Mengapa Literasi Finansial Sangat Penting Bagi Generasi Z?

Ilmu pengetahuan tak hanya bisa diperoleh melalui jalur pendidikan akademis. Hari gini kan udah ada internet yang bisa membantu siapa pun mendapatkan informasi secara cepat praktis, dan akurat. Salah satu informasi penting yang dibutuhkan oleh semua orang di zaman modern ini adalah literasi finansial.

Apa sih yang dimaksud dengan literasi finansial?

Literasi finansial adalah pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan urusan keuangan. Literasi finansial sekarang bukan sekadar tentang cara berhemat, menabung, dan berinvestasi. Pengetahuan tentang konsep finansial teknologi (financial technology atau fintech) juga sangat esensial bagi semua orang. Itulah sebabnya Modal Antara sebagai portal informasi fintech Indonesia berusaha menyajikan informasi tentang literasi finansial yang mudah dipahami dan berhubungan langsung dengan aktivitas sehari-hari.

Soft launching website ModalAntara.com pada tanggal 18 Oktober 2018 dilangsungkan bersamaan dengan event Fintektok pertama. Modal Antara memulai langkah konkret dalam mengedukasi masyarakat tentang fintech melalui pembahasan yang terkesan santai dan menarik. Fintektok pertama yang membahas peer to peer lending dan mitos seputar rentenir online tersebut menghadirkan dua pembicara, yaitu Triyono Gani selaku Direktur Eksekutif Inovasi Keuangan Digital dan Mikro Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Sunu Widyatmoko selaku Ketua Bidang Cash Loan Asosiasi Fintech Indonesia.

Pembahasan tentang peer to peer lending dan fintech pada event Fintektok pertama sangat inspiratif dan menarik perhatian. Potensi pasar fintech di Indonesia sangat besar dan masih dalam tahap perkembangan. Perusahaan fintech berperan sebagai match maker yang mempertemukan pihak investor (penyedia dana) dan pihak peminjam dana. Istilah peer to peer lending memang cocok digunakan untuk menyebut hubungan antara investor dan peminjam dana. Karena kedua pihak tersebut melakukan kesepakatan secara pribadi dengan perantaraan perusahaan fintech. Lain halnya dengan proses pinjaman ke bank yang asal dana dan investornya tidak diketahui oleh pihak peminjam.

Bagaimana cara menghindari rentenir online?

Peminjam dana akan terhindar dari jeratan rentenir online bila cermat memilih perusahaan fintech yang legalitasnya diakui OJK. Ada empat kategori perusahaan fintech berdasarkan legalitasnya di mata OJK, yaitu:

  • tidak berizin (Keberadaannya sama sekali tidak tercatat di OJK.)
  • tercatat (Telah memberikan riwayat tentang perusahaan kepada OJK.)
  • terdaftar (Ada wajib lapor dan wajib menerapkan aturan tertentu sesuai ketentuan OJK.)
  • berizin (Wajib mengikuti aturan fintech dari OJK dan membayar biaya perizinan.)
Jadi, perusahaan fintech bukanlah rentenir online. Karena pihak peminjam harus mengetahui aturan pinjaman dan jumlah bunga yang harus dibayar ketika mengembalikannya. Peminjam dana yang teliti akan terhindar dari risiko bunga berbunga bila dapat membayar pinjaman sesuai kesepakatan.

Investor juga membutuhkan perlindungan.

Bukan cuma peminjam dana yang butuh edukasi tentang peer to peer lending. Pihak investor juga membutuhkan perlindungan untuk memastikan bahwa dana yang dipinjamkan pasti kembali beserta bunganya. Perusahaan fintech berupaya menyeleksi peminjam secara ketat demi meminimalkan risiko pinjaman tak kembali. Track record digital calon peminjam dan kesesuaian identitas menjadi kunci utama untuk mendapatkan pinjaman secara online. Dengan demikian, risiko kredit macet pun dapat diminimalkan. Hingga Oktober 2018, tercatat bahwa rasio kredit macet peer to peer lending hanya berkisar di angka 1%. Rasio tersebut tentu jauh lebih kecil dibandingkan rasio kredit macet pada pinjaman bank.

