Tulisan
ini adalah self reminder. Hasil dari pemikiran serta pengalaman pribadi
yang menjengkelkan tentang topik yang satu ini. Di negara-negara barat,
mempertanyakan status pernikahan orang lain merupakan hal tabu. Karena
pertanyaan tersebut bersifat sangat privasi. Tapi jelas beda eim kalau
dibandingkan dengan masyarakat Indonesia yang super nyinyir dan kepo?
Kapan kawin?Umur udah hampir 30 lo. Coba deh buka diri biar banyak temen.
Seriously,
kalimat “coba deh buka diri biar banyak temen” itu baru
minggu lalu saya dengar dari mulut seorang pria tua. Pria tua yang bahkan belum
dua jam mengenal saya. Ya kalo ngana mau nyariin jodoh kualitas super sekalian bayarin
biaya kawinan sama biaya rumah tangga gue seumur hidup sih silakan aja komentar
sepuasnya. Tapi kalau tujuannya cuma mau kepo mendingan cepet-cepet mingkem
sebelum gue sumpel pake sendal (Eh, malah ngegas).
Saya
sih gak akan baper kalau ada orang-orang terdekat yang bercanda tentang status
saya. Kemungkinan besar mereka memang benar-benar mengenal dan peduli terhadap
saya. Namun, saya tidak sudi mendengar kalimat-kalimat semacam itu muncul dari
orang yang tidak mengetahui siapa saya. Silakan ngana urus hidup ngana sendiri
ya, Kong.
Udah mapan belom?Udah punya harta berapa banyak?Kapan ada rencana mati?Daripada ngurusin idup orang mending cari duit dan ngumpulin pahala, cuy.
Lagi
pula, kayaknya banyak orang yang menggunakan kata kunci Google seperti judul
artikel ini tapi gak nemu jawaban yang tepat. Sebenernya sih gak ada formula
yang jitu untuk terhindar dari julukan “perawan tua”. Usia terus bertambah memang bikin julukan itu gampang keluar dari mulut sialan orang lain.
Namun, setidaknya sembilan hal ini bisa meminimalkan anggapan perawan tua yang
rentan melekat pada wanita lajang berusia matang:
Harus Terlihat Awet Muda
It’s a
must. Very very a must. Orang yang awet
muda akan dikagumi karena baby face. Orang-orang akan bertanya tentang skin
care-nya atau pola hidupnya dibandingkan mempertanyakan status lajangnya.
Lihat aja aktor aktris Korea Selatan yang usianya sudah hampir setengah abad
tapi masih keliatan kinyis-kinyis. Orang-orang yang melihatnya biasanya akan
nyeletuk,
Gile cuy. Mukanya mulus banget. Laler aja bisa kepleset tuh kalo nemplok di pipi.The real vampire nih. Dari tahun 2000-an sampe sekarang mukanya gak berubah.Dia tuh pake skin care apa aja, ya. Kok mukanya gak ada kerutan sama sekali.
Dengan
umur yang sama dan penampilan wajah yang beda jauh, orang yang wajahnya
kelihatan lebih tua pasti lebih rentan dikatain perawan tua. Meh.
Jalani
gaya hidup sehat. Luangkan waktu untuk berolahraga meskipun hanya 20 menit. Jangan
lupa pula pakai skin care yang sesuai dengan karakter kulit Anda.
Bergaul dengan yang Satu Spesies
Maksudnya,
Anda harus bergaul dengan teman-teman sebaya yang masih melajang. Gak mungkin
kan teman yang masih melajang ngatain kita perawan tua. Itu sama aja ngatain
diri sendiri dong. Untungnya, saya punya beberapa sahabat yang masih melajang.
Kami bebas membicarakan banyak hal tentang finansial, gebetan, sampai
ngegosipin temen lain yang ternyata pacarannya cuma jagain jodoh orang.
Jangan Banyak Komentar
Perawan
tua sering diidentikkan dengan sifat nyinyir, kepo, dan selalu berhasrat
mengomentari banyak hal. Jadi, sebaiknya Anda tidak banyak berkomentar supaya
tidak dicap perawan tua. Berkomentarlah tentang hal-hal yang penting dan memang
membutuhkan pendapat Anda. Toh tidak semua hal membutuhkan komentar Anda.
Kadang-kadang diam memang lebih powerful dan penuh makna dibandingkan
banyak komentar.
Jangan Mencampuri Urusan Orang Lain
Seorang
wanita juga sering dicap perawan tua hanya karena kebiasaan mencampuri urusan
orang lain. Banyak yang mencampuri urusan orang lain sebagai bentuk kepedulian.
Mereka lupa bahwa tidak semua orang menginginkan orang lain terlibat dalam
urusannya. Oleh sebab itu, jangan mencampuri urusan orang lain, terutama
hal-hal yang sifatnya sensitif. Kalau memang dibutuhkan, orang lain pasti akan
bercerita dan meminta kesediaan Anda untuk membantu.
