Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan bagi kehidupan masyarakat, terutama dalam hal bisnis dan pekerjaan. Jumlah karyawan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kian meningkat sejak Maret 2020. Fresh graduate pun kebagian apes karena sulit mencari pekerjaan. Tak sedikit sektor bisnis yang terpaksa gulung tikar karena tak mampu melewati krisis akibat pandemi.
Salah satu hal unik yang sedang saya amati beberapa bulan belakangan ini adalah maraknya lowongan internship remote di dunia kerja. Saya memang aktif mencari lowongan kerja baru di media sosial karena saya berstatus sebagai pekerja lepas. Itulah sebabnya saya sering menemukan lowongan internship remote. Jumlahnya bahkan jauh meningkat dibandingkan sebelum pandemi berlangsung.
Apa Sih yang Dimaksud dengan Internship Remote?
Internship remote adalah kegiatan magang yang bisa dilakukan dalam jarak jauh tanpa harus beraktivitas di perusahaan yang memfasilitasi aktivitas tersebut. Konsepnya tentu saja mirip dengan pekerjaan remote yang sedang populer dan digandrungi generasi milenial. Ada berbagai bidang pekerjaan yang memungkinkan bagi sistem internship remote, misalnya desain grafis, penulisan dan penerjemahan, web developing, serta programming. Tentu saja lowongan magang tersebut tidak memberikan gaji bagi siapapun yang lolos dan menerima tanggung jawab tersebut.
Seriusan Nih Gak Digaji?
Ya seriuslah. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pandemi sebagai momentum untuk mempekerjakan karyawan secara gratis. Alasannya sih supaya anak magang bisa mengatur waktu dengan fleksibel sekaligus menaati physical distancing. Padahal, perusahaan memang sengaja melakukannya demi mencapai efisiensi biaya. Karyawan tetap yang sudah senior dan mendapatkan gaji besar sengaja dipecat dengan alasan penghematan. Sebagai gantinya, ada anak-anak magang yang melakukan internship remote secara cuma-cuma. Asik kan?
Kerjaan beres tanpa harus bayar gaji. Bonusnya, anak magang gak bakal protes kalau diperintah ini itu.
Selalu Ada yang Butuh Internship Remote
Tak jarang anak magang memiliki energi dan kreativitas yang lebih hebat daripada karyawan senior. Sehingga mayoritas perusahaan pun ketagihan mempekerjakan karyawan magang secara gratis. Biarpun harus jadi budak online yang gak dibayar, faktanya lowongan internship remote memang selalu dibutuhkan oleh fresh graduate atau calon fresh graduate. Karena generasi muda butuh pengalaman kerja sekaligus syarat untuk memenuhi syarat ketuntasan mata kuliah kerja praktik. Sebenarnya, anak magang yang kualitas kerjanya terbilang unggul sudah selayaknya mendapatkan apresiasi berupa uang transport atau uang makan.
Lantas bagaimana solusinya?
Ya, mana saya tau. Saya kan bukan Menteri Tenaga Kerja.
Retorikanya sih banyak yang menyarankan agar fresh graduate jadi entrepreneur aja.
Tapi harus jadi entrepreneur seperti apa yang sukses berbisnis dan mengungguli kompetitor?
Kenyataannya, sekarang semua orang mulai berdagang. Persaingan pasar semakin ketat.
Kalau semua orang berdagang, lalu siapa yang jadi pembeli?
No comments