Generasi Z Juga Butuh Literasi Finansial

Generasi milenial yang sedang berada di masa produktif memang butuh literasi finansial. Namun, generasi Z pun tak kalah membutuhkannya. Generasi yang lahir di tahun 2000-an merupakan tech enthusiast yang kesehariannya tak bisa lepas dari internet. Oleh karena itu, literasi finansial berkonsep modern penting untuk mengedukasi generasi Z.
Kira-kira apa saja sih manfaat literasi finansial bagi generasi Z?
Belajar Mengelola Finansial Sejak Dini
Dahulu, generasi kita mungkin terbiasa diajari menabung sejak kecil. Namun, lain halnya dengan generasi Z. Faktanya, kita tak harus punya banyak uang bila ingin mulai berinvestasi. Dengan uang jutaan rupiah pun kita bisa mengajukan diri sebagai investor melalui peer to peer lending.
Jadi, generasi Z memang patut belajar mengelola finansial sejak dini dengan cara yang kekinian. Sebagian tabungan bisa dialokasikan untuk berinvestasi secara online. Nilai uang yang diinvestasikan akan lebih cepat bertambah dibandingkan menabung secara konvensional.
Terhindar dari Penipuan Berkedok Investasi
Penipuan berkedok investasi online memang semakin marak. Namun, hal tersebut sebenarnya bisa diminimalkan jika kita punya pemahaman yang baik tentang konsep investasi. Generasi Z wajib mempelajari investasi online sedari dini. Karena pemahaman tersebut akan membantu generasi Z terhindar dari penipuan berkedok investasi. Di tahun-tahun mendatang, perkembangan fintech pasti semakin pesat. Sehingga generasi Z wajib mengimbanginya dengan literasi finansial yang memadai.
Membantu Orang Tua yang Sedang Membutuhkan Dana
Karakteristik generasi Z yang lebih mahir untuk urusan teknologi menjadi harapan bagi para orang tua yang gaptek. Iya, para orang tua yang bekerja atau berbisnis di sektor informal kerap kesulitan mengajukan pinjaman uang ke bank. Padahal, masalah pinjaman tersebut bisa diselesaikan dengan memanfaatkan peer to peer lending.
Para generasi Z secara tak langsung berkewajiban memberikan informasi kepada orang tua mengenai fintech dengan bahasa yang sederhana. Karena edukasi terbaik memang harus dimulai dari lingkup keluarga. Nyatanya, bukan cuma orang tua kok yang bertugas mengajari anak. Justru anak-anak yang lebih menguasai teknologi juga patut berbagi ilmu dengan orang tua.
Persiapan Memasuki Dunia Kerja
Sebagian generasi Z tak lagi bercita-cita menjadi dokter, guru, pilot, atau polisi. Banyak pekerjaan baru yang tak kalah menyenangkan dan sesuai dengan passion. Salah satunya tentu saja pekerjaan di ranah fintech. Geliat fintech di tanah air pasti membuka banyak kesempatan kerja bagi generasi Z di masa mendatang. Beragam pekerjaan seperti data scientist, research analyst, dan Artificial Intelligence (AI) creator membutuhkan generasi Z  yang muda, cerdas, dan selalu berinovasi. Mempelajari literasi finansial adalah salah satu bekal penting untuk memasuki persaingan dunia kerja yang semakin ketat.

Literasi finansial rupanya memang sangat penting ya bagi generasi penerus di tanah air. Sehingga nantinya generasi Z mampu menentukan keputusan finansial terbaik serta memasuki masa produktif dengan bekal kemampuan finansial yang memadai. Modal Antara pun berkomitmen memberikan edukasi finansial yang mudah dimengerti seluruh kalangan masyarakat. Karena perkembangan fintech juga berkontribusi terhadap sektor ekonomi Indonesia. Yuk, nantikan inovasi-inovasi Modal Antara di bidang literasi finansial bagi generasi Z!





No comments