Orang Gila yang Lebih Manusiawi daripada Orang Waras

Orang Gila yang Lebih Manusiawi daripada Orang Waras

It’s so damn tired to dealing with people.

Saya tuh akhir-akhir ini kayak capek aja kalau harus berinteraksi dengan orang lain. Tetep interaksi sih. Tetep berusaha sopan dan bersikap humanis sih. Namun, sejujurnya saya malah jadi lebih suka berinteraksi dengan hewan. Barangkali keliatan kayak orang gila karena suka ngobrol sama kucing atau anjing. Kegilaan ini bikin happy dan enjoy, jadi ya jalanin aja. Soalnya gimana ya, mayoritas manusia modern tuh miskin attitude, nggak tahu sopan santun. Jadi rasanya malah jauh lebih happy berinteraksi sama hewan.

Sopir Taksi Online yang Bangsat

Contohnya nih beberapa minggu lalu, saya lagi beres-beres di depan rumah di hari Minggu. Sesaat kemudian ada bapak-bapak muka songong nyetir mobil MPV lalu ngomong ke saya,

Musola di mana?”

Tanpa kata sapa, tanpa permisi, tanpa ba bi bu tiba-tiba ngomong gitu. Saya jadi terinspirasi gitu buat ngajak ribut. Jadi saya diam beberapa detik lalu jawab,

“Bapak nanya sama saya?”

Si Bapak kampret malah ngegas, “Ya iyalah… nanya sama siapa lagi.”

Saya jelas nggak mau kalah kemudian ngomong, “Saya nggak marah kok. Saya cuma nanya, Bapak nanya sama saya? Dateng-dateng nggak nyapa nggak ngomong apa-apa malah nanya musola di mana. Saya kan nggak kenal Bapak.”

Bukannya introspeksi diri secara instan, dia malah makin nyolot sambil senyum sinis dong. Dia ngomong gini,

“Kok kamu marah sih?” Tukas si bangsat tua.

“Saya nggak marah, Pak. Bapak yang aneh. Musola di belakang, lurus aja lewat gang sini.”

Setelah dikasih tau posisi musola, dia langsung ngeloyor pergi aja gitu. Nggak bilang apa kek, bilang kek “makasih, ya, jing”. Saya yang makin kesal langsung teriak aja dari dalam rumah,

“Makasih ya, Pak!”

Kemudian saya berusaha melihat ekspresi dia di dalam mobilnya yang sudah berlalu, dia tampak menyahut iya dengan gestur agak kebingungan.

By the way, saya tuh udah sering banget ngalamin hal kayak gini. Ada orang nanya tapi nggak tahu sopan santun. Saya nggak ngarepin orang asing pake bahasa Krama Inggil ketika nanya sesuatu sama saya, tapi setidaknya bisa kan pakai kata sapa yang jelas. Manggil orang dengan sebutan Bu, Ci, Mbak, Tante, Mbah, Jing lalu ngucapin terima kasih setelah diberi informasi emang sesusah itu ya?

Orang Gila yang Tahu Sopan Santun

Pada kesempatan lainnya saya jalan kaki di kompleks sebelah setelah lewat waktu magrib. Jalanan kompleks saat itu sepi tetapi sesaat kemudian saya berpapasan dengan seorang wanita berjilbab yang kemungkinan besar mengalami gangguan kesehatan mental. Kok saya bisa tahu? Apa saya sotoy aja?

Saya menilai berdasarkan penampilan dan gesturnya. Wanita usia 20 tahunan itu memakai jilbab yang acak-acakan. Cara berjalannya sempoyongan dan penampilannya sedikit berantakan. Pokoknya tersirat bahwa kesehatan mentalnya lagi nggak baik-baik aja. Ketika berpapasan dengan saya, si Mbak itu lantas bertanya,

“Mbak, kalau musola di deket sini adanya sebelah mana, ya?”

Spontan saya menjawab, “Oh, Mbak lurus aja ngikutin jalanan kampung ke atas sana, nanti pasti ketemu musola yang paling deket.”

“Makasih ya, Mbak” Si perempuan penanya itu mengakhiri percakapan singkat sambil tersenyum. Saya pun menyahut iya lalu melanjutkan perjalanan. Tak sampai sepuluh langkah ke depan, saya mendengar si wanita itu menyapa saya lagi dengan sebutan Mbak. Suaranya kali ini agak kencang sehingga saya langsung menengok ke arahnya.

“Makasih ya, Mbak. Semoga Mbak dilancarkan rezekinya”, Kata si wanita muda sambil tersenyum.

Saya terkesima selama dua hingga tiga detik. Seseorang yang tampaknya mengalami gangguan mental bahkan bisa mendoakan orang lain yang tidak dikenalnya. Lalu saya pun tersenyum dan menjawab lagi untuk yang terakhir kalinya,

“Amin. Makasih ya, Mbak.”

 

Duh, saya jadi semakin heran dengan cara kerja dunia. Kenapa orang gila malah lebih waras daripada orang yang katanya waras?

Serem sih ngeliat orang yang dianggap waras ternyata malah jauh lebih mengerikan daripada orang gila. Kalau berhadapan sama orang gila, kita tahu dia gila maka kita pasti lebih waspada. Orang waras yang ternyata gila dan miskin attitude justru harus lebih diwaspadai karena bisa mencelakai sesukanya.

No comments