11 Rahasia Agar Cepat Kaya ala Si Cina Zaman Now




Sebelum mulai membaca tulisan ini, coba jawab dulu pertanyaan ini dalam hati.
Apa yang langsung terbayang ketika mendengar kata “rezeki”?

Mayoritas orang pasti setuju kalau rezeki identik dengan uang, harta, atau kekayaan. Padahal definisi rezeki jauh lebih baik dan positif daripada hal-hal seperti itu. Kesehatan, keluarga, dan sahabat tentu lebih berharga dibandingkan harta semata. Itulah sebabnya rezeki disebut sebagai fortune dalam Bahasa Inggris. Karena sejatinya rezeki bukan sekadar soal materi, melainkan soal karunia atau keberuntungan.


Tapi ya udahlah ya. Gak apa-apa juga sih kalau mau mengartikan rezeki sebagai harta. Memiliki harta yang banyak juga bukan suatu kejahatan kan. Tiba-tiba saya tergelitik membuat tulisan ini setelah menonton video Deddy Corbuzier beberapa hari lalu. Video yang diunggah di Youtube tersebut mengungkapkan rahasia tentang mengapa (cukup banyak) orang cina lebih kaya dibandingkan dengan ras lain.


Sebenarnya saya juga sama seperti Deddy. Saya tidak terlalu setuju dengan anggapan bahwa orang Cina pasti lebih kaya. Karena kaya atau tidaknya seseorang tentu tidak ditentukan oleh rasnya. Namun saya juga mengiyakan isi video Deddy tersebut. Sebagai orang Cina, memang ada beberapa prinsip yang ditanamkan oleh para orang tua sejak kami kecil. Saya pun tertarik mengembangkan lima poin yang disampaikan Deddy agar nuansanya lebih kekinian dan meyakinkan.
Inilah ulasannya!

1. Menabung dengan jumlah besar.

Mayoritas orang Cina memang diajarkan kebiasaan yang satu ini ketika masih kanak-kanak. Jadi, kalau kita diberi uang jajan Rp 10.000, sebaiknya kita menabung minimal setengahnya yaitu Rp 5.000. Kemudian kita harus membiasakan diri untuk berhemat dengan sisa uang jajan yang kita punya. Kebiasaan ini akhirnya terbawa hingga dewasa ketika sudah punya penghasilan sendiri. Menabung dengan jumlah 50% hingga 60% dari total penghasilan bukanlah hal aneh bagi orang Cina. Bukan kopet lo ya, tetapi hemat. 

2. Jangan lupa investasi.

Uang yang kita tabung begitu saja akan merosot nilainya akibat pengaruh inflasi. Jadi, sebaiknya kita mulai berinvestasi demi mengamankan nilai uang tersebut. Pilihan investasinya banyak. Orang-orang tua zaman dahulu paling menyukai emas sebagai pilihan investasi konvensional yang menguntungkan dalam jangka panjang. Kini, bank juga menyiapkan berbagai produk investasi terpercaya, mulai dari deposito sampai reksadana. jumlah uang yang kita investasikan nanti akan bertambah banyak seiring dengan berjalannya waktu.

3. Utang itu haram.

Iya, utang memang haram bagi orang Cina. Terutama jika harus berutang untuk kebutuhan sehari-hari seperti barang-barang kebutuhan dapur. Rasanya masih ada banyak sumber rezeki yang bisa diusahakan daripada keburu menyerah lalu berutang. Sebaiknya kita hanya berutang dalam keadaan terpaksa, misalnya ketika sakit dan kesulitan menyelesaikan kewajiban finansial lainnya.

Satu hal yang paling haram saat berutang adalah utang untuk memenuhi gaya hidup konsumtif. Jangan pernah meminjam uang untuk membeli pakaian bermerek atau bergaya hidup mewah. Jika kita tidak punya utang, maka kita tidak perlu pusing memikirkan cara membayarnya. Kita juga tak akan terlilit oleh bunga utang yang besar bila utang tak kunjung lunas. Begitu kata nenek saya.

