Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata,
tanpa pernah mendengarkan kata-kata orang lain.
Bagai pasir di tanah itu,
aku tak harus jadi penting.
Aku tidak pernah keberatan menunggu siapa pun
berapa lama pun
selama aku mencintainya.
Namun orang yang bijak akan menerima segala bentuk perbedaan pandangan sebagai kekayaan.
Karena keseragaman pikiran sungguh-sungguh memiskinkan kemanusiaan.
Kadang-kadang kita bertemu begitu saja dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal,
menjadi begitu lengket seperti ketan,
lantas mendadak berpisah begitu saja tanpa penjelasan apa-apa.
Lagi pula, perempuan sebaiknya unggul dalam banyak hal melalui otaknya,
karena kaum lelaki selalu menindas mereka dengan ototnya.
Alangkah mengerikannya menjadi tua
dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan,
ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat,
dan kehidupan seperti mesin,
yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.
Manusia selalu menuntut dunia membahagiakannya,
pernahkah ia berusaha membahagiakan dunia?
Aku tidak ingin kaya.
Aku hanya ingin hidup.
Aku ingin melihat banyak tempat.
Aku ingin menghirup seribu satu bau kehidupan.
Kehidupan manusia tidak ada artinya tanpa perjuangan.
Jika segalanya telah menjadi suratan,
apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan?
Di tengah angin senja yang mendesak,
aku merasakan kekuasaan waktu,
yang tanpa pandang bulu mengubah segala-galanya.
Kita semua memang telah menjadi bodoh,
dengan menjadi terlalu cinta kepada cerita-cerita yang bagus,
sehingga memaksakannya untuk menjadi kenyataan itu sendiri.
Karena yang tidak kita ketahui lebih banyak dari yang kita ketahui,
dan yang tidak diketahui itulah yang akan menjadi penyebab kematian kita semua.
Kalau kita bisa mencintai yang kita miliki saja,
dan tidak selalu mengharapkan yang tidak ada,
barangkali hidup juga akan menjadi lebih mudah.
Bagaimana mau menggulingkan kekuasaan, kalau begitu mudah diadu domba?
Dasar bodoh.
Sudah miskin, bodoh pula!
Sepatu bukan sepatu kalau tidak sepasang.
Apa manusia bukan manusia kalau tidak berpasangan?
Jangan terlalu sering bermimpi,
belajarlah berbahagia dengan apa yang kamu miliki saja.
Ia selalu muncul seperti bayang-bayang,
menyenangkan, mengagumkan, memesona, lantas hilang.
Segala sesuatu bisa disebut kebenaran hanya jika dianut orang banyak.
Aku bukan jenis orang tolol yang menganggap keperawanan itu penting,
dan mengukur kesucian seseorang hanya dari tubuhnya.
No comments