Awkward moment memang
bisa terjadi di mana saja.
Biasanya
sih kejadian-kejadian memalukan tersebut terjadi di luar dugaan. Sehingga kita
jadi merasa kikuk atau serba salah ketika mengalaminya. Menyebut tentang awkward moment rasanya belum lengkap
jika tidak membahas gereja. Faktanya, banyak kok hal-hal nyeleneh yang bisa
kita alami ketika mengikuti misa di gereja. Beberapa momen berikut ini adalah
contohnya:
Datang Telat Terus Diliatin Semua Orang
Kalau datang
telatnya waktu lagu pembuka sedang dinyanyikan sih tentu masih bisa dimaklumi.
Lantas, bagaimana jika datang telatnya waktu sudah “Kemuliaan” atau malah
Homili?
Mendingan
pulang aja deh daripada maksain diri untuk tetap ikut misa. Soalnya kita pasti
masuk sambil diliatin seisi gereja dengan tatapan yang seolah-olah berbicara,
“Woy,
ke mana aja ngana baru dateng jam segini? Udah mau bubar keles.”
Misa di Paroki Lain yang Jadwalnya Beda
Awkward moment yang
satu ini sejujurnya adalah pengalaman pribadi. Waktu saya mau misa di paroki
lain, ternyata jadwal misa Sabtu sore di paroki itu berubah. Misanya jadi misa
hening yang dimulai satu jam lebih awal dari biasanya, jam 5 sore. Terus saya
langsung pergi ke paroki lain dengan harapan masih bisa ikut misa sore.
Sayangnya,
misa Sabtu sore di paroki kedua yang saya datangi ternyata juga dimulai jam 5
sore. Padahal saya baru sampai jam 6 sore. Jadi ya sudahlah, balik saja ke
paroki pertama untuk ikut misa Sabtu sore yang kedua. Kalau bodoh itu sebaiknya
diem aja. Jadi orang-orang gak ngeh kalau kita bodoh. Makanya saya diem aja pas
balik ke paroki yang pertama. Langsung ikut misa kedua dan pura-pura gak
terjadi apa-apa.
Ada Anak Kecil Nginjek-Nginjek Tempat Berlutut
Saya
gak ngerti banget sama orang tua yang membiarkan anaknya berkeliaran dan
teriak-teriak di dalam gereja. Mungkin dikiranya gereja itu semacam taman
bermain kali ya. Lebih parah lagi kalau anak kecil itu pakai sepatu atau sandal
terus nginjek-nginjek tempat berlutut. Rasanya jadi gemes terus pengen jambak
anak kecilnya itu deh. Untungnya saya masih inget kalau saya lagi ikut misa di
gereja. Saya jadi berusaha kelihatan elegan dan tenang walaupun hati sudah
panas. Biasanya saya cuma ambil tisu basah dan langsung ngelapin tempat
berlutut yang baru aja diinjek-injek.
Some people just need a high-five.In the face.With a chair.Seriously.
Papasan dengan Musuh Waktu Lagi Salam Damai
Perasaan
pasti campur aduk pas lihat musuh duduk di depan atau belakang bangku kita saat
misa di gereja. Karena apa saudara-saudari?
Ya karena
ada acara salam damai. Disalamin bikin enek, gak disalamin bikin dosa. Solusinya?
Salaman
aja deh. Salam damai yang tidak disertai hati damai.
Papasan dengan Mantan dan Pacar Barunya Waktu Lagi Salam Damai
Selain
musuh, ternyata mantan kita dan pacar barunya juga bisa bikin awkward moment waktu salam damai. Misalnya
kita gak mau salaman, nanti disangkanya kita baper dan masih menyimpan
perasaan. Tapi kalau salaman, rasanya hati masih gak rela dan gak pengen
bersentuhan dengan kulit tangannya. Jadi ya pinter-pinter kita aja kali ya.
Mungkin kitanya bisa pura-pura ke WC sebelum doa Bapa Kami sampai salam damai
selesai. Daripada nanti kita baper pas salaman sama mantan terus mulai mewek
sambil bilang,
“Aku tuh gak bisa lupain kamu. Kenapa sih kamu cepet banget lupain aku?Kenapa kamu segitu cepetnya dapet pengganti aku?”
