Selalu ada beda antara hati-hati dan ragu-ragu.

Hati-hati adalah keberanian melangkah dengan menyadari bahaya.

Sedangkan ragu-ragu adalah pada dasarnya kita tak memiliki keberanian untuk melangkah.

 

Setelah kebohongan pertama,

maka semua fakta adalah keraguan.

 

Setajam apa pun logika memotong keraguan,

perasaan selalu punya cara untuk menjahitnya kembali.

Di tengah ketidakpastian dan keraguan,

tetap ada keyakinan bahwa segala yang belum jelas

perlahan akan menemukan jalannya.

 

Jika dirasa ragu, lebih baik tanya dan yakini ulang.

Karena bisa jadi penyesalan muncul akibat keraguan.

 

Di ambang keraguan,

saat aku sulit untuk meyakinkan diriku sendiri,

seperti memilih pergi adalah jalan terbaik untuk saat ini.

 

Ada satu solusi jika kamu sedang ragu dalam mengambil keputusan,

yaitu jangan minta pendapat ke banyak orang.

 

Kepercayaan itu jembatan kesuksesan.

Sekali keropos, orang akan ragu melewatinya,

sekalipun sudah coba diperbaiki.

 

Diragukan lebih menarik,

daripada diandalkan.

 

Kenangan mengajarkan kita untuk belajar.

Keraguan mengajarkan kita untuk berhati-hati.

 

Ragu itu candu.

Bukanlah belenggu,

hanya jadi rambu dari perjalanan yang tak menentu.

 

Jangan biarkan keraguan orang terhadap dirimu terlalu dalam

kemudian mendikte hidupmu.

 

Beberapa kegagalan didapatkan bukan karena diri tidak mampu melakukannya,

tetapi karena terlalu banyak keraguan di dalamnya.

 

Keraguan itu seperti bayangan:

ia muncul ketika cahaya mulai redup,

dan sering kali jauh lebih besar dari kenyataan.

 

Kadang-kadang ragu itu bagus juga.

Karena keraguan menunjukkan bahwa seseorang tidak selalu merasa benar.