4. Untung kecil tetapi banyak.

 


Rahasia nomor empat ini benar-benar harus diterapkan oleh orang yang berprofesi sebagai pedagang. Untung besar ketika berjualan tidak ada gunanya kalau pelanggan malah kapok dan tidak berbelanja di tempat kita lagi. Lebih baik kita mengambil untung kecil agar calon pelanggan tertarik berbelanja kepada kita. Dengan demikian, kita pun akan mendapatkan total keuntungan besar jika punya banyak pelanggan.

Oh iya, ada satu lagi lo yang kadang-kadang menjengkelkan bagi para pelanggan. Jangan pernah bilang begini,
“Kita jualan gak ambil untung kok, Cici/ Koko/ Bu/ Pak.”
Kalimat seperti itu sih emang hiperbola banget.
Ya terus ngana ngapain dagang kalo gak ambil untung?
Tidur aja sana di rumah. Gak usah sibuk dagang kalo gak ada untungnya. 

Kalimat yang lebih tepat itu seperti ini:
“Kita jualan gak ambil untung banyak kok, Cici/ Koko/ Bu/ Pak. Sama langganan mah gak dimahalin.”

5. Membeli barang yang harganya sesuai kemampuan.

Kita tak harus selalu membeli barang-barang super murah agar lebih hemat. Buat apa beli barang murah kalau ujung-ujungnya malah cepat rusak. Jadi, yang harus kita lakukan adalah membeli barang yang harganya sesuai kemampuan. Beli yang bermerek sih gak apa-apa asalkan kondisi finansial kita memadai. Misalnya, membeli tas seharga 1 juta mungkin kelihatan mahal bagi orang lain. Namun hal tersebut tentu tak jadi masalah bila kita punya uang di atas 50 juta. Ada harga, ada kualitas. Kalau cuma punya uang 5 juta, ya gak usah beli tas yang harganya sampai 1 juta. Pasti masih banyak tas lain yang harganya lebih worth it dan gak bikin kantong jebol.

Orang-orang Cina kaya yang duitnya kayak tinggal metik biasanya menggunakan kendaraan yang biasa-biasa saja. Bahkan kisaran harga mobilnya mungkin cuma 200 hingga 300 juta saja. Kenapa? 

Karena mobil bukanlah aset investasi. Nilainya akan terus turun dari tahun ke tahun. Mobil kelas menengah yang spesifikasinya bagus tentu sudah lebih dari cukup untuk memfasilitasi kegiatan sehari-hari.

6. Orang tua adalah pembuka pintu berkat bagi kita.

 


Jangan pelit sama orang tua sendiri.
Saya sudah melihat beberapa contoh nyata tentang anak-anak yang hidupnya penuh berkat karena memuliakan orang tua. Di salah satu mall besar di Tangerang, saya pernah melihat mobil yang dimodifikasi khusus untuk orang tua yang sangat sepuh dan tak kuat berjalan. Mobil itu dilengkapi dengan mini elevator yang bisa mengangkat dan menurunkan kursi roda secara otomatis. Sistem pengaturannya menggunakan tombol-tombol yang ada di dekat mesin elevator itu. Wow, keren banget. Betapa bahagianya orang tua yang memiliki anak berbakti seperti itu. 

Sebaliknya, ada pula yang hidupnya juga terseok-seok karena pelit sama orang tua. Orang tua adalah pembuka pintu berkat bagi kita. Setiap kali dia tersenyum karena kita, pasti pahala kita bertambah. Kebahagiaan dan doa-doanya akan membuka pintu berkat kita. Jadi, kita tak akan kekurangan rezeki bila kita tidak pelit kepada orang tua sendiri.

7. Kerja keras yang tak kenal waktu.

Orang Cina yang tajir melintir pasti punya etos kerja yang disiplin dan tak mengenal waktu. Kalau gak percaya, coba tanya langsung sama mereka. Sudah pasti mereka menghabiskan banyak waktunya untuk bekerja keras. Waktu muda dulu tentu sering lembur di kantor, kerja di hari Sabtu-Minggu, bahkan masih sempat mengerjakan pekerjaan sampingan. Jika ada banyak anggota keluarga di rumah, bisnis online juga dikerahkan untuk menghasilkan pendapatan ekstra. Etos kerja inilah yang membuat orang Cina mampu mengumpulkan lebih banyak uang dan dianggap lebih kaya dari ras lainnya.

