Kadang yang Membuat Nyaman Tak Selalu yang Terdekat

Kadang yang Membuat Nyaman Tak Selalu yang Terdekat

Saya punya satu hobi yang cukup sering dilakukan, yaitu café hopping. Seru aja gitu ngunjungin kafe-kafe baru buat sekadar icip-icip atau nikmatin suasana yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Plus, dapat bonus berupa pengalaman baru, mulai dari menu yang enak-enak, lokasi kafe yang tergolong hidden gem, atau kelakuan barista yang ajaib (baca: jutek dan atau nggak nguasain product knowledge).

Sejujurnya, saya nggak selalu jadi langganan suatu kafe cuma karena makanan dan minumannya enak. Sering kali kenyamanan adalah prioritas bagi saya. Jadi, saya punya satu kafe langganan yang konsepnya waralaba atau franchise. Si koko pemilik toko bukan orang yang punya passion di dunia kopi. Namun, dia berusaha memberikan pelayanan terbaik yang belum tentu bisa didapatkan di kafe-kafe lainnya.

Kafe Waralaba yang Menunya Standar Aja tapi Pelayanannya Istimewa

Menu di kafe waralaba langganan saya itu standar banget, bahkan nasi aneka lauk dan roti bakar pun nggak ada. Kalau soal pilihan kopi sih lumayan karena ada beberapa single origin dari berbagai daerah di tanah air. Menu sederhana kayak cappuccino dan vietnam drip coffee pun nggak ada karena varian kopinya sudah diatur dari pusat. Alhasil, saya selalu nahan keinginan untuk nyeruput cappucinno hangat setiap kali nongkrong di kafe itu.

Jadi, kenapa saya bisa betah jadi langganan kafe waralaba tersebut?

Suasana kafenya sangat cozy. AC-nya sejuk tapi nggak sampe bikin menggigil, meja dan kursinya tertata rapi dan selalu bersih, dan saya sudah punya satu spot favorit yang selalu saya tempati ketika ngopi di situ. Di samping itu, koko pemilik kafenya sangat ramah dan nggak pelit. Dia kerap menemani pelanggannya ngobrol secukupnya tanpa menyinggung privasi. Kalau istrinya sedang bikin kue, si koko nggak pernah segan menyuguhkannya agar saya bisa ikut mencicipi. Demikian pula halnya dengan bonus-bonus lain, salah satunya yaitu sesekali minuman gratis, es krim gratis, atau porsi telur yang dilebihkan menjadi dua kali lipat saat saya pesan mi instan.

Boothcin kafe waralaba franchise

Alhasil, saya cukup rutin nongkrong di situ satu kali seminggu atau lebih. Rasanya malah jadi kayak teman dengan si koko dan cici pemilik kafe karena mereka memang sebaik itu. Saya jadi hobi ke situ bukan hanya sebab banyak gratisannya, ya. Emang betah aja sama suasananya meskipun dari segi pilihan menu termasuk monoton. Sebenarnya sih waralaba itu memperbolehkan mitranya menambahkan menu baru asalkan jenisnya berbeda dengan menu utama yang sudah tersedia. Sayangnya, si koko dan si cici kayaknya sibuk banget sampai belum sempat nambahin menu-menu baru.

Point Coffee Kotabumi 3: Mood Booster yang Bikin Nyaman

Kalau saya ditanya tentang kafe yang minumannya enak sekaligus bikin nyaman, saya pasti langsung inget sama Point Coffee. Sejauh ini, rasa minuman Point Coffee di berbagai cabang menurut saya cukup konsisten. Tempatnya juga cukup nyaman, ada bangku dan meja untuk santai sebentar meskipun bukan yang nyaman banget kayak kafe biasa. Saya paling sering jajan di Point Coffee Kotabumi 3, Tangerang, karena cabang ini yang paling deket sama rumah. Sebenarnya saya suka sama ice americano karena rasa kopinya mantap dan kandungannya 0 kalori. Namun, menurut saya ice americano Point Coffee terlalu asam sehingga saya memutuskan untuk nggak pernah pesan menu itu lagi.

Nggak jarang saya membaca ulasan para pelanggan Point Coffee yang bilang kalau mayoritas baristanya judes atau selalu gagal beli minuman yang lagi promo karena barista bilang menu tersebut habis. Untungnya, saya nggak pernah ngerasain pengalaman-pengalaman ngeselin itu, malah justru sebaliknya. Sejauh ini barista Point Coffee Kotabumi 3 sudah berganti beberapa kali dan semuanya terbilang ramah.Ada beberapa yang saya kenal sejak dua hingga tiga tahun lalu, antara lain Kak Sri, Kak Rama, dan Kak Husein. Barista terbaru yang sedang tugas di Point Coffee tersebut saat ini, yaitu Kak Mega, Kak Alvin, dan Kak Syifa. Saya selalu berhasil membeli minuman apa pun yang sedang promo dan para barista melayani saya dengan sepenuh hati meskipun saya rakyat jelata yang kucel.

