Kekecewaan kerap membuat kita
larut dalam perasaan sedih dan marah. Terasa begitu menyakitkan. Terutama jika
kekecewaan itu disebabkan oleh orang-orang yang sangat kita sayangi. Banyak hal
yang berkecamuk dalam hati saat merasa kecewa. Perasaan campur aduk yang tak
dapat dijelaskan oleh kata-kata.
Namun kita harus mengingat
beberapa hal penting ini. Bahwa ternyata hal-hal ini sebaiknya tidak dilakukan
saat merasa kecewa. Kalau kita berhasil menahan diri untuk tidak melakukannya,
niscaya kekecewaaan kita tak akan berujung pada penyesalan.
Mengumpat
Penelitian yang dilakukan di
Universitas Cambridge, Universitas Stanford, Universitas Maastricht, dan
Universitas Hongkong menemukan hasil mencengangkan. Ternyata orang yang suka
mengumpat cenderung lebih jujur. Karena ketika seseorang mencari kata ganti
agar kalimatnya tak terdengar kasar, kemungkinan besar orang tersebut akan
mengubah pernyataan awal yang ingin disampaikannya.
Walaupun mengumpat menunjukkan
suatu bentuk kejujuran, hal tersebut tak sepatutnya kita lakukan. Kita pasti
tak ingin orang-orang yang kita sayangi malah terluka dengan umpatan dari mulut
kita. Ucapan yang sudah keluar dari mulut tak akan bisa ditarik lagi. Cobalah
menenangkan diri. Sejatinya, hal yang paling sulit ditaklukkan di dunia ini
adalah diri sendiri.
Mengucapkan “Aku Lelah”
Lelah hati jauh lebih sulit
diatasi daripada lelah fisik. Dari luar pasti kita kelihatan baik-baik saja,
begitu sehat dan seakan bisa beraktivitas dengan baik. Lantas siapa yang peduli
dengan lelah hati yang kita alami?
Simpan kata lelah itu untuk diri
sendiri. Sampai nanti lelah hati itu enggan mengganggu dan akhirnya pergi. Kata
lelah hanya akan membuat orang-orang yang kita sayangi jadi mencemaskan kita.
Sementara orang-orang yang membenci kita justru hendak berpesta mensyukuri
kejatuhan kita. Dia tak menciptakan perasaan kita sebagai suatu benda yang bisa
dilihat atau disentuh secara harfiah. Jadi, jangan biarkan sembarang orang
melihat atau menyentuhnya.
Membuat Sebuah Janji
Jangan berjanji ketika sedang
kecewa. Karena janji tersebut merupakan representasi dari luapan emosi yang
sedang kita rasakan. Kita tak bisa berpikir jernih saat hati diliputi
kekecewaan. Janji adalah utang yang wajib dibayar. Butuh persiapan dan
pertimbangan matang agar kita bisa menepati janji yang sudah kita ucapkan. Sebaik-baiknya
manusia adalah mereka yang bisa dipegang janjinya.
Mengambil Keputusan Mendadak
Mengambil keputusan mendadak
sewaktu merasa kecewa merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Sama halnya
seperti membuat janji, sebuah keputusan adalah cerminan dari kematangan pribadi
kita. Jangan sampai kita menyesali keputusan keliru yang kita pilih karena
dipengaruhi emosi sesaat. Besar atau kecil, sebuah keputusan harus
dipertimbangkan secara cermat. Setiap keputusan yang kita pilih akan mempengaruhi
jalan hidup kita di masa kini dan masa mendatang.
Bertemu Banyak Orang pada Suatu Kegiatan
Energi dan semangat cenderung
terkuras habis akibat kekecewaan yang kita rasakan. Oleh sebab itu, lebih baik
kita meluangkan waktu untuk diri sendiri. Usahakan agar tak bertemu banyak
orang pada suatu kegiatan bila kondisinya memang memungkinkan. Sisihkan waktu
untuk merenung dan menenangkan diri sendiri. Niscaya pikiran kita akan lebih
jernih dan bebas dari rasa kecewa.
Melampiaskan Kemarahan kepada Orang Lain
Jika kita bertemu dengan banyak
orang ketika hati sedang kecewa, peluang untuk melampiaskan kemarahan kepada
orang lain akan semakin besar. Sedikit masalah atau kesalahpahaman bisa
memantik luapan emosi yang sedang kita simpan di hati. Padahal tak sepatutnya
orang lain menjadi sasaran pelampiasan rasa kecewa yang sedang kita alami.
Everybody has their own story. Semua orang punya masalahnya
masing-masing. Namun yang terbaik adalah
mereka yang selalu berusaha terlihat baik dan normal di hadapan orang lain.
Aku bohong kalau kubilang tidak sedang kecewa
kepadamu. Sudah pernah kukatakan bahwa aku mati-matian menjaga perasaanmu agar
senantiasa bahagia. Jadi, aku akan marah sekali bila ada orang lain yang
membuatmu terluka. Bahkan aku sangat kecewa bilamana luka itu terlihat olehku.
Barangkali aku kecewa karena tak bisa menjaga perasaanmu dengan baik.
Aku tahu kamu bisa bergembira dan berbagi cerita
dengan mereka yang kamu sayangi saat kamu sedang tak berbicara denganku. Namun
tidak demikian halnya denganku. Obrolan ringan kita sudah membuatku sangat
gembira. Bila percakapan itu terhenti atau menjadi dingin, aku begitu tersiksa.
Kamu tak perlu mengetahuinya. Karena aku pun tak ingin kamu mengetahuinya.
Pagi ini aku tak butuh kata terimakasih yang kau ucapkan.
Rasanya malah kecewa sekali membaca kata demi kata itu. Seakan-akan aku cuma
orang asing bagimu. Tak apa-apa kok. Aku sudah berlatih menata hati. Aku
berusaha supaya kekecewaanku tidak mengusik orang lain, terutama kamu. Hanya
dua hal yang akan kulakukan saat kecewa, tidur sepanjang hari atau bekerja
sekeras-kerasnya.
Kadang kala sesuatu yang dianggap sepele oleh
seseorang merupakan hal besar yang sangat penting bagi orang lain. Seperti
suara tawa atau senda guraumu bersama orang lain yang membuatku begitu bahagia
saat mendengarnya. Baik-baiklah di situ, bersama orang-orang lain yang kamu
sayangi.
Jikalau suatu waktu kamu lelah, segera balikkan
badanmu. Aku pasti ada di situ. Selalu jadi support
system-mu. Aku tak akan mundur selangkah pun darimu.
Kamu juga mesti ingin kata-kataku ini, yang sudah
sering kulontarkan kepadamu.
Sedihmu, sedihku.
Sedihku, biarlah menjadi tanggunganku sendiri.
Kata orang, jenis kopi favorit itu bisa menggambarkan kepribadian para penyukanya.
Kamu tahu mengapa aku suka es kopi hitam?
Aku ingin dikenal seperti es kopi hitam itu. Dingin
dan misterius. Namun ada sensasi rasa manis dan pahit ketika diseruput. Karena
aku jauh dari kata sempurna, sudah pasti ada pahit yang terasa bila sudah
mengenalku. Manis dan pahit itu, semoga tidak membuatmu jera.
Rasa sayangku beribu-ribu kali lipat lebih besar
daripada rasa kecewaku hari ini.
Aku sayang kamu, 99%-ku.
Mohon jangan dijawab dengan “terimakasih” lagi, ya.
Izinkan aku menyayangimu dengan segala ketidaksempurnaanku, memelukmu lewat doa, dan menjagamu lewat tangan-Nya.
No comments