Tak Perlu Banyak Menceritakan Diri Sendiri
Tidak
semua orang berhak tahu tentang kehidupan Anda. termasuk tentang status lajang
atau menikah. Jadi, Anda memang tak perlu banyak menceritakan tentang diri
sendiri. Apalagi bila Anda baru berkenalan dengan orang lain. Gunakan hati
nurani untuk menentukan siapa saja orang yang pantas mengenal Anda lebih dalam.
Orang-orang terdekat yang mengenal karakter Anda tentu tidak akan melukai hati
Anda dengan menyebut julukan perawan tua.
Jangan Ngegas Kalau Dipanggil “Ibu” atau “Tante”
Ngegas
saat dipanggil ibu atau tante akan menunjukkan kualitas Anda sebagai seorang
wanita. Jadi, kalem aja saat ada yang memanggil Anda dengan sebutan tersebut.
Anggaplah bahwa sebutan tersebut adalah bentuk kesopanan dari orang-orang yang
usianya lebih mudah dari Anda. Bila Anda berpenampilan awet muda dan
berkepribadian menarik, lama-kelamaan orang tentu tak akan segan memanggil Anda
dengan sebutan Mbak atau Kakak.
Ngegas
ketika ada yang memanggil dengan sebutan ibu atau tante malah membuat Anda
terlihat sok muda. Terimalah kenyataan bahwa usia Anda memang sudah matang dan
pantas dipanggil dengan sebutan tertentu.
Menikmati Me Time Semaksimal Mungkin
Jangan
menjadikan status lajang sebagai bahan perenungan yang berlebihan. Introspeksi
diri ketika masih melajang memang sah-sah saja. Namun, jangan sampai hal
tersebut membuat Anda kurang menikmati hidup. Justru Anda harus menikmati me
time semaksimal mungkin. Lakukanlah hal-hal yang Anda inginkan. Anda bebas
mencapai jenjang karier tinggi, merintis bisnis, traveling, atau
melakukan hal-hal lainnya yang tak kalah menyenangkan. Mungkin saja hal-hal
tersebut tidak bisa Anda lakukan setelah berkeluarga. Jadi, nikmati me time sampai
puas sehingga hal tersebut mempengaruhi pembentukan karakter Anda secara
positif.
Bergaul di Lingkungan yang Open Minded
Lingkungan
yang open minded adalah wadah tepat untuk mengembangkan diri tanpa
stigma negatif tentang status Anda. Jadi, hindari bergaul dengan kaum emak-emak
yang nyinyir dan super kepo atau sekumpulan ABG labil yang hobi
bersenang-senang. Alangkah lebih baik jika Anda bergabung di komunitas kegiatan
sosial yang aktif dan memiliki atmosfer positif.
Orang-orang
di lingkungan yang open minded pasti tak mudah memvonis orang lain berdasarkan
status pernikahan. Tak hanya mendapatkan banyak ilmu baru, Anda pun akan merasa
nyaman beraktivitas bersama orang-orang yang menyenangkan dan memiliki satu visi
misi dengan Anda.
Memberikan Dampak Besar yang Positif terhadap Lingkungan
Siapa
pun Anda, di mana pun Anda berada, apa pun profesi Anda, sejatinya Anda bisa
memberikan dampak besar yang positif bagi lingkungan sekitar. Jadilah orang
yang bangga terhadap diri sendiri dan selalu berupaya memberikan yang terbaik.
Dedikasi dan kegigihan adalah hal yang tidak dimiliki semua orang.
Niscaya
orang lain tidak akan mempermasalahkan status lajang Anda kalau Anda mampu
memberikan dampak besar yang positif. Prestasi dan karakter yang baik jauh
lebih penting daripada sekadar mempersoalkan status lajang seseorang.
Saya
ingin meminjam kutipan populer yang berasal dari Hipwee. Pernikahan itu bukan
lomba lari. Mereka yang lebih cepat mencapainya bukan berarti pasti lebih baik
daripada orang-orang yang masih melajang. Alangkah lebih baik menghabiskan
waktu lebih lama untuk menyenangkan diri sendiri daripada menghabiskan sisa
hidup dengan orang yang keliru.
Tak
ada yang sempurna di dunia ini. Memilih pasangan juga bukan tentang menemukan
dia yang sosoknya serba sempurna. Namun, butuh waktu cukup panjang untuk
memantaskan dan meyakinkan diri sendiri terhadap pilihan yang ada di depan
mata. Hal ini tidak selalu berlangsung mudah bagi semua orang. Karena setiap
orang pasti memiliki penilaian masing-masing dan latar belakang kehidupan yang
mempengaruhi cara menentukan pilihan.
No comments