Saya membuat tulisan ini tanggal 2 Oktober 2023, bertepatan dengan promo I Like Monday sekaligus Livin Mandiri di Point Coffee. Promo Livin Mandiri membuat para penggunanya berkesempatan membeli Chocolate Iced dan Palm Sugar Latte dengan harga 25 ribu rupiah saja. Sejak melewati Point Coffee Kotabumi 3 jam setengah 8 malam, saya sudah melihat antrean yang luar biasa panjang. Antreannya kurang lazim walaupun setiap Senin memang selalu ada promo. Akhirnya, saya baru sempat balik lagi ke Point Coffee tersebut kurang lebih jam 9 lewat 15 malam.

Tak seperti biasanya, lampu display Point Coffe sudah dimatikan sebelum setengah sepuluh malam. Kak Alvin dan Kak Mega masih kelihatan sibuk banget nyiapin pesanan pelanggan. Saat saya menghampiri Kak Alvin dan nanya apakah Point Coffee sudah closed order, dia cuma senyum manis sampai behel di giginya terlihat semua. Kak Mega yang sedang jongkok dan membuka rak bawah melihat ke arah saya lalu berbisik, “bentar lagi ya, Kak. Tunggu bentar lagi.”

Baiklah, saya ngerti kode dari Kak Mega dan senyum Kak Alvin. Mereka sebenarnya sudah closed order karena kewalahan tapi masih berbaik hati mengizinkan saya untuk order. Keduanya lantas bergegas menyelesaikan pesanan para pelanggan. Bener-bener rame banget ya, masing-masing pelanggan bisa beli sampai 5 gelas karena promo Livin Mandiri. Kurang dari 10 menit kemudian, Kak Mega manggil nama saya. Dengan demikian, saya berhasil order segelas iced cappuccino with coffee jelly upsize tanpa gula sementara pelanggan lainnya setelah saya mendapat penolakan karena outlet sudah tutup. 

Perilaku para barista Point Coffee Kotabumi 3 tersebut sederhana saja, memperbolehkan saya untuk tetap beli minuman meskipun mereka sudah closed order saking kewalahan. Namun, hal tersebut bikin saya happy dan nyaman banget karena merasa cukup diistimewakan. Kak Alvin dan Kak Mega ini memang profesional dan ramah luar biasa. Ketika saya jajan dan suasana Point Coffee sedang senggang, sesekali saya ngobrol ngalor-ngidul dengan mereka. Hingga akhirnya mereka selalu ingat nama dan pesanan favorit saya. Satu hal kecil yang jarang dilakukan barista di kafe-kafe lain.

Point Coffee Kotabumi 3 Tangerang

Oh, iya. Satu barista lagi di Point Coffee tersebut yang juga mesti banget dibahas, yaitu Kak Syifa. Biasanya mereka bertiga saling berganti rekan kerja di Senin Malam, kadang Kak Alvin dan Kak Mega, kadang Kak Alvin dan Kak Syifa, atau Kak Mega dan Kak Syifa. Sementara itu, mereka bertugas sendirian di malam selain Senin karena pembeli nggak terlalu ramai. 

Pelayanan yang diberikan Kak Syifa juga persis dengan dua rekannya, sama-sama profesional, ramah, dan murah senyum. Kak Syifa pernah baik banget nolongin nyari kardus karena waktu itu memang saya sengaja minta buat beli es kristal. Sebelum ditolongin Kak Syifa, saya udah minta kardus ke Mbak kasir Indomaretnya lebih dulu tapi si Mbak bilang kardusnya udah diiket semua. Ih, dasar si Mbak kasir pelit woy. Ujung-ujungnya mesti barista juga yang turun tangan nyariin kardus ke gudang.

Kadang, yang membuat nyaman tak selalu yang terdekat. Bisa jadi orang-orang yang nggak kita kenal malah memberikan kenyamanan di kala orang terdekat acapkali menuntut ini itu. Curhat dengan orang-orang yang kita kenal sejak lama tidak selalu berujung lega. Sesekali kita hanya butuh interaksi hangat atau obrolan ringan yang bikin kita lupa sejenak dengan persoalan demi persoalan di depan mata.

By the way, saya nggak di-endorse Point Coffee, ya. Saya memang lagi pengen cerita agak panjang tentang pengalaman yang sering saya rasakan sebagai pelanggan Point Coffee Kotabumi 3.

Makasih karena selalu profesional dan semangat terus kerjanya ya, 

Kak Alvin, Kak Mega, dan Kak Syifa.

Terima kasih, orang-orang baik.

Semoga senantiasa terinspirasi menjadi baik meskipun dunia nggak selalu baik ke kita.

 

No comments