Ternyata, speech delay marak terjadi pada balita tetapi sayangnya kerap tidak disadari para orang tua. Oleh sebab itu, Anda patut mengenali gangguan bicara tersebut sigap mengatasinya sejak dini:
Mengenal Definisi dan Gejala Speech Delay
Istilah speech delay digunakan untuk menyebut kondisi keterlambatan bicara yang terjadi pada balita. Beberapa gejala yang sering muncul pada balita yang mengalami keterlambatan bicara yaitu:
- Tidak bersuara sama sekali ketika usianya menginjak dua bulan. Pada fase ini, biasanya bayi hanya menangis, tidak pernah bergumam atau mengeluarkan suara lain.
- Gangguan keterlambatan bicara membuat balita usia 18 bulan susah memahami kata-kata sederhana seperti “tidak”, “jangan”, atau “ayo ke sini”.
- Balita tidak dapat mengucapkan lebih dari 25 kata ketika usianya sudah 2 tahun.
- Kesulitan mengucapkan minimal 300 kata saat berusia 3 tahun. Pada kondisi yang lebih parah, keterlambatan bicara bahkan membuat balita tidak bisa menyapa anggota keluarga yang tinggal serumah dengannya.
- Kondisi speech delay membuat balita sangat kesulitan mengulangi kata-kata yang diucapkan anggota keluarganya. Padahal, balita dalam keadaan normal sangat suka meniru kata-kata yang baru didengarnya.
- Selain itu, balita yang sudah memasuki masa prasekolah juga masih kesulitan mengucapkan kalimat singkat secara tepat, misalnya “aku mau makan” atau “aku mau ikut Mama”.
7 Penyebab Keterlambatan Bicara pada Balita
Kondisi speech delay pada balita dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
- Gangguan anatomi pada mulut
Masalah pada langit-langit, rongga mulut, dan lidah rupanya bisa menyebabkan balita terlambat berbicara karena tak leluasa menggerakkan lidahnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah ankyglossia. Kasus ankyglossia sering terjadi akibat frenulum yang terlalu pendek. Frenulum adalah jaringan tipis yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Penyebab keterlambatan bicara ini akan membuat balita sulit mengucapkan beberapa huruf tertentu, seperti D, L, R, S, T, Z, dan Th.
- Masalah indra pendengaran
Gangguan pendengaran juga menjadi penyebab utama yang membuat balita terlambat bicara. Salah satu ciri yang paling mudah diamati adalah balita sulit mengidentifikasi benda jika diberi instruksi melalui suara, tetapi bisa memahaminya dengan mudah jika diberi instruksi berupa gerakan.
- Autism spectrum disorder
Keterlambatan bicara juga merupakan salah satu gejala autis pada anak. Gejala ini juga disertai oleh gangguan lainnya berupa perilaku berulang, frasa yang diucapkan secara berulang-ulang, serta gangguan interaksi sosial.
- Tidak mendapatkan stimulasi yang memadai
Stimulasi dari orang-orang terdekat menjadi hal penting yang membantu perkembangan kemampuan bicara anak. Balita yang mengalami kekerasan, diabaikan orang tua, jarang diajak bermain, atau menggunakan smartphone dengan intensitas tinggi sangat berisiko mengalami keterlambatan bicara.
- Kelahiran prematur
Tak banyak orang yang menyadari kalau kelahiran prematur bisa meningkatan risiko keterlambatan bicara. Kelahiran prematur membuat perkembangan otak agak terhambat. Anak-anak yang mengalami kendala ini biasanya mampu berkomunikasi secara nonverbal tetapi tidak dapat mengucapkan banyak kata.
- Cacat intelektual
Anak-anak yang mengalami cacat intelektual biasanya juga mengalami keterlambatan bicara. Hal ini dapat terjadi karena fungsi kognitifnya rendah sehingga otak kesulitan memproses dan meniru kata-kata yang diajarkan atau diterima dari orang lain.
- Penyakit yang menyerang sistem saraf
Serangan penyakit pada sistem saraf akan menyebabkan kemampuan otot-otot yang dibutuhkan untuk berbicara jadi menurun. Beberapa jenis penyakit neurologi yang rentan menyebabkan keterlambatan bicara ialah cerebral palsy, distrofi otot, dan cedera otak.
Penanganan Medis untuk Mengatasi Keterlambatan Bicara pada Anak
Speech delay pada anak memang tidak bisa diatasi dengan konsumsi obat-obatan tertentu. Namun, beberapa jenis terapi dan penanganan medis ini bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan keterlambatan bicara tersebut:
- Terapi wicara: penanganan ini dilakukan oleh terapis profesional yang akan berupaya merangsang anak untuk berbicara. Prosesnya bisa dilakukan dengan mengajak ngobrol, menggunakan kartu bergambar, mainan yang bersuara, atau jenis permainan lainnya.
- Terapi apraxia: jenis terapi ini dbutuhkan oleh anak yang mengenal kata-kata tertentu tetapi kesulitan mengucapkannya. Respon pendengaran, visual, atau sentuhan sangat dibutuhkan untuk memperlancar kemampuan berbicara anak.
- Terapi stuttering: terapi ini dilakukan untuk mengatasi gagap bicara. Anak-anak akan dilatih untuk berbicara secara cepat dan jelas karena berbicara secara terbata-bata malah membuat gagap semakin parah.
- Menyembuhkan gangguan kesehatan yang mencetuskan keterlambatan bicara pada anak, misalnya mengobati penyakit neurologis, mencari solusi untuk masalah pendengaran, atau melakukan terapi autis.
7 Cara Efektif Mencegah Speech Delay pada Anak
Untuk mencegah keterlambatan bicara pada anak yang kondisi fisik dan psikisnya normal, sebaiknya Anda melakukan beberapa cara praktis berikut ini:
- Sering mengajak balita mengobrol dan bernyanyi bersama.
- Melibatkan seluruh anggota keluarga di rumah untuk mengobrol dengan si kecil secara bergantian.
- Menyiapkan mainan audio untuk balita, misalnya buku audio visual dan mainan yang dapat mengeluarkan suara aneka hewan.
- Membacakan buku cerita untuk anak secara teratur, misalnya sebelum tidur malam.
- Mengajarkan komunikasi dua arah secara sederhana, contohnya mengajak anak mengucapkan kata terima kasih, tolong, dan permisi.
- Jangan membiarkan balita menggunakan gadget secara berlebihan. Sebab hal tersebut dapat mengurangi kemampuannya dalam mempelajari kosakata baru dan berinteraksi dengan orang lain.
- Membuat jadwal playdate secara rutin agar buah hati Anda punya kesempatan berinteraksi dengan teman-teman sebaya.
Perhatian penuh dari orang tua adalah hal utama yang penting untuk mencegah atau mengatasi masalah keterlambatan bicara anak. Jangan sampai risiko speech delay mengganggu tumbuh kembang dan masa depan buah hati Anda.
No comments