Pernah nggak sih, ketemu seseorang terakhir kalinya, tapi kalian nggak tahu itu pertemuan terakhir?

Itulah yang disebut “The Last Meeting Theory”.

Bedanya sama ghosting? Ya beda banget.

Apa Itu The Last Meeting Theory?

Secara sederhana, the last meeting theory bisa didefinisikan sebagai perjumpaan akhir kita dengan seseorang karena tujuan atau maksud pertemuan ternyata sudah tercapai seutuhnya. Hal tersebut membuat semesta mengatur pertemuan terakhir antara kita dan orang itu tanpa disadari.

Ini bukan teori ilmiah, tapi istilah emosional.

Kita sering nggak sadar:

Obrolan terakhir.

Pelukan terakhir.

Tatapan terakhir.

Itu bisa jadi momen terakhir kalian bareng. Nggak ada kata “next time”.

 

The last meeting itu... tanpa pengumuman.

Nggak ada “dadah-dadah”.

Nggak ada putus resmi.

Nggak ada pamit.

Kalian hanya berhenti berkomunikasi, berhenti saling cari.

Dan waktu berjalan tanpa satu sama lain.

 

Terus, apa bedanya sama ghosting?

Ghosting= salah satu pihak sengaja menghilang tanpa penjelasan.

Biasanya terjadi pas PDKT atau awal hubungan.

Ada niat “menghindar”.

The last meeting= sama-sama nggak niat pisah. Tapi keadaan, waktu, atau prioritas berubah.

Bukan kabur, tapi kehilangan arah.

 

The last meeting bisa terjadi di mana aja.

Teman SMA yang tiba-tiba nggak pernah ngobrol lagi.

Mantan yang terakhir kali kamu temui tanpa tahu itu terakhir.

Sahabat yang pergi ke kota lain, lalu lama-lama asing.

Bahkan, anggota keluarga.

 

Kenapa ini bikin nyesek?

Karena kita nggak sadar itu “pertemuan terakhir”.

Kita kira masih akan ketemu, ngobrol, atau saling sapa.

Tapi ternyata hari itu adalah goodbye tanpa pamit.

 

Jadi, apa yang bisa kita pelajari?

Kalau kamu sayang sama seseorang:

Peluk mereka.

Ucapkan yang ingin kamu sampaikan.

Balas chat mereka.

Karena siapa tahu itu the last meeting, tanpa kita sadari.

 

Kesimpulan:

Ghosting = ditinggal.

The last meeting = terlewat.

Sama-sama berujung kehilangan, tapi beda cara dan rasa.

 

Sumber:

Akun Threads @Wyslie.Zenith