Mungkin banyak orang yang
membayangkan kalau jadi penulis freelance
itu enak. Kenyataannya memang enak, tetapi bukan tidak diselingi dengan duka.
Semua pekerjaan pasti memiliki suka duka. Selanjutnya, tinggal bagaimana setiap
orang yang melakoni pekerjaan tersebut bisa membuat dirinya merasa nyaman.
Sumber :
Dokumentasi pribadi
Kenyamanan adalah kunci utama
dalam menjalani sebuah pekerjaan, tidak peduli apa pun jenis pekerjaannya.
Menjadi penulis freelance yang unggul
dan dicari banyak perusahaan pun dilandasi oleh rasa nyaman. Dari sekian banyak
suka duka yang dialami, tentu beberapa hal ini adalah yang paling sering
dirasakan oleh penulis freelance :
Sulit Membagi Waktu Secara Disiplin
Bekerja tanpa berhadapan langsung
dengan bos memungkinkan penulis freelance
untuk lebih santai. Semua pekerjaan diselesaikan secara mandiri, termasuk
untuk urusan mengatur waktu. Ketika merasa penat dan ingin bersantai sejenak
tentu tak ada yang melarang.
Tetapi bersantai hingga
kebablasan malah bisa membuat pekerjaan tak kunjung rampung. Bersantai itu
boleh, atau malah harus. Namun waktunya harus bisa diseimbangkan dengan
pekerjaan yang sedang menunggu untuk diselesaikan.
Deadline Mengejar, Malas Menghadang
Rasa malas itu manusiawi, kan?
Ada saat-saat ketika mood sedang turun dan tidak bisa
menghasilkan ide-ide baru. Padahal deadline
pekerjaan sudah di depan mata. Kalau sudah begini, sikap profesionalitas
tentu harus diterapkan dengan baik. Singkirkan dulu mood yang tak stabil kemudian berusahalah untuk fokus pada
pekerjaan.
Karena penulis freelance itu tak bisa bekerja dengan
mengandalkan mood, melainkan harus
mengandalkan sisi profesionalitas.
Seakan Kehabisan Kata-Kata
Penulis freelance harus selalu memiliki perbendaharaan kata yang memadai.
Agar nantinya tulisan yang dihasilkan tidak monoton dan menarik untuk disimak. Sayangnya,
hal yang satu ini sering dialami oleh para penulis freelance : seakan kehabisan kata-kata.
Sejumlah kata-kata yang sama
diulangi terus-menerus hingga menimbulkan kebosanan saat menulisnya. Terutama
sejumlah kata depan dan kata sambung seperti dan, dengan, agar, supaya, saat,
ketika, kala, serta kata-kata lainnya. Kuncinya, penulis freelance harus rajin membaca banyak hal selain membaca tulisannya
sendiri.
Selain membaca situs-situs
berkualitas di internet, membaca buku dan menggunakan Kamus Besar Bahasa
Indonesia juga berpotensi memperkaya perbendaharaan kata.
Lupa dengan Portofolio Pribadi
Tidak seperti profesi karyawan
tetap yang lebih fokus dengan perkembangan perusahaan, penulis freelance harus melakukan hal yang agak berbeda.
Seorang penulis freelance harus mampu
menghasilkan pekerjaan terbaik sekaligus tak lupa meningkatkan kualitas diri
sendiri.
Karena persaingan di dunia freelance sangat ketat, penting sekali
untuk meningkatkan kualitas diri sendiri. Cara untuk mengasah kreativitas dan
meningkatkan kualitas sangat beragam, misalnya dengan nge-blog, membuat portofolio pribadi, mengikuti lomba menulis,menjalani
pelatihan menulis, serta ikut serta dalam komunitas menulis.
Pekerjaan penulis freelance mungkin terdengar tidak keren
dan biasa-biasa saja. Namun sesungguhnya banyak hal baru yang bisa digali jika
seseorang tekun menjalankan pekerjaan yang satu ini. Siap menjadi penulis freelance yang berkualitas dan dicari
banyak orang?
Sumber :
Dokumentasi pribadi
Duka yang terdalam, adalah ketika tulisan kita terbit dengan nama orang lain/ penulis lain. Itu paling nyesek rasanya, wkwkw. Tapi sekarang, saya sadar sudah saatnya untuk melakukan perubahan. kita nggak bisa gini terus. media sudah menyediakan, kita harus bekerja untuk diri kita sendiri. Semangat !!!
ReplyDeleteBetul, Kak. Kita harus semangat. Harus bisa bikin personal branding demi kualitas diri sendiri. Sukses terus, Kak :)
Delete