Ada Orang yang Cemberut Serem Waktu Diajak Salam Damai
Namanya
juga manusia. Tingkah laku dan sifatnya pasti beda-beda. Ada yang senyum
sumringah banget waktu salam damai. Tapi ada juga lho yang cemberut serem
dengan rambut acak-acakan. Saya gak bercanda lho, ini serius. Jadi, dia itu cuma
ngulurin tangan tapi mukanya tetep cemberut. Kayak baru digebukin pacarnya atau
dimaki-maki emak bapaknya. Menghadapi tipe orang kayak gini benar-benar bikin awkward moment. Kitanya jadi serba
salah. Mau senyum takutnya disangka ngeledek. Mau ikut cemberut juga takut disangka
ngeledek.
Lupa Bawa Uang Kolekte
Lupa
bawa uang kolekte itu bikin kita serba salah di depan orang lain. Pas kantong
kolektenya mulai diedarkan secara berurutan, kita pasti langsung ngasih
kantongnya ke orang yang ada di samping kita. Nah, orang yang duduk di samping
kita tuh bisa ngeliatin sinis kalau kita gak masukkin uang ke kantong kolekte.
Tatapannya tuh seakan-akan kita merenggut semua kebahagiaan dalam hidupnya. Terus
kitanya jadi malu sendiri deh. Duh.
Ketemu Orang yang Dandanannya “Ajaib” Terus Kita Gak Bisa Nahan Ketawa.
Penampilan
saat ke gereja memang bebas, yang penting sopan dan rapi. Tapi selalu ada aja
sih orang yang dandanannya ajaib dan bikin kita jadi mau ngakak. Ada yang
bedaknya tebel banget, main-mainin rambut kayak lagi di pantai, atau model
bajunya mirip seprai. Ibarat lagu balonku, hatiku sangat kacau jika melihat
orang-orang yang penampilannya “ajaib” saat misa. Inginku tertawa
terbahak-bahak, tapi takut dosa.
Diserempet Kendaraan Lain di Tempat Parkir
Salah
satu reaksi natural sewaktu diserempet kendaraan adalah berteriak, marah,
memaki-maki. Namun, hal ini harus diminimalkan sewaktu masih di gereja.
Kadang-kadang ada aja sih motor atau mobil yang nyerempet kita di tempat
parkir. Alhamdulillah aja kalau kita gak sampai mengeluarkan sumpah serapah
kebun binatang dan isinya. Iya, emang harus agak jaim gitu waktu masih di
gereja. Inginku misuh-misuh, tapi takut dosa.
Ada seorang
katekis yang memberikan nasihat kepada murid-muridnya pada pertemuan terakhir
sesi katekumen. Katanya,
“Selamat
bergabung bersama keluarga besar Katolik. Beberapa minggu lagi kalian akan
dibaptis. Semoga menjadi seorang Katolik yang selalu beriman. Jangan lupa bahwa
tidak semua orang Katolik itu baik. Perjalanan menjadi seorang Katolik tidak
selalu mulus. Bisa saja nanti kalian menemukan orang-orang yang taat beragama
tapi hatinya jahat dan dipenuhi kebencian. Bukan agamanya yang salah, melainkan
kepribadian dan cara pandang individu yang bisa saja keliru.”
Orang
yang ateis memang tidak selalu jahat. Orang yang taat beragama pun tidak selalu
baik. Jika kita menemukan orang-orang yang sering bolak-balik ke gereja, belum
tentu orang itu memang baik dan beriman. Bahkan ada saja orang-orang yang
menggunakan benda suci sebagai perantara untuk mencelakai orang lain. Tindakan
jahatnya terselubung di balik perilaku yang perhatian dan penuh kasih. Pokoknya
masih banyak deh contoh-contoh kejahatan yang disiapkan di balik perbuatan
baik.
Siapa
sangka kalau niat baiknya hanya kedok untuk menutupi “maksud besar” yang ingin
dicapai?
Bila
kita mengaku sebagai orang yang beragama, kita tak harus berperilaku menyerupai
santo dan santa. Barangkali kita kerap merasa tidak mampu berbuat baik kepada
semua orang. Kita manusia biasa yang bisa sedih, marah, atau membenci orang
lain. Memutuskan untuk mengendalikan diri dan tidak mencelakai orang lain sudah
lebih dari cukup.
No comments