Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengunjungi Vietnam Selatan, tepatnya Kota Ho Chi Minh yang dikenal sebagai pusat ekonomi negara tersebut. Banyak yang nanya kenapa cuma Ho Chi Minh, kenapa nggak ke Danang, Hanoi, Hoi An, Sapa, dll sekalian. Pret ah. Jawaban yang paling valid tak terbantahkan tentu saja soal bujet. Ongkos ke Vietnam Utara jelas jauh lebih besar daripada ke Vietnam Selatan. Lagian saya merasa bukan orang yang super petualang banget sampai harus ngunjungi destinasi Vietnam yang terkenal dengan keindahan alamnya.
Ho Chi Minh adalah alternatif yang oke buat saya yang mager dan masih cinta sama suasana kota besar. Lagian saya juga sempat ikut sesi tour ke Cuchi Tunnel dan Mekong Delta yang cukup menantang sehingga keinginan bertualang cukup terpuaskan. Tips liburan ke Vietnam (Selatan) ini saya buat bukan berdasarkan sotoy, melainkan dari pengalaman selama 5 hari 4 malam di Ho Chi Minh City (HCMC). Kemungkinan ada beberapa hal yang keliru tapi inilah poin-poin penting yang bisa saya rangkum:
- Sebaiknya jangan tuker uang di money changer Vietnam. Ini tips umum kalau kita mau traveling ke negara apa pun sebab nilai tukar mata uang kita pasti lebih rendah bila ditukarkan di negara tujuan. Contohnya, nilai tukar Rupiah banding Dong Vietnam di Indonesia 1 : 0,75. Namun, saat saya iseng ngecek di money changer Vietnam, nilainya jadi 1 : 1.2 . Lah Dong-nya malah jadi lebih mahal di sana daripada di negara sendiri.
- Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi kedua di Vietnam itu hoax banget. Hal ini sudah dikonfirmasi duta besar RI untuk Vietnam karena hoax-nya berkembang makin parah. Faktanya, hampir nggak ada orang Vietnam yang bisa berbahasa Indonesia. Mereka sudah pasti menggunakan bahasanya sendiri dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, ada pula yang bisa berbahasa Inggris karena sering berinteraksi dengan wisatawan asing.
-
Jumlah orang Vietnam yang bisa
berbahasa Inggris masih sangat terbatas, hanya para tour guide, awak
kabin pesawat, dan beberapa pedagang di kawasan yang populer bagi turis.
Bahkan, staf check in bandara aja bahasa Inggrisnya kurang mahir. Jadi,
sebaiknya kita sudah punya kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni bila ingin
berlibur ke sana. Nggak harus Inggris yang grammar-nya sempurna kok. Broken
English sudah cukup untuk berkomunikasi.
- Terhitung hingga penghujung tahun 2023 ini, mayoritas wisatawan asing yang mengunjungi Vietnam Selatan berasal dari Amerika, Eropa, China, dan India. Yes, banyak wisatawan dari ras Kaukasoid tertarik dengan eksotisme Vietnam. Dominasi wisatawan Kaukasoid terlihat jelas ketika sarapan di hotel maupun sewaktu menjalani tour dengan travel mate yang selalu berganti setiap hari. Saya nyaris tidak menemukan sesama wisatawan Indonesia selama berada di negara tersebut sehingga jadilah harus berbahasa Inggris terus setiap hari.
- Pesen GrabCar, Grab Bike, dan Grab Food di Ho Chi Minh cepet banget. Harganya juga cukup terjangkau karena nggak jauh beda dengan tarif di Indonesia. Saya nyobain beli Banh Mi pake Grab Food waktu di hotel. Sopir Grabnya cepet nyampe, ramah, dan sopan meskipun kurang pandai bahasa Inggris. Grab Car juga cepet banget nyampenya karena langsung sampai ke lokasi kurang dari 5 menit pasca pemesanan. Bahkan, Grab Car juga masih gercep saat hujan meskipun tarifnya sedikit lebih mahal daripada tarif normal.
