Saat
seseorang melakukan kesalahan, minta maaf adalah hal yang wajar. Walaupun terdengar
mudah, sebenarnya minta maaf tidak segampang teorinya. Tak sedikit hubungan
yang rusak dan gagal diperbaiki hanya karena enggan minta maaf. Mulut seolah
terkunci ketika harus mengucapkan dua kata tersebut. Sudah salah saja masih
tidak mau minta maaf, apalagi kalau memang tidak salah. Ego pribadi letaknya
terlalu tinggi untuk “menunduk” dan minta maaf.
Kadang-kadang
kita minta maaf bukan karena melakukan kesalahan, melainkan karena tak ingin
orang-orang yang kita sayangi pergi menjauh. Ada hal-hal yang membuat kita
harus menurunkan ego. Dalam hidup, kita tidak selalu menang. Pemegang kunci
atau pembuka jalan tak selalu jadi juaranya.
Bila
sudah berniat minta maaf, lakukanlah sepenuh hati. Karena minta maaf itu susah,
siapkan hati dan pikiran yang jernih. Lalu ikuti 3 (+2) langkah berikut ini:
I’m Sorry
“Maafkan
aku.”
Hal
pertama yang harus kita lakukan tentu saja mengucapkan “aku minta maaf”. Ucapan
ini membuat niat minta maaf bisa disampaikan dengan sungguh-sungguh. Butuh jiwa
besar dan kerendahan hati untuk mengucapkan kata maaf secara tulus. Jangan ragu
melakukan hal ini meskipun suara mulai bergetar karena menahan luapan isi hati.
That’s My Fault
“Itu
semua kesalahanku.”
Minta
maaf saja rupanya belum cukup. Kita juga mesti menyampaikan bahwa kekeliruan
yang terjadi adalah kesalahan kita. Kedengarannya memang sepele. Namun
kenyataannya tak banyak orang yang menuturkan hal ini sewaktu minta maaf. Padahal
ucapan ini adalah cara terbaik untuk mengakui kesalahan. Hati jadi lebih lega
setelah mengucapkannya.
Tetapi
bagaimana kalau bukan kita yang salah?
Mudah
saja. Kita tidak perlu sok merasa bersalah kalau memang bukan kita yang
melakukannya. Masih ada lain hari untuk menjelaskan tentang permasalahan ini
setelah pikiran sama-sama jernih. Bila tidak bersalah, lanjutkan saja ke
langkah berikutnya.
What can I do to make it right?
“Apa
yang harus aku lakukan untuk memperbaiki keadaan?”
Kita
tidak sedang menghadapi Tuhan Yang Maha Tahu. Jadi, niat untuk memperbaiki
keadaan harus kita sampaikan dengan jelas. Minta maaf memang tak cukup dengan
kata maaf saja. Harus ada aksi yang dilakukan demi memperbaiki keadaan. Kalimat
ini menunjukkan iktikad baik yang akan kita lakukan. Orang hebat tentu tak
segan melakukan banyak hal demi memperbaiki keadaan yang sempat kacau. Percayalah
bahwa minta maaf akan jauh lebih bermakna bila dibarengi dengan tindakan nyata.
(I promise that…)
“Aku
janji kalau nanti aku …”
Kenapa
kalimat keempat ini diletakkan dalam tanda kurung?
Karena
langkah keempat dan kelima tidak perlu kita ucapkan sewaktu minta maaf. Simpan
janji itu dalam hati. Simpan baik-baik dan jangan pernah melupakannya. Janji yang
sudah diberikan kepada orang lain kerap jadi sumber kekecewaan jika tak bisa
ditepati. Berjanji kepada diri sendiri setelah minta maaf adalah salah satu
cara paling bijak untuk memperbaiki diri. Semoga janji-janji itu tetap
terkenang dan tak membuat kita mengulangi kesalahan yang sama.
(I
will be a better person for you.)
Semua
orang pasti ingin membahagiakan orang yang disayangi, demikian pula halnya
dengan kita. Nyatanya, orang-orang yang kita sayangi sudah cukup berbahagia
dengan kehadiran kita. Namun kita ingin melengkapi kebahagiaannya dengan
hal-hal baru yang lebih baik lagi. Jadilah menjadi pribadi yang lebih baik
setelah melakukan kesalahan. Metamorfosis menjadi pribadi yang lebih baik adalah
wujud permohonan maaf yang sesungguhnya.
Tak
terhitung lagi kata maaf yang belum sempat kusampaikan kepadamu.
Maaf
sering membuatmu gelisah.
Maaf
jika aku selalu terkesan menggurui.
Maaf
karena aku mungkin pernah tidak adil terhadapmu dan dia.
Maaf
atas ketertutupanku yang membuatmu khawatir.
Maaf
untuk semua air mata yang kau tumpahkan saat memikirkanku.
Maaf
untuk semua beban yang kau tanggung sampai kamu sering berucap bahwa kamu
bertahan “demi aku”.
Maaf
belum bisa menjadi anak yang baik untukmu.
Dan
maaf-maaf lainnya yang tak pernah kusebutkan dalam setiap percakapan kita.
Itu
semua kesalahanku.
Apa
yang harus aku lakukan untuk memperbaiki keadaan?
Barangkali
aku tak akan memberitahukan tulisan ini kepadamu. Biar kamu menemukannya
sendiri. Biar hatiku yang memberi isyarat kepadamu. Mudah-mudahan kamu menerima
permintaan maafku. Semoga kamu selalu bahagia menjalani tugasmu. Ketika merasa
lelah dan putus asa, menolehlah ke belakang. Ada aku yang akan selalu
mengikutimu.
No comments