Biasanya mereka cuma ngangguk-ngangguk, senyum, atau ketawa kecil kalau ditanya,
“Kok kerja terus, gak capek ya?”

8. Punya rumah pribadi dulu, gaya-gayaannya belakangan aja.

Ini nih yang jadi masalah bagi generasi milenial. Mayoritas generasi milenial lebih mengutamakan perilaku konsumtif dibandingkan kebutuhan primer. Gaya-gayaan beli mobil biarpun harus mati-matian bayar cicilan atau nabung berbulan-bulan untuk traveling ke luar negeri.

Bela-belain beli mobil sekarang dengan cara mencicil tentu bukan keputusan yang tepat. Beberapa tahun ke depan, harga mobil bekas pasti terus merosot. Sementara itu, harga rumah makin meroket dan bikin kita makin susah membelinya.

Orang Cina itu pantang gaya-gayaan dan boros. Apalagi kalau belum punya rumah pribadi. Having your own house is a must. Karena rumah adalah kebutuhan primer sekaligus aset investasi yang nilainya terus berlipat ganda. Kita gak akan rugi kalau menunda beli mobil atau gadget. Selalu ada gadget atau mobil keluaran terbaru yang lebih canggih dan lebih keren di tahun-tahun mendatang. Kalau hanya takut panas dan debu pas pergi ke mall, pakai taksi online aja. 

9. Badan sehat juga ada hubungannya dengan isi kantong.



Apa hubungannya badan sehat dengan isi kantong?
Tentu ada hubungannya. Badan yang sehat akan membuat kita lebih semangat bekerja. Selain itu, kita juga tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk berobat ke rumah sakit. Pola hidup sehat adalah suatu keharusan. Kita gak perlu melakukan hal-hal yang ribet dan mahal agar selalu sehat. Makan dengan porsi secukupnya dan olahraga teratur sudah lebih dari cukup. Si Cina zaman now gak sekadar sibuk menimbun rupiah kok. Sekarang, orang Cina juga sudah lebih teliti untuk urusan menjaga kesehatan.

10. Kartu kredit itu kadang-kadang diperlukan, tapi sering kali enggak sih.

Kartu kredit itu bisa dimanfaatkan dengan benar untuk berhemat. Banyak sekali merchant atau tempat makan yang menawarkan diskon 10% hingga 40% jika kita membayar dengan kartu kredit. Hal ini tentu bikin kita semakin hemat asalkan nanti kita melunasi tagihan kartu kredit tepat waktu. Kartu kredit juga dibutuhkan sebagai alat pembayaran darurat saat bepergian ke luar negeri. Kita tak perlu khawatir kesulitan membayar sesuatu di luar negeri bila sudah memiliki kartu kredit.

Lebih dari itu, kartu kredit juga sering kali tak berguna. Jangan sampai kita menggunakan kartu kredit secara berlebihan untuk membeli hal-hal yang tidak penting. Tagihan kartu kredit dan bunganya yang terus menumpuk malah membuat kita jadi rentan terlilit utang.

11. Uang atau emas adalah kado terbaik bagi siapa pun.

Pada acara pernikahan, kelahiran, atau ulang tahun, sebaiknya kita memilih uang atau emas sebagai kadonya. Ini bukan soal nominal uang atau emas yang kita berikan. Melainkan tentang manfaat dari pemberian tersebut. Uang yang diberikan sebagai hadiah tentu bisa digunakan si penerima untuk berbagai kebutuhan penting. Hadiah berupa emas juga sama. Emas bisa disimpan sebagai kenang-kenangan sekaligus aset investasi yang tingkat likuiditasnya baik. Ketika sedang memiliki rezeki berlebih, tak ada salahnya menyenangkan orang-orang yang kita cintai dengan memberikan kado berupa uang atau emas.


Begitu deh kira-kira ulasan tentang 11 rahasia agar cepat kaya ala si Cina zaman now. Satu hal yang paling saya pahami sampai sekarang. Bahwa kaya itu relatif, tetapi melarat itu mutlak. 
Yakin cuma orang Cina yang bisa?
Ya enggaklah. Semua orang juga pasti bisa meraih hal yang sama.












No comments