- Transportasi umum di kawasan Ho Chi Minh belum sebaik negara Asia Tenggara lain seperti Singapura. Ada sih bus dengan berbagai rute yang bisa jadi pilihan ekonomis saat bepergian. Namun, kalau punya bujet lebih sebaiknya kita memilih naik Grab Bike dan Grab Car supaya nyaman dan hemat waktu. Soal taksi, katanya sih VinaTaxi jadi pilihan yang relatif aman dan anti scam. Kita mesti hati-hati kalau memutuskan naik taksi yang brand-nya kurang populer karena ongkos rentan membengkak.
- Masyarakat Vietnam Selatan kayaknya suka banget sama abon babi. Makanan apa aja ada abon babinya, mulai dari banh mi, camilan kering, sampai lauk nasi. Di samping itu, nggak susah menemukan aneka olahan babi yang dipajang dengan anggunly di tempat-tempat makan kaki lima. Rasanya memang gurih bagi penikmatnya tapi bikin wisatawan muslim lebih cermat ketika memilih makanan.
- Wisatawan muslim bisa mengunjungi Nguyen An Ninh (Malaysia Street) di Ho Chi Minh ketika mencari makanan halal dan oleh-oleh. Lokasinya persis di seberang pintu belakang Ben Thanh Market. Jalan ini memang unik karena vibes-nya Malaysia banget. Hampir semua pedagangnya adalah orang Malaysia yang merantau ke Vietnam. Kita nggak perlu repot berbahasa Inggris di sini karena mayoritas pedagang bisa berbahasa Melayu. Ada beberapa restoran muslim halal di Nguyen An Ninh yang menyediakan makanan dengan pilihan beragam, mulai dari menu Vietnam, Malaysia, hingga Thailand. Harga makanannya emang agak mahal tapi masih cukup terjangkau.
-
Jika kita pergi ke Ho Chi Minh secara
mandiri tanpa jasa tour, kawasan sekitar Ben Thanh Market adalah salah
satu lokasi paling strategis untuk menginap. Ada banyak hotel yang dapat kita
pilih sesuai bujet dan kebutuhan. Di samping itu, ada beberapa kantor tour di
Malaysia Street yang bisa menyediakan berbagai pilihan paket tour. Kita
bisa nentuin mau pergi ke destinasi wisata mana sesuai keinginan, antara lain
Cuchi Tunnel, Mekong Delta, dan Vung Tau.
- Mekong Delta dan Cuchi Tunnels adalah dua destinasi wisata paling populer di Vietnam Selatan. Saya akui dua-duanya emang keren banget, wajib dikunjungi minimal sekali seumur hidup. Saran saya sih sebaiknya kunjungin dulu Mekong Delta baru deh besoknya tour ke Cuchi Tunnels. Alasannya karena Cuchi Tunnels cukup menyita tenaga dan bikin otot paha tegang. Sewaktu di Cuchi Tunnels, saya mencoba melewati terowongan perang yang tingginya kurang lebih 1 meter. Tentu saja tubuh harus agak dibungkukkan sambil berjalan pelan-pelan menuju pintu keluar terowongan. Alhasil, keesokan harinya otot paha saya tegang banget sampai menuruni anak tangga tuh rasanya seperti siksaan neraka. Betis sih aman karena saya rutin olahraga jalan kaki, tapi nyatanya paha malah tidak luput dari penyiksaan. Lebih parahnya lagi, saya harus menahan sakit itu selama ikut tour Mekong Delta karena banyak anak tangga yang harus dilalui demi menikmati keindahan tempat tersebut.
- Hotel di sekitar Ben Thanh Market itu bentuknya dominan vertikal. Barangkali keterbatasan lahan membuat mereka tumbuh ke atas. Rata-rata lebar bangunan hotel di daerah tersebut kurang dari 7 meter. Hotel di Malaysia Street jumlahnya cukup banyak, tetapi tak sedikit pula yang rating Google-nya di bawah 4. Saya sendiri tidak menginap di lokasi itu tetapi hampir setiap malam mengunjungi Malaysia Street untuk sekadar jajan, lihat-lihat, dan bikin konten. Nginepnya masih di sekitar situ jadi tetap bisa jalan kaki dalam waktu singkat kalau mau ke Malaysia Street atau Ben Thanh Market.
