Saya bukan orang dari kalangan menengah ke atas yang rutin naik pesawat setidaknya satu bulan sekali. Jadi, baru beberapa maskapai saja yang pernah saya gunakan, antara lain Sriwijaya Air, Air Asia, Malindo Air, dan yang terakhir di tahun 2023 ini adalah Vietjet Air. Sebagai rakyat jelata yang masih mikir-mikir pas lihat harga tiket, tentu saja Vietjet Air jadi salah satu prioritas karena merupakan maskapai Low Cost Carrier (LCC) yang harganya cukup bersahabat buat kantong.
Review naik pesawat Vietjet Air kali ini bikin saya cukup antusias karena maskapai tersebut tergolong baru di tanah air, tepatnya baru mulai beroperasi pada Agustus 2023. Rute penerbangannya juga masih sangat terbatas. Keberangkatan ke Ho Chi Minh aja kayaknya cuma satu kali sehari, kurang lebih jam 1 siang. Kabar baiknya adalah pesawat Vietjet yang saya tumpangi cukup on time jadi nggak pake drama delay.
Harga Tiket dan Harga Bagasi (Masih) Bersahabat
Vietjet Air ini kayaknya jadi salah satu jalan ninja Vietnam untuk mendukung kemajuan sektor pariwisatanya. Saat reservasi tiket, saya membayar Rp 5.129.000 untuk tiket dua orang dewasa pulang pergi ditambah Rp 344.000 untuk bagasi pulang pergi menuju Tan Son Nhat International Airport (SGN). Jadi, total biaya tiket kurang lebih 5,5 juta rupiah.
Harga tiket segitu untuk pulang pergi ke Vietnam termasuk emejing banget, sangat terjangkau karena sudah termasuk bagasi. Saya mendapatkan bagasi pergi masing-masing 20 kg serta bagasi pulang sebanyak 40 kg + 20 kg untuk 2 orang. Makasih ya, Vietjet. Akhirnya saya ngerasain berangkat naik pesawat nggak ribet geret-geret koper kabin karena harga bagasinya terjangkau. Mudah-mudahan bukan cuma di masa promo aja ya harga bagasinya murah begitu.
Staf Vietjet yang melayani check in di bandara cukup informatif dan cekatan sewaktu menghadapi penumpang. Semua muatan bagasi ditimbang dan didata secara cepat sehingga prosesnya hanya butuh waktu kurang dari 5 menit. Antrean check in Vietjet di terminal 2F Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) juga nggak panjang karena ada beberapa counter yang buka bersamaan.
Suasana Kabin Pesawat dan Pelayanan Awak Kabin
Waktu take off Vietjet Air menuju bandara Tan Son Nhat cukup on time. Namun, ada satu hal menggelitik yang bikin saya agak ilfil pas masuk ke pesawat dalam perjalanan keberangkatan. Kabin pesawatnya agak bau apek, gaes. Mirip bau pakaian basah yang nggak kena sinar matahari. AC kabin juga nggak terlalu dingin, nggak sampai bikin pengap tapi cuma sejuk. Untungnya, saya cuma menempuh penerbangan jarak pendek selama kurang lebih 3 jam. Ruang kaki (leg room) juga terasa cukup luas untuk orang Asia Tenggara dengan tinggi rata-rata.
Satu lagi yang membuat risih adalah bagian sela-sela kursi pesawat yang kotor banget. Banyak remah makanan yang tertinggal hingga menciptakan pemandangan nggak sedap. Bisa kali ya awak kabin nyempetin waktu satu kali sehari aja buat bersihin kotoran di sela-sela kursi pesawat dengan alat vakum portable atau perangkat pembersih lainnya. Hal lain yang cukup parah adalah meja penumpang yang salah satu penyangganya rusak. Emang sih pengaitnya masih bisa dipasang lagi tapi tetap nggak terlalu kuat sehingga rentan copot. Kalau saya pakai meja secara barbar buat taro minuman, kayaknya saya malah bakal keguyur karena posisi mejanya jadi nggak simetris. Duh, gangguan kecil tapi serius kayak gini wajib dapet perhatian khusus ya biar kualitas pelayanan Vietjet makin OK.
Soal urusan kostum, busana awak kabin Vietjet ini kelihatan chic banget. Pramugarinya pakai atasan kemeja merah dengan aksen kerah dan ujung lengan motif kotak-kotak cokelat, sedangkan bawahannya celana pendek di atas lutut. Kesannya jadi santai tapi tetep rapi. Sementara itu, pramugaranya pake atasan dengan warna yang sama tapi bawahannya celana panjang cokelat. Awak kabin Vietjet sih cukup ramah dan good looking, ya. Namun, menurut saya penguasaan Bahasa Inggrisnya masih kurang ok untuk sekelas maskapai penerbangan internasional. Waktu saya pesan minuman hot chocolate, dia malah mau ngasih saya biskuit Pocky dong. Begitu saya sebut hot cacao (sama seperti tulisan di buku menu), baru deh pramugarinya paham. Hal serupa juga saya temukan pada beberapa penumpang lain yang harus ngulang omongan dua kali supaya awak kabinnya ngerti.
Pilihan Makanan dan Minuman Cukup Beragam
Sama seperti maskapai LCC lainnya, pesawat tidak menyediakan fasilitas makanan gratis. Penumpang harus pesan dulu saat reservasi tiket atau membeli ketika penerbangan sedang berlangsung. Variasi makanan dan minuman yang disiapkan maskapai Vietjet cukup beragam.
Ada aneka makanan khas Vietnam seperti banh mi, pho instan, dan nasi ketan dengan topping gurih. Selain itu, ada juga menu lain seperti nasi dengan topping daging sapi, nasi lemak, mi seafood, dan sosis. Opsi minumannya juga tak kalah menarik, seperti kopi Vietnam, teh jahe, cokelat, susu, wine, bubble milk tea, dan masih banyak lagi. Harganya emang jauh lebih mahal daripada jajan di warung atau pesan pas reservasi tiket, tapi kalau kita punya bujet lebih sih boleh juga sesekali nyobain.
Saat pergi saya pesan hot cocoa karena sebelumnya udah ngopi di bandara. Harganya 60 ribu VND (VND 1 = IDR 0,75). Mahal bingit buat ukuran rakyat jelata kayak saya, uh. Kemudian, pas perjalanan pulang saya iseng pesan banh mi dan es kopi susu Vietnam. Harga banh mi 90 ribu VND dan harga es kopi susunya 60 ribu VND. Banh min-nya lumayan enak meskipun rasanya nggak sekomplit banh mi di Ho Chi Minh City. Isiannya terdiri dari ham babi, abon babi, acar yang mirip di Hokben, irisan tomat, dan mayonnaise. Es kopi susunya dibuat dari kopi sachet yang dicampur air dan es batu. Aromanya harum banget tapi rasanya kemanisan. Akhirnya saya tambahin sedikit air mineral supaya rasanya lebih balance.
Garbarata dan Tangga Pesawat
Saat berangkat menuju Vietnam para penumpang melewati garbarata sebagai akses masuk ke pesawat. Ketika tiba di bandara SGN, penumpang diarahkan menaiki bus menuju ke pintu masuk bandara. Hal sebaliknya terjadi ketika perjalanan pulang menuju Jakarta. Penumpang wajib naik bus menuju ke tangga pesawat, lalu ada garbarata yang sudah menunggu setiba di bandara CGK.
Naik Pesawat Vietjet Air, Yay or Nay?
Proses take off dan landing
berlangsung cukup mulus dan tepat waktu. Saya yang punya riwayat barotrauma
pun hanya mengalami sakit di telinga kiri ketika landing di SGN. Rasa tak
nyaman itu berangsur-angsur hilang saat saya sudah naik ke mobil airport
transfer menuju hotel. Soal kondisi pesawat pada perjalanan pulang, ternyata jauh lebih baik daripada pesawat yang saya tumpangi ketika berangkat. Kabinnya terasa sangat sejuk dan bebas bau apek. Meja penumpangnya juga kokoh sehingga saya bisa meletakkan makanan dan minuman tanpa rasa was-was.
Kesimpulannya, Vietjet Air sangat cocok bagi siapa pun yang ingin menghemat bujet transportasi ketika bepergian ke Vietnam. Harga tiketnya relatif murah, pelayanan cukup baik, dan harga bagasi saat promo juga murah. Namun, Vietjet Air tampaknya harus lebih memperhatikan kebersihan kabin pesawat serta kemampuan bahasa Inggris awak kabin. Jumlah penerbangan langsung dari Jakarta ke Vietnam dan sebaliknya tentu perlu penambahan supaya penumpang lebih leluasa menentukan jadwal.
Ada satu lagi info penting buat siapa pun yang hendak berangkat ke Vietnam dalam waktu dekat. Bandara SGN itu tergolong kecil sehingga ketersediaan garbarata sangat minim dan bagian imigrasinya penuh. Antrean imigrasi di SGN memakan waktu cukup lama, bahkan bisa melebihi setengah jam. Alangkah lebih baik bila kita tidak berangkat ke bandara terlalu mepet sehingga ada jeda waktu yang cukup untuk mengurus perihal imigrasi.
Pilihan terakhir tentu ada di tangan calon penumpang, mau mencoba pengalaman naik pesawat Vietjet Air yang harganya terjangkau, memilih maskapai LCC lain, atau menyiapkan bujet lebih besar untuk maskapai full service.
utk yg 7 kg-nya, apakah tas backpack juga ikut dihitung ketika berangkat dari Jakarta ? atau hanya koper carriernya saja ?
ReplyDeletePengalamanku saat itu sih yang dihitung hanya koper carrier, Kak Rudy. Ransel nggak ikut ditimbang. Jadi kayaknya kalau ransel kita nggak kelihatan berat banget bakal aman aja kok. Terima kasih sudah mampir ke blogku, Kak :)
DeleteHarga bagasi berapa kak? Mending add on pas beli tiket pesawat di agen, atau langsung website? Soalnya dulu pakai aa ke bkk, harga bagasi murahan add on di web aa langsung daripada di agen. Sama proses pengambilan koper lama ga?
ReplyDeletePas aku pergi tahun lalu bagasi sekitar 344 ribu untuk 2 orang, Kak. Kalo update harga bagasi Vietjet sekarang aku belum tau. Biasanya memang lebih murah add on di wensite maskapai kalo kakak pesan tiket secara mandiri. Mayoritas agen tour memang ambil untung lagi jadi harga bagasi lebih mahal :)
DeleteKa ijin tanya , untuk 40 kg itu apa boleh bawa 2 koper ?
ReplyDeleteBoleh, Kak. Yang penting salah satu kopernya jangan lebih dari 32 kg :)
Delete