Lubang Air Kamar Mandi


Suatu hari saya baru saja selesai keramas dan ingin mandi. Sesaat sebelum mengambil sabun mandi, saya memperhatikan lubang air di kamar mandi saya. Laju air pada permukaannya terhambat oleh helai-helai rambut. Saya lantas berinisiatif mengambil rambut-rambut tersebut dan segera membuangnya. Setelah saya membuang rambut-rambut itu nyatanya laju air tetap lambat. Kira-kira air mengendap selama sepuluh detik sebelum menghilang dari permukaan lubang air kamar mandi.

Saya merasa penasaran dengan kejadian tersebut dan mencoba membuka penutup lubang air kamar mandi. Ternyata ada segumpal rambut yang telah bercampur dengan kotoran lainnya di bagian bawah penutup lubang. Melihat hal itu, saya lekas mengambil gumpalan rambut kotor kemudian membuangnya. Setelah saya membuang segumpal rambut dan menutup kembali lubang air kamar mandi tersebut, barulah laju air menjadi lancar dan sama sekali tidak mengendap.

Kisah lubang air kamar mandi itu mengingatkan saya tentang cara kerja pikiran manusia. Sering kali kita mengira kalau masalah-masalah yang kita hadapi bisa selesai jika kita melakukan hal-hal menyenangkan, misalnya menjalani hobi, berbincang-bincang dengan sahabat, atau menikmati makanan favorit. Padahal alam bawah sadar kita menyimpan banyak beban yang terus bertambah setiap hari. Beban-beban di alam bawah sadar itulah yang membuat kita mudah emosi, mengalami penurunan produktivitas, dan sulit memahami karakter orang lain. Perlahan-lahan kita berubah menjadi sosok orang lain yang jauh dari kata sabar dan menyenangkan.

Keikhlasan hati diri sendiri ibarat tangan yang mengambil segumpal rambut kotor pada bagian dalam lubang air kamar mandi. Jika kita ikhlas, maka beban-beban pikiran akan berkurang. Hati yang ikhlas akan merasa lebih lega dan tidak terganggu oleh prasangka-prasangka buruk. Masalah yang kita hadapi memang tidak hanya mempengaruhi bagian luar diri kita saja. Selalu ada hal-hal berat yang tidak bisa kita bagi kepada orang lain. Waktu tidak bisa menyembuhkan. Ia cuma memberi jeda. Hanya diri sendiri yang bisa menyembuhkan. Semoga kita punya kemampuan yang memadai untuk melepaskan beban-beban dalam alam bawah sadar diri sendiri. Sehingga kita bisa menjadi pribadi dengan pikiran yang sehat dan pandai bersyukur.



No comments