Ketika Hidup Memberimu Tai Ayam


Ketika Hidup Memberimu Tai Ayam

Ada seorang anak ingin memelihara ayam.

Papanya bertanya: “Kenapa pengen pelihara ayam?”

 

“Biar dapet telur. Nanti bisa dimasak. Atau nanti kita jual, Pa. Kita bisa tetaskan juga, ayam kita makin banyak!”

Jawab anaknya dengan semangat.

 

“Oke deh kalau begitu... Tapi kamu mau kan untuk bersihin kotoran ayamnya?”

Lanjut Papa bertanya.

 

Anaknya pun menolak, bau katanya.

“Emangnya gak ada ayam yang gak mengeluarkan kotoran ya?”

 

“Gak ada dong... kalau mau telur, harus siap juga untuk bersihin kotoran ayam.”

Jawab Papa.

 

Kamu gak bisa minta ayammu cuma bertelur tanpa buang kotoran.

Karena dua-duanya sepaket.

Itulah konsekuensi dari memelihara ayam.

 

Sekarang, yang bisa kamu lakukan adalah membersihkan kotorannya dari kandang.

Atau bahkan mengolahnya menjadi pupuk kompos.

Sama seperti hidup.

 

Kamu bisa mendapatkan telur:

Hal-hal baik, momen berharga, peluang, keuntungan, sesuatu bernilai.

Kamu juga dapat kotoran:

Hal-hal tidak mengenakkan, masalah, luka, kehilangan, kegagalan.

Gak bisa pengennya yang enaknya doang.

Apa yang akan kamu lakukan ketika hidup memberikanmu tai ayam?

Bukankah yang bisa kita lakukan hanyalah menerima dan mengelola?

 

Enggak, ini bukan tentang motivasi basi:

“Ambil yang positif, buang yang negatif”

Ini tentang berhadapan dengan realita kehidupan yang sebenarnya.

 

Akan ada momen, fase, episode, bab,

di mana hidupmu seakan penuh dengan kotoran.

Membuatmu sesak, lelah, muak, ingin muntah,

ingin membakar seluruh kandangnya.

 

Masalah ekonomi yang mencekik, urusan rumah tangga yang rumit,

hubungan yang sakit, perkara kerjaan yang sulit.

 

Kamu selalu punya pilihan.

Menutup hidung lalu kabur.

Atau menggulung lengan baju, pakai sarung tangan, dan mulai mengelolanya.

Karena hidup bukan soal menghindari kotoran.

Tapi tentang menjadi cukup dewasa untuk tahu:

Hidup adalah tentang menjadi peternak kehidupan yang lebih tangguh.

 

Dan siapa tahu, suatu hari...

Kamu akan bersyukur pernah melalui bau busuk ini.

 

Sumber:

Bryan Kiwm | Perihal Mental / Akun Threads @CissyWijaya

 

No comments