Dari Support System Menjadi Toxic People

Dari Support System Menjadi Toxic People

Support system merupakan salah satu hal penting yang wajib dimiliki semua orang. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Biasanya support system berasal dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga dan sahabat. Kehadiran orang-orang terdekat akan memberikan semangat dan inspirasi bagi seseorang untuk menjalani hidup. Itulah sebabnya kehebatan seseorang sangat dipengaruhi oleh support system yang dimilikinya.

Kendati demikian, manusia mudah berubah. Support system yang menjadi sumber kekuatan terbesar bisa saja menjelma jadi toxic people. Sehingga kehadirannya malah mengurangi semangat, menjadi beban pikiran, bahkan menguras energi. Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa support system telah berubah menjadi toxic people antara lain:

  • Orang-orang terdekat yang tadinya selalu ada bagi kita tiba-tiba menghilang atau bersikap tidak peduli.
  • Ada pula bentuk kecenderungan lain yang membuat dunia orang-orang tersebut seakan sudah tak sama dengan dunia kita. Hal seperti ini akan membuat kita kesulitan menjalin komunikasi yang hangat dan efektif dengan orang-orang yang kita sayangi.
  • Keretakan hubungan dengan orang-orang terdekat membuat kita merasa sangat sedih, bersalah, dan merasa tidak berharga.
  • Si support system meminta kita untuk menjauhi orang yang tidak punya masalah apapun dengan kita. Hal ini bisa terjadi karena rasa sentimen pribadi antara si support system dengan orang tersebut.
  • Kita disalahkan oleh si support system karena satu atau beberapa hal yang tidak pernah kita lakukan.
  • Kehadiran kita digantikan oleh sosok lain yang akhirnya menjadi lebih dekat dengan si support system.
  • Fokus kita tersita untuk membuat mereka kembali mendekat dan berhubungan dengan kita seperti dahulu.

Gunung yang kokoh saja dapat berubah, apalagi hati manusia yang terbuat dari segumpal daging dan darah. Sedih karena support system kita berubah menjadi orang yang tidak kita kenal memang wajar. Kesedihan itu bahkan bisa bertahan hingga berbulan-bulan lamanya.

Namun, ingatlah bahwa hidup harus terus berjalan. Meskipun tak punya support system seperti dulu, kita tetap harus melanjutkan hidup dengan baik. Jangan ragu angkat kaki dari kehidupan si support system yang sudah berubah menjadi toxic people. Memilih bertahan hanya akan membuat terpuruk dengan luka hati yang bertambah parah.

Kalau kita selalu sibuk menjaga perasaan orang lain, lantas siapa yang menjaga perasaan kita?

Manusia memang diciptakan untuk mengenal batas. Manusia bukan Tuhan atau dewa yang punya kesabaran sedalam samudra.

Jangan biarkan luka yang tak kasat mata membuat kita lemah.

Berjalanlah sendiri agar lebih bahagia.



No comments