Bukankah menyenangkan jikalau
kamu bisa berjalan berdampingan dengan sahabatmu?
Langkah kakimu dan langkah
kakinya tentu tak selalu seirama. Namun tekadmu demi mewujudkan cita-cita mulia
merupakan alasan yang lebih dari cukup untuk melangkah bersama. Sesekali bila dia
tertinggal, kamu bisa berhenti sejenak untuk menunggunya. Sementara jika dia
mulai berhenti seraya mengeluh, maka kamu siap menarik tangannya dan
mengajaknya melanjutkan perjalanan.
Tatkala dia mengambil jalan
yang salah, wajar kalau kamu merasa kesal dengan keputusannya. Tetapi perasaan
itu tak akan berlangsung lama. Sebab kamu tentu sigap untuk segera
mengingatkannya.Watakmu yang tegas dan cekatan membuatmu kerap berada beberapa
langkah di depannya. Nanti dia juga akan memberitahumu. Bahwa ada kalanya
melangkah perlahan-lahan sangat dibutuhkan. Supaya tidak salah mengambil jalan
atau terkena jebakan.
Jalan mungkin berliku, tetapi
kamu dan dia tak akan lelah jika terus melangkah bersama. Kata orang, ucapan
adalah doa. Sehingga guyonanmu hari itu kututup dengan kata amin. Meski mentari
berhenti bersinar, kuharap kamu dan dia tak pernah berubah. Aku yakin bahwa
daya magis kekuasaan yang sering membuat orang lupa diri tak akan mempengaruhi
dirimu dan dia.
Hal itu memang belum tiba,
namun selalu aku semogakan. Seandainya kesempatan itu benar-benar datang kepadamu,
kuharap kamu mau mempertimbangkannya masak-masak. Semoga percakapan kita pada
malam itu cukup berarti dan mampu meneguhkan keyakinanmu.
Kendatipun tidak memperoleh
kesempatan, kamu dan dia selamanya menjadi kebanggaanku. Aku tahu kamu dan dia
pasti senantiasa melangkah ke arah yang benar walau bukan sebagai pemegang
kendali. Tetapi jika kesempatan yang datang itu menjelma jadi kenyataan, aku
hendak jadi orang pertama yang tak jemu mendukung keputusanmu. Nanti aku akan
menunggu dan tersenyum ke arahmu dari depan gerbang. Senyum dan sapaanku bergembira
menyambutmu dan dia yang sudah menyandang status baru.
Sejauh apa pun kamu berlari
dari takdirmu, takdir itu pasti bergegas menghampirimu pada waktu yang tepat. Tak
ada manusia yang sempurna, demikian pula halnya dengan kamu dan dia. Namun aku
berani bertaruh kalau kamu dan dia bersedia menahan reruntuhan langit dalam
perjalanan mencapai cita-cita mulia.
Semoga kalianlah yang jadi
jawabannya.
No comments