20 Quotes tentang Pura-Pura

20 Quotes tentang Pura-Pura

Hati manusia siapa yang tahu?

Bukankah akting terbaik manusia adalah berpura-pura tidak tahu?

 

Jangan berpura-pura suka menyenangkan orang lain kalau sebenarnya tidak suka,

daripada di belakang menggerutu.

 

Mantan kekasih persis seperti utang,

kita tidak pernah betul-betul melupakannya,

kita hanya selalu pura-pura melupakannya.

 

Terkadang kita juga perlu untuk sedikit berpura-pura,

seperti menyembunyikan sedih dalam senyum,

menutupi luka dengan wajah ceria,

menyamarkan kesedihan lewat tawa kegembiraan,

bukan karena kita ingin munafik dengan diri sendiri,

namun lebih kepada karena masih banyak hati yang harus kita jaga.

 

Dalam dunia penuh pura-pura,

anak muda sibuk memisahkan dusta dari kata.

 

Pura-pura bodoh itu lebih mengasyikkan,

daripada berlagak sok pintar tapi payah dalam hal membuktikan.

 

Terkadang orang pintar pura-pura bodoh untuk menghargai

demi sebuah persahabatan.

 

Sebelum minta maaf dan memberi maaf pada orang lain,

lakukanlah pada diri sendiri lebih dulu.

Sudah berapa kali kau membohongi hatimu dengan berpura-pura baik-baik saja

padahal sedang terluka.

 

Terkadang berpura-pura bodoh sangat efektif

untuk mengukur kepintaran orang lain.

 

Dunia itu kejam.

Terkadang kita harus pura-pura buta dan tuli agar tidak diusik.

 

Orang baik akan ketemu dengan orang baik.

Bukan yang pura-pura baik.

Kalau dia bukan orang baik, berarti dia bukan orang yang seharusnya kamu baikin pula.

Manusia itu hidup bersosialisasi, memberikan timbal balik.

Kalau hanya saling menyakiti lebih baik menjauh

dan hidup dengan orang baik di luar sana.

 

Dunia sudah terlalu penuh oleh orang yang berpura-pura.

Jadilah beda.

 

Kami bukan sedang pura-pura tidak mengenal,

hanya saja kami sedang bersama-sama saling melupakan.

 

Pura-pura tidak peduli boleh saja,

tapi harus siap juga untuk pura-pura tidak sakit hati.

 

Berpura-pura tidak tahu itu lebih baik

daripada mengetahui kemudian membuat kegaduhan.

 

Banyak cara mengkhianati orang,

dan cara yang paling busuk adalah pura-pura mencintai.

 

Aku tahu berpura-pura seperti ini sama halnya seperti membodohi diri sendiri,

namun setidaknya aku tidak lagi tersakiti

oleh luka yang diciptakan dari sebuah pengakuan.

 

Jika bahagia hanya diukur dari seberapa lebar senyum bibir,

dan derita dihitung hanya dari seberapa deras linang air mata,

bagaimana menilai sebuah pura-pura?

 

Makin dewasa jadi semakin paham,

menyakiti hati sendiri

demi menjaga perasaan orang lain yang egois itu nggak ada gunanya.

Yuk mulai belajar tegas,

suka ya suka, nggak ya nggak,

gak usah banyak pura-pura.

 

Orang yang paling sadis bukanlah si zalim yang melawan kebenaran,

melainkan mereka yang pura-pura baik dan merasa paling teraniaya. 

 

No comments