Baik Itu Relatif


Baik itu relatif.
Sikap baik tak lantas membuat semua orang menyukai kita.
Mungkin ada yang iri karena kita terlalu baik kepada orang lain.
Kita dianggap tidak adil dan pilih kasih.
Barangkali pula ada suatu waktu ketika kita kecewa.
Karena kebaikan kita tidak dibalas dengan hal yang sama.
Atau minimal dibalas sesuai ekspektasi kita.

Karena apa?
Karena kita rela mempertaruhkan sebegitu besarnya untuk orang-orang yang kita sayangi.
Kemudian sadar atau pun tak sadar, kita mengharapkan hal serupa dari orang-orang tersebut.
Padahal, baik itu relatif.
Hal-hal yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi orang lain.
Tindakan yang kita anggap baik, belum tentu sama baiknya dengan anggapan orang lain.
Apa yang menurut kita berharga, belum tentu berharga bagi orang lain.
Orang-orang yang dulu meminta untuk tidak ditinggalkan, bisa jadi malah paling duluan meninggalkan kita.
Tak ada jaminan kesetiaan yang sejati.
Tak ada takaran untuk menghitung kesetiaan dan kebaikan.
Karena baik itu relatif.

Menjadi baik itu luka.
Tinggal tunggu kapan waktu berdarahnya.
Jangan jadi orang baik. Nanti mudah kecewa.
Jangan jadi orang jahat. Nanti matinya susah.
Jadilah pribadi yang sedang-sedang saja.
Karena baik itu relatif.

Kalau kita baik, adakah jaminan bahwa kita akan mendapatkan kebaikan yang sama besarnya?
Kalau kita menyayangi orang lain, apakah orang tersebut akan membalas dengan kasih sayang serupa?
Tentu tidak.
Jika pernah berbuat baik lalu merasa kecewa berkepanjangan, ikhlaskanlah.
Anggap saja sebagai pengalaman hidup berharga.
Baik dan bodoh itu bedanya tipis.
Mungkin cuma setipis kulit ari.
Karena baik itu relatif.



2 comments

  1. Baik dan bodoh itu beda tipis, benar2 kata saya selama ini, cocok bgt dgn vlog ini, akhirnya saya nemu yang paham. Thx.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir ke blog ini, Kakak.
      Tetap semangat ya :)

      Delete