Aku malu pada diriku sendiri,
ketika aku menyadari hidup adalah pesta kostum
dan aku hadir dengan wajah asliku.
Tak ada pesta yang tak usai.
Orang yang hari ini bersenang-senang denganmu,
belum tentu besok masih bersama kamu.
Berbahagialah secukupnya
dan tetap waspada terhadap segala kemungkinan.
Hidup itu bagaikan sebuah pesta.
Kamu mengundang banyak orang untuk ikut serta.
Ada yang datang terlambat, ada yang pulang duluan.
Ada yang tertawa bersamamu, dan ada yang menertawakanmu.
Ada pula yang ikut berpesta sampai larut malam.
Pada akhirnya, ketika kegembiraan telah usai,
ada beberapa orang yang tetap tinggal bersamamu.
Mereka yang akan membantumu membersihkan sisa sampah pesta.
Meskipun bukan mereka yang menghasilkan sampah tersebut.
Mereka adalah sahabat-sahabat sejatimu.
Orang-orang yang sangat berarti dalam hidupmu.
Sepi itu pesta jutaan kata,
petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, kekasih.
Yang terbaik adalah bangkit dari kehidupan seperti pesta,
tidak haus atau mabuk.
Buatlah pesta,
tidak perlu menunggu orang lain, rayakan dirimu sendiri.
Di saat kita menang, semua orang tiba-tiba datang.
Di saat kita jatuh, semua orang tiba-tiba menghilang.
Dari situ kita paham, ternyata sifat manusia hanya senang menghadiri pesta.
Dan semua akan pergi ketika kita sedang berduka.
Hidup mungkin bukan pesta yang kita harapkan,
tapi selama kita di sini kita harus menikmatinya.
Hidup adalah pesta rasa syukur.
Rayakan setiap kesempatan yang diberikan,
dan hargai setiap anugerah yang kamu terima.
Sambangilah pesta-pesta dansa, juga gedung-gedung pertunjukan.
Nkmatilah warna-warni kehidupan.
Bergembiralah tanpa harus melupakan warna dirimu yang sejati.
Dan kelak kau akan menyadari bahwa
semua yang kau rasakan hari ini
sekadar perasaan yang serampangan, perasaan yang salah arah.
No comments