuhkan pasien sepulang rawat inap pasca operasi tempurung lutut adalah sebagai berikut:

  • larutan infus NaCl untuk membersihkan kulit di sekeliling luka jahitan ketika kasa dan plester dibuka. Penggunaan cairan pembersih ini penting untuk membasmi mikroorganisme pemicu infeksi.
  • kapas untuk membasuh kulit dengan larutan NaCl.
  • kasa steril (vaseline swab) yang tidak perlu terlalu sering diganti karena berada pada balutan luka jahitan paling dalam.
  • kasa hidrofil dengan ukuran yang cukup untuk menutup luka jahitan (posisinya di atas kasa steril).
  • plester medis (medical tapes) atau plester bedah (surgical tapes) untuk merekatkan balutan kasa.
  • plastic wrap berbentuk roll (biasanya berfungsi menutup wadah makanan) untuk menutup balutan luka saat pasien hendak mandi. Penggunaan plastic wrap sangat krusial untuk mencegah paparan air pada luka jahitan.
  • kompres dingin untuk mempercepat penyembuhan memar atau mengompres kepala pasien yang mengalami demam.
  • popok dewasa berbentuk celana supaya kehigienisan bokong dan area reproduksi pasien tetap terjaga selama kemampuan geraknya masih terbatas.

Kesembuhan Pasca Operasi Bergantung pada Ketekunan Pasien

Pertolongan yang bisa diberikan Dokter Ortopedi hanya sebatas tindakan operasi dan konsultasi. Pasien yang menjalani operasi ganti sendi lutut dengan jaminan BPJS tidak mendapatkan fasilitas rehab medik selama rawat inap. Oleh sebab itu, kesembuhan benar-benar tergantung dari ketelatenan pasien dan pendamping dalam berlatih gerak. Bermacam-macam konten terapi mandiri pasca operasi TKR di media sosial dapat dimanfaatkan untuk variasi latihan di rumah.

Latihan berjalan dan menekuk lutut harus semaksimal mungkin setelah operasi. Pasien diharapkan mampu dan berani melakukan kegiatan ringan sehari-hari secara mandiri, contohnya aktivitas di kamar mandi, berjemur di pagi hari, berjalan di dalam rumah, mengayuh sepeda statis, dan naik turun tangga dengan hati-hati.

Tak ada hal yang perlu dikhawatirkan berlebihan selama luka operasi dalam keadaan kering dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Kendati demikian, rutinitas harian harus dilakukan ekstra hati-hati untuk meminimalkan risiko jatuh yang berujung cedera (jahitan sobek bahkan patah tulang).

Penggunaan walker sepatutnya tidak terlalu lama setelah operasi ganti tempurung lutut. Tujuannya agar pasien lebih cepat belajar berjalan secara mandiri tanpa bergantung pada walker atau alat bantu lainnya (misalnya tongkat siku atau kruk). Rasa sakit pada luka operasi harus ditahan selama latihan gerak demi mencapai kemajuan mobilitas yang pesat.

Pasien yang tidak berani menahan sakit dan jarang berlatih gerak pasca operasi berisiko mengalami arthofibrosis, yaitu kemunculan jaringan parut pada bagian dalam luka operasi. Arthofibrosis menyebabkan lutut semakin kaku sehingga makin sulit digerakkan seiring berjalannya waktu.

Di sisi lain, luka operasi harus dijaga supaya selalu kering dan bersih sebelum jahitan dibuka. Penggantian perban jahitan bisa dilakukan 1 hingga 2 kali sehari untuk menjaga kehigienisan luka operasi. Pasien yang hendak mandi wajib melapisi luka operasi dengan plastik atau perban kedap air supaya tidak basah.

Pelepasan benang jahitan dilakukan 2 hingga 4 minggu pasca operasi. Pada masa pemulihan sebelum lepas benang jahitan, pasien diharapkan sudah berlatih berjalan dan menekuk lutut secara maksimal.

Uniknya, para pasien yang mengalami keterbatasan di rumah acapkali lebih cepat pulih dibandingkan pasien yang punya pendamping dan atau fasilitas penunjang lengkap. Misalnya, pasien berstatus ibu rumah tangga cenderung memaksakan diri mengurus rumah (memasak, bersih-bersih, menjalankan bisnis toko kelontong) pasca pengalaman operasi TKR sehingga lebih banyak bergerak dan akhirnya lekas sembuh.

Beberapa penelitian kesehatan menyatakan bahwa TKR termasuk tindakan operasi besar dengan tingkat keberhasilan mencapai 95%. Oleh sebab itu, pasien tidak perlu resah terhadap keberhasilan operasi. Persiapan fisik dan mental adalah prioritas yang membuat pasien bisa pulih sepenuhnya. Sebaliknya, pasien yang takut menghadapi rasa sakit dan malas bergerak justru menghambat proses kesembuhan.

 

Semoga pengalaman saya sebagai pendamping pasien operasi Total Knee Replacement ini turut bermanfaat bagi siapa pun yang hendak menjalani operasi serupa. Jangan terlalu memusingkan opini negatif orang lain tentang operasi TKR. Tetap semangat menuju kesembuhan karena operasi penggantian lutut dapat meningkatkan kualitas hidup pengidap osteoarthritis.

Siapa sih yang tidak mau menjalani masa lansia dengan tubuh sehat aktif bergerak.

Mau kan jadi lansia sehat yang mandiri?

Mau kan leluasa beraktivitas bersama keluarga atau teman-teman?

Mau kan bisa menggendong cucu secara aman dan nyaman?

Mau kan berlibur ke destinasi impian yang sudah diincar sejak lama?

Sakit saja sudah rugi. Jadi, jangan mau rugi lebih banyak lagi. Lekas sembuh, ya.

No comments