- Ada yang bilang belanja di Malaysia Street jauh lebih murah daripada di Ben Thanh Market, tapi sebenarnya nggak juga. Beberapa produk seperti tudung (hijab), telekung (mukena), dan aneka kaos KW memang dibanderol dengan harga masuk akal. Namun, ternyata saya bisa menemukan souvenir di Ben Thanh Market yang harganya lebih murah daripada produk serupa di Malaysia Street. Jadi, kuncinya adalah meluangkan waktu untuk eksplorasi berbagai tempat supaya bisa mendapatkan oleh-oleh dengan harga paling bersahabat.
- Kalimat apa yang paling cocok buat mendeskripsikan Ben Thanh Market? Everything is about scam, scam, and scam. Nggak usahlah ya saya cerita soal pengalaman di Ben Thanh Market yang bikin kesel. Hampir semua pedagang di pasar tersebut menjajakan dagangannya dengan harga nggak masuk akal saat melihat orang-orang yang nggak bisa berbahasa Vietnam. Mereka pikir turis tuh paling cocok buat dikeruk uangnya. Padahal nggak tau aja dia kalau turis juga mesti ngirit demi bisa jalan-jalan ke negara mereka. Tips dari saya buat siapa pun wisatawan asing yang mau belanja di Ben Thanh Market adalah tawar yang sadis sampai ¼ atau 1/5 harga yang pedagang ajukan. Nggak masalah kok dimarahin atau dijutekkin dikit asalkan bisa dapet harga masuk akal. Jangan terlihat mupeng banget karena bakal bikin para pedagang makin gragas nawarin dagangannya. Kalau merasa nggak perlu-perlu amat, nggak usah repot berkutat nawar dengan pedagang di pasar turis itu, ya.
-
Makanan di Ben Thanh Market itu
mehong. Saya makan nasi telor dadar yang dilengkapi semacam acar Hokben dan
irisan timun dengan harga VND 60.000 (setara dengan 45 ribu rupiah). Sumpah
deh, itu nasi telor dadar termahal yang pernah saya makan seumur hidup saya
sampai tulisan ini dirilis. Ada juga yang mesen nasi goreng seafood dengan
harga sama tapi rasanya hambar banget kayak nggak digaremin. Anehnya, banyak
wisatawan asing yang makan di pasar tersebut. Kayaknya sih karena laper dan
bingung mau makan apa kali ya.
- Jangan pernah belanja dalam jumlah banyak di pasar turis seperti Ben Thanh Market kalau nggak mau mendadak miskin. Ada salah satu jaringan supermarket andalan yang tersebar di seantero Vietnam, yaitu Co.opmart. Belanja di Co.opmart tentu jauh lebih hemat daripada di destinasi tujuan turis yang harganya nggak ada obat. Varian produknya juga beragam banget seperti supermarket lainnya. Kita bisa belanja camilan, kopi, mi instan, bahan makanan, serta perintilan lainnya dengan fixed price sehingga bujet oleh-oleh jadi lebih terkontrol. Selain Co.opmart, ada juga jaringan serupa bernama Vinmart yang konon kabarnya harga produknya lebih mahal.
- Kalau nggak sempat mengunjungi Co.opmart, masih ada alternatif lainnya untuk membeli oleh-oleh, yaitu minimarket. Ada beberapa brand minimarket yang saya temui di Vietnam Selatan, antara lain Circle K, Familymart, dan satu lagi minimarket yang masih satu grup sama Co.opmart. Meskipun nggak selengkap supermarket, minimarket juga menjajakan aneka camilan unik yang harganya cukup bersahabat. Boleh banget deh jadi tempat berburu oleh-oleh jika nggak sempat pergi ke supermarket.
-
Nah, ada satu lagi yang menarik di Vietnam
Selatan, yaitu Satra Foods. Jika dilihat sekilas, Satra Foods ini emang seperti
minimarket tapi produk utamanya itu sayuran, bumbu dapur, dan bahan-bahan
makanan setengah jadi. Jaringannya juga tersebar di beberapa daerah karena saya
nggak hanya nemu Satra Foods di sekitar Ben Thanh Market. Bisa banget nih jadi
tempat belanja oleh-oleh bagi kita yang hobi masak. Harga produknya juga terjangkau
sehingga kita leluasa borong. Satra Foods juga menjajakan produk selain bahan
makanan mentah, yaitu aneka camilan dan minuman.
- Highlands Coffee adalah salah satu destinasi menarik bagi pencinta kopi yang sedang mengunjungi Vietnam. Bisa dibilang Highlands Coffee ini semacam Starbucks-nya Vietnam tapi asli milik lokal. Kita dapat menemukan kafe yang satu ini secara mudah di seluruh penjuru Vietnam karena jaringannya mencapai ratusan outlet. Cita rasa kopinya nggak kalah dari Starbucks dan harganya cukup terjangkau. Saya pesan 2 minuman kopi dan 1 banana cake dengan harga VND 123.000 saja. Tak cuma jadi tempat nongki cantik, Highlands Coffee juga menyediakan aneka produk kopi bubuk serta tumbler yang cocok dijadikan buah tangan. Harganya jelas jauh lebih murah daripada kopi bubuk di Ben Thanh Market dan tampilan produknya juga sangat berkelas, ala-ala kopi mahal gitu deh.
- Anggapan kalau belanja di tempat wisata itu mahal ternyata nggak berlaku di Saigon Post Office. Ketika baru memasuki bagian depan landmark kota Ho Chi Minh tersebut, coba deh menoleh ke kiri dan kanan untuk melihat toko souvenir mungil. Ada banyak pernak-pernik lucu yang dijajakan di Saigon Post Office Souvenir Shop. Tak sedikit pula barang yang harganya lebih bersahabat daripada di Ben Thanh Market. Kita bisa membeli kopi serta alat saring khas Vietnam, kaos, gantungan kunci, dan pajangan dengan harga yang ramah buat kantong.
- Nah, satu lagi hal menarik yang pengen saya bahas adalah produk-produk yang dijual di Bandara Tan Son Nhat, Ho Chi Minh. Semua produk yang dijual di bandara tersebut dibanderol dengan harga dalam USD. Bisa kok kalau kita mau beli pake VND, tapi kayaknya kok harganya lebih mahal. Pas saya ngecek nilai tukar, 1 USD setara dengan VND 25.000. Eh, pas saya bayar belanjaan yang harganya cuma 3 USD, kok saya malah diharuskan bayar sebesar VND 90.000. Herannya kok banyak yang mau jajan kopi dan camilan di bandara tersebut dengan harga relatif sangat mahal. Ya, mungkin emang laper dan nggak ada pilihan lain kali, ya. Kalau saya sih ogah.
Semoga ulasan kali ini bermanfaat buat siapa pun yang berencana mengunjungi Vietnam Selatan dalam waktu dekat. Tentu saja tulisan ini saya buat secara subjektif sehingga orang lain bisa menemukan fakta berbeda ketika berkesempatan mengunjungi negara tersebut secara langsung. Selamat berlibur, semoga perjalanan ke Vietnam Selatan memberikan kesan menyenangkan.
terimakasih kak untuk ulasannya, sangat terbantu dengan tips dari kakak, rencananya 2024 sy dan teman2 juga mau ke vietnam. semoga lancar dan ga kena scam
ReplyDeleteSama-sama, Kak.
DeleteTerima kasih sudah mampir ke blogku dan baca artikel ini :)
Semoga rencana liburan Kakak ke Vietnam di tahun depan berlangsung lancar ya.
Selamat menyusun